"Bukan 'dia' yang membuatmu sulit, tapi 'tentang dia' yang selalu menghantuimu."
***
Untuk beberapa alasan, Galang merasa dirinya amat sangat goblok.
Kegoblokannya tercetak jelas saat dia gagal move on dari Dias. Padahal, mereka udah putus 2 bulan yang lalu. Semua gara-gara kenangannya sama Dias bertebaran begitu saja, mengekor kemanapun dia pergi.
Mendengar lagu kesukaan Dias di kafe, melihat makanan favorit Dias di kantin, duduk di gazebo taman yang sering mereka jadikan tempat pacaran, lewat jalan rumah Dias (yang kebetulan searah), lihat pedagang asongan langganan Dias, sampai bilik toilet favorit Dias. Semua membuat Galang...well, sakit.
"Sakit banget ya?" tanya Nisrina.
Galang sadar dari lamunannya, menatap Nisrina dengan sorot mata biasa. Serapi mungkin menyembunyikan rasa patah hatinya.
"Lo tau pup? Yang masih anget, terus ada yang iseng-iseng nginjek sampai jadi ceceran pup? Nah, itu kayak hati gue," jawab Galang cuek. Sengaja dia mendeskripsikan hatinya seperti itu karena terinspirasi salah satu tokoh serial Webtoon.
"Ih, jijik tau!" Protes Nisrina. Yang benar saja, Galang emang biadab. Dia kan lagi makan. Kenapa tiba-tiba jadi bahas pup sih?
Huh..
"Kan urusan lo," balasnya cuek.
Ceritanya, dia dan Nisrina lagi sembunyi dari Dias.
Bayangin, hampir sebulan ini Galang harus tetap stay cool selama duduk berdua, maksudnya berhadapan dengan Dias. Setelah 1 bulan sebelumnya (pasca putus) vakum tanpa kehadiran Dias, tuh monyet langsung muncul gitu aja mengganggu obrolan dirinya dan Nisrina. What the hell gitu ya. Aura sekitar mereka langsung awkward. Tidak ada canda tawa seperti dulu, saling olok, atau sekedar sapaan 'Halo'.
"Mau nyoba pacaran sama gue? Yaah, anggep aja 'malaikat penolong disaat susah' gitu. Gimana?" Nisrina mengucapkannya dengan santai layaknya tanya 'lo udah makan?'
Doi juga baru putus dari Yogi. Biasa, diselingkuhin. Di depan mata.
"Otak lo mulai sarap gegara Vega nyium pacar lo di pojokan?" ucap Galang sinis, didorongnya dahi Nisrina pelan dengan telunjuknya. Berharap omongan ngaco si sahabat segera berakhir. Ya Tuhan.. Nisrina lupa apa kalau dia gay? Dia tidak punya ketertarikan lebih lanjut dengan Nisrina. Dia cuma mau Dias, tapi gengsi. Salah sendiri udah bilang Dias 'bencana'!
"Ya, emang the fuck lah si Yosi. Bodo amat. Eh, apa kamu gak pernah denger quote 'obat terbaik buat orang gamon adalah menemukan cinta baru'. So, mikir apa lagi sih? Kita pacaran, have fun, mencoba mengerti satu sama lain, udah. Ntar juga lupa sendiri sama mantan. True?" Galang menatap Nisrina heran, ternyata gadis didepannya serius dengan permintaannya. Berpikir positif, Nisrina hanya berniat menghiburnya. Iya, Galang tau mungkin sahabatnya juga gak tega lihat dia terlalu lama terpekur meratapi masa lalu. He knows it.
Tapi, nyatanya Galang tidak mengerti apapun.
Tentang bagaimana Nisrina menahan detak jantungnya yang berdentum.
Tentang bagaimana perutnya bergejolak, serasa ribuan serangga menari-nari didalamnya.
Atau, tentang bagaimana dia menunggu jawaban Galang dengan pandangan mendamba. Kisah cintanya yang sempat dipendam jauh di sudut hatinya, akhirnya mencuat. Dia ingin mengatakan sejak lama betapa dia sangat cemburu melihat adik sepupunya, Dias, menjalin hubungan spesial dengan Galang dalam waktu yang sangat cepat. Dia iri, lebih tepatnya. Dia yang 'menemukan' Galang lebih dulu, tapi Dias yang dapat hatinya pertama kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gay Code
Romance[Boyslove] Galang identik sama gay, penolakan, dan pantang menyerah. Dia gak sungkan coming out, gak sakit hati karena ditolak, dan gak pernah menolak kehadiran orang lain yang bener-bener care sama dia. Sekali lagi. Dia emang gay, tapi dia gak lem...