Lost (Special Birthday)

5K 252 5
                                    

Obsidiannya menatap bentangan langit biru di atas. Pikirannya kosong, hatinya gelisah, jiwanya melayang entah kemana.

Jimin-orang itu, menghembuskan napas beratnya seakan semua masalahnya akan keluar seiring dengan hembusan napas yang keluar dari bibirnya.

Di balkon rumahnya ia meringkuk, meratapi semua masalah yang ia terima. Semua ini salahnya, hal ini terjadi karenanya.

"Kau dimana?" Air mata memenuhi pelupuk matanya, pandangannya mulai kabur.

Jimin menyadari bahwa semua yang ia lakukan salah. Dulu, ia sangat terganggu dengan ocehan-ocehan yang keluar dari bibir mungil wanitanya. Ia marah jika ada yang menganggu pekerjaannya. Ia tak memperdulikan dirinya ataupun istrinya sekalipun hanya demi pekerjaan, workaholic.

Air matanya sudah turun, membuat sungai kecil di pipi mulusnya. Mengingat bagaimana dirinya mengacuhkan wanita yang ia cintai membuat dadanya sesak dan sakit. Jimin mengutuk dirinya sendiri.

Jika saja ia bisa sedikit lebih peduli pada wanitanya, mungkin dia akan tetap disini. Menemaninya disaat susah maupun senang.

Jimin sudah mencarinya kemana-mana, tapi hasilnya nol. Dia tidak berhasil menemukan cintanya. Ia telah gagal dalam hal ini. Dan ini sukses membuat dirinya rapuh dan terpuruk.

Dering ponselnya, menginterupsi pria itu. Ia bangkit dan berjalan menuju ranjang, dimana ponselnya berada.

"Yeoboseyo?"

"...."

"Jinjja? Neo eodiya?"

"...."

"Oke, aku akan kesana."

Jimin dengan tergesa-gesa mengambil celana jeans dan kaos oblong hitamnya lalu berlari ke kamar mandi, memakai itu semua dengan kecepatan kilat.

Selesai dengan itu semua ia meraih ponsel putihnya kemudian melesat keluar dari rumah mewahnya. Kedua tungkai kakinya membawa tubuh kurusnya memasuki mobil mahal miliknya, melajukan mobil berharga ratusan juta won itu dengan kecepatan maksimal.

Membelah jalan kota yang terbilang sibuk dan ramai. Kakinya menginjak pedal gas tanpa henti. Sorot matanya menajam, rasa gelisah menerjang relung hatinya.

Aku harus menemukanmu. Apapun yang terjadi. Aku harus menemukanmu.

Mobil mewah itu memasuki basement sebuah hotel berbintang. Ia buru-buru keluar dari kendaraannya lalu berlari memasuki tempat penginapan itu. Melesakkan dirinya kedalam lift kemudian memencet tombol dua belas.

"Aku harap ini kau," gumamnya.

Setelah bunyi dentingan lift terdengar, pria bersurai abu itu keluar dari sana. Mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru koridor hotel sampai retinanya melihat pintu bernomor lima ratus lima puluh, pria bermarga Park itu segera mengetuk pintunya.

Sang penghuni kamar keluar, menemui orang yang sedari tadi ia tunggu. "Kook, (y/n) eodi? Dimana dia?"

Pria yang di panggil Kook itu memberi gestur untuk Jimin masuk kedalam kamar hotelnya, Jimin pun menurutinya.

Jimin And You [PRIVATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang