Chapter 6: Snow Changed Everything

277 45 9
                                    

[Name] mengeratkan pelukan di pinggangnya, memakai mantel tebal tetap saja membuatnya kedinginan. Hari ini dia tidak bisa ke sekolah dengan supirnya, jalan kaki adalah alternatif terberatnya. Walaupun jarak gedung apartemen menuju sekolahnya cukup jauh, dia tetap melakukannya.

×Kuroo Tetsurou X Reader×

Ya. [Name] tetap melakukannya, karena ada seseorang yang tidak sengaja berpapasan dengannya. Mau tidak mau orang itu harus berangkat bersama [Name] saat ini ke sekolah. Terdengar kejam? Sesungguhnya orang itu melakukannya dengan disengaja.

"Kau kedinginan?" tanya Kuroo, yang jawabannya sudah bisa ditebak.

"Iya."

Selepas itu, belum ada lagi percakapan yang meluncur dari mulut mereka. Sepuluh meter sebelum sampai di sekolah, Kuroo kembali menanyakan tentang kemarin.

"Kau sudah memakan buah Aprikot itu?"

"Sudah, tapi masih ada tiga di rumah," jawab [Name], mulai bisa beradaptasi dengan hawa dingin di sekitarnya.

"Baguslah. Apa kau sangat menyukai buah itu?"

"Hn, iya. Sama halnya seperti salju. Hanya saja, aku tidak terlalu suka dingin," [Name] terkekeh, ucapannya terdengar konyol di telinganya sendiri. "Salju sudah pasti dingin, hahaha..."

"Haha.." Kuroo tertawa kecil.

Mereka pun sampai di sekolah. Dua insan itu berpisah di depan pintu menuju loker-loker murid saat Kuroo mengatakan dia ada keperluan di ruang lapangan indoor.

"Sampai bertemu istirahat nanti," ucap Kuroo, melambaikan tangan ke arah [Name] sebelum dia berjalan menjauhi gadis itu.

[Name] membuka loker sepatunya, berbagai benda berjatuhan menyapa kakinya. Surat, bunga, boneka, dan cokelat. [Name] dengan konyolnya sampai memikirkan bagaimana benda-benda itu muat di dalam loker kecilnya.

"Karasuno?" [Name] tersenyum miris. "Mereka niat sekali sampai mengirimnya ke sini."

[Name] memasukkan semua barang-barang itu ke dalam tasnya, dia belum ada keinginan untuk membaca gombalan di pagi hari. Lalu, dia mengganti sepatunya dengan sepatu yang ada di lokernya.

Kelas adalah tujuan berikutnya. [Name] berjalan melewati koridor, lalu segera menaiki tangga menuju lantai dua. Di kelas, sesuatu yang kurang bisa diduga terjadi.

"Selamat ulangtahun, [Name]-chan!"

Satu-persatu siswi memeluk [Name] dan memberikan ucapan serta doa. Begitupun dengan para siswanya yang menyalami [Name] dengan wajah berseri-seri.

"Eh? Ulangtahun?" [Name] bergumam setelah menerima semua ucapan mereka. Tidak pernah terpikirkan olehnya kalau sekarang adalah hari itu.

[Name] bergegas menuju bangkunya, membuka tas, dan mengecek isi surat-surat tersebut. Dan, ya. Isinya ucapan selamat ulangtahun untuknya serta kata-kata rindu yang baru bisa tersampaikan.

"Haha, dasar Karasuno. Selalu saja begini."

Mereka bahkan lebih hafal hari ulangtahunku ketimbang aku sendiri. Kukira sekarang hari Valentine, karena coklat-coklat itu, batin [Name] miris.

Tak lama setelah kontak batinnya berlangsung, [Name] menepuk dahinya sendiri. Tidak mungkin Valentine terjadi pada musim dingin begini. Memang bodoh!

***

Tiba saatnya istirahat. Kegiatan belajar-mengajar dihentikan. Para murid beserta guru keluar dari penatnya suasana belajar. Begitu pula dengan [Name] yang sudah duduk di salah satu bangku panjang di koridor lantai satu.

Winter's Apricot [Kuroo Tetsurou X Reader] (Haikyuu!! Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang