MWO?!!

4.7K 282 15
                                    

Note : Di chapter ini si Jisook, anakmu dengan Jimin, sudah menginjak umur lima tahun ya ....

Jisook Pov

BRAK!



Aku terbangun dari tidurku. Kaget. Suara apa itu? Aneh. Malam-malam seperti ini ada sesuatu yang jatuh. Apa itu hantu?

Jika benar itu hantu, bagaimana? Aku di kamar sendiri, tidak ada orang lain disini selain aku. Bagaimana jika hantu itu datang ke kamar ku? Aaaaa ... aku takut.

Aku lari keluar dari kamarku, aku ingin tidur di kamar eomma saja. Aku takut.

niatku untuk mengetuk pintu kamar eomma tertunda saat aku mendengar suara, "Aah.. Jimmhh nghh."

Itu seperti suara eomma.

Dan tak lama kemudian aku mendengar suara,"Aah ... sshh kau nikmatthh ...."

Itu suara appa.

Sebenarnya mereka sedang apa? Apa mereka tidur dengan berbicara seperti itu? Orang dewasa itu aneh. Dan tadi appa bilang nikmat? Apa appa memakan eomma? GAWAT! Jika appa memakan eomma, nanti aku tidak punya eomma lagi. Ini harus dihentikan.



TOK! TOK! TOK!



Aku ketuk pintu kamar orang tua ku keras. Appa jahat! Appa memakan eomma.

"APPA! EOMMA! Buka pintunya!" Teriak ku masih dengan mengetuk kencang pintu kamarnya.

Tak lama kemudian appa membukakan pintu kamar. Wajah appa berkeringat dan piyama merah yang ia pakaipun acak-acakan. Aku langsung menerobos masuk, meninggalkan appa di ambang pintu.

Ku lihat eomma berbaring di ranjang dengan selimut yang menutupi tubuhnya sampai dada. Dan jangan lupakan wajah eomma yang sama berkeringatnya dengan appa.

Eomma masih hidup. Appa tidak memakan eomma, tapi tadi kenapa appa berkata jika eomma nikmat?

Aku naik ke ranjang dan mengambil posisi tepat di samping eomma. "Eomma. Eomma tak apa?"

"Huh? E-eomma tak apa. Memang kenapa kau bertanya seperti itu?" jawab eomma terbata-bata. Matanya ia tujukan pada appa yang sudah duduk di sampingku.

"Dan kenapa kau bangun?" Tanya appa dengan nada kesal yang ia tahan.

Kenapa mereka seperti memarahi ku, hanya karena aku bangun dari tidur ku? Eomma harusnya berterima kasih padaku. Karena aku menyelamatkan eomma dari appa yang ingin memakannya.

"Eomma. Tadi aku terbangun karena aku mendengar sesuatu yang jatuh, karena aku takut jadi aku kesini dan aku mengira bahwa itu suara hantu. Tadi sebelum aku masuk kesini, aku mendengar suara eomma seperti ini 'Aah.. Jimmhh nghh' dan aku juga mendengar suara apa seperti ini 'Aah ... sshh kau nikmatthh'. Aku kira appa sedang memakan eomma jadi aku buru-buru kesini," aku memerhatikan wajah eomma yang merah padam,"tapi ku lihat, eomma baik-baik saja."

"Jisook-ah, mana mungkin appa memakan eomma ... appa bukan kanibal," ucap appa malas.

"Tapi tadi aku dengar appa bilang eomma nikmat."

"Sudah-sudah besok kau sekolah, kau harus tidur sayang. Kembalilah ke kamar mu, tidak ada hantu," ujar eomma dengan membelai kepalaku lembut.

"Tapi aku takut," aku memeluk eomma erat.

"Sayang, kau ini sudah besar jangan seperti ini."

"Baiklah, eomma."

Aku turun dari ranjang dan berlalu keluar dari kamar eomma.

.
.
.
.
.

You Pov

Setelah ku lihat Jisook keluar dari kamar, aku langsung menatap suamiku tajam. Yang ditatap malah menunjukan seringai yang membuatku bergidik ngeri.

"Mau melanjutkannya, sayang?" ucapnya sambil menumpukkan kepalanya di tangan kanannya, menghadapku dengan posisi miring.

"YA! Hampir saja kita ketahuan, bodoh. Jisook bahkan mendengar suara kita. Jika kau tidak meminta 'itu' padaku, ini tidak akan terjadi," aku memunggunginya,"dasar bodoh!"

Jimin memelukku dari belakang dan meletakkan kakinya di atas kakiku. Mau apalagi dia?

"Kenapa kau mau melayaniku hm? Jika kau menolak ini tidak akan terjadi. Ini sama-sama kesalahan kita, jadi jangan hanya menyalahkan aku saja," ucap Jimin sebelum akhirnya ia mencium leherku sekilas.

Aku berbalik menghadapnya dan berkata,"Baiklah-baiklah kita salah. Puas kau hah?"

Ayah Jisook tersenyum kecil kemudian mempertemukan bibirku dengan bibirnya. Melumatnya lembut dan sesekali menggigit gemas bibir bawah ku, aku yang menerima itu semua hanya bisa membalasnya.

Jimin kembali menjauhkan wajahnya, membenamkan kepalaku di dada bidangnya.

Nyaman.
Satu kata yang bisa mendeskripsikan diriku saat ini. Hanya pelukan laki-laki ini yang membuatku nyaman di dalamnya.

Walaupun kadang menyebalkan tapi dia tetaplah suamiku. Laki-laki yang sudah memilihku, menjadi pasangan hidupnya.

"Saranghaeyo, istriku," gumamnya.

—————————

CHA! Akhirnya nih FF bisa update lagi ....

Eh iyak. Maaf yaa kalo chapter ini mengecewakan :(

Maafkeun istri Jimin, selingkuhannya Kihyun juga kalo jarang update 😢

Sekarang kusudah kelas 9. Banyak pr, banyak apalan, banyak ulangan juga. Maapkeun diriku yang nantinya bakal lama lagi updatenya ....😂😢

Oke baiklah. Jangan lupa Voment yak. Enggak Voment? Ntar aku naena!

Jimin And You [PRIVATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang