Prologue

1.6K 148 5
                                    

Ruangan ber-AC, kasur empuk, dan tumpukan novel di atas kasur adalah perlengkapan [Name] di sore hari setelah pulang sekolah. Tetapi, sekarang dia tidak berada di sekitar fasilitas tersebut, panggilan orangtuanya mengharuskan [Name] untuk datang ke ruang keluarga dan membicarakan beberapa hal. Beberapa hal tentang kepindahan mereka ke wilayah baru.

×Kuroo Tetsurou X Reader×

Suasana di kelas [Name] benar-benar mendatangkan kantuk. Pasalnya, guru yang mengajar pada jam pelajaran terakhir tidak memiliki semangat mengajar. Seperti pasrah akan apapun yang dilakukan murid-muridnya.

"Baiklah, PR untuk hari Senin depan adalah halaman enampuluh tiga," ucapnya memberikan jeda, "terserah kalian mau dikerjakan atau tidak."

"Iya, Pak." jawab mereka serempak, lalu muncul beberapa bisikan kecil.

"Apa-apaan guru ini?"

"Belum makan siang, kah?"

Guru itu berdiri dari kursinya dan berjalan menuju pintu kelas. "Sudah hampir pukul setengah lima, tunggu bel dan kalian boleh pulang." Kemudian dia menghilang.

Seisi kelas menatapnya miris. Dalam waktu limabelas menit, bunyi bel sekolah tanda sudah waktunya untuk pulang nyaring terdengar. Jam pelajaran di semua kelas segera disudahi, para murid berdiri dengan wajah berseri-seri serta langkah kaki yang berjalan cepat menuju gerbang sekolah.

"Kita pulang bareng, ya?"

"Mau makan di suatu tempat?"

[Name] melangkahkan kaki melewati koridor, sesekali membalas sapaan dari teman-temannya. Ia berniat akan langsung pulang karena tidak ada kegiatan klub voli di ruang lapangan indoor.

Jarak antara sekolah dan rumahnya terbilang cukup dekat, jadi hanya dengan berjalan kaki selama beberapa menit, [Name] sudah sampai di rumahnya.

"Tadaima.." ucap [Name] seraya menutup pintu dan melepas sepatunya.

"Okaeri~!" sambut ibunya dari pintu ruang keluarga. "Ibu sudah menyiapkan air hangat untuk mandi. Setelah itu, kembali ke ruang keluarga, ya!"

"Ha'i, ha'i."

[Name] menaiki tangga dan berjalan menuju kamar, menaruh tasnya di atas meja belajar, lalu masuk ke dalam kamar mandi.

[Name] membuka seragamnya dan segera berendam di dalam bak mandi berisi air hangat. Sepuluh menit kemudian, [Name] sudah rapi dengan celana pendek berwarna putih dan kaus hitam bergambar kelinci. Ia segera keluar dari dalam kamar.

Pasti pindah lagi, batin [Name] menebak saat menuruni tangga.

"Sayang, kita akan pindah ke Kota Tokyo," ujar ibunya begitu melihat [Name] masuk ke dalam ruang keluarga.

Sial, benar pindah, batinnya.

"Pindah lagi.. ya?" tanya [Name] seraya mendudukkan diri di sofa bersama orangtuanya. "Kota Tokyo? Tempat seperti apa itu?"

"Sangat bagus, banyak mal dan tentu saja.. toko buku. Kau pasti akan menyukainya." Kali ini ayahnya yang berbicara sambil menunjukkan deretan giginya dan mengacungkan ibu jarinya.

"Di saat aku mulai menyukai tempat itu dan tiba-tiba kita harus pindah. Benar sekali," ketus [Name] yang dibalas oleh tawa canggung kedua orangtuanya. "Lalu, dimana aku akan sekolah?"

"SMA Nekoma. Dan kau tau? Tim voli Nekoma sangat kuat, lho~"

"Kita sudah mengurus semuanya. Tentang kepindahanmu juga sudah diurus," sambung ayahnya, kemudian berdiri dari sofa. "Kalau begitu [Name], kau sudah bisa membereskan barang-barangmu sekarang. Besok pagi kita berangkat."

Winter's Apricot [Kuroo Tetsurou X Reader] (Haikyuu!! Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang