Aroma Parfum (7)

49 8 1
                                    

" untuk pertama kalinya aku mengabaikan pesan orang tuaku.."

*****

Sepanjang perjalanan aku hanya terdiam, tanpa tau apa yang harus aku bahas didalam mobil yang dikendarai oleh Fathur, sementara dia fokus menyetir dan tidak mengajakku mengobrol seperti biasanya, mungkin dia bingung harus membahas apa,
Sama sepertiku. Wangi parfum itu lagi- lagi menghampiri penciumanku, dan...

Dua tahun lalu ketika aku duduk dibangku SMA.

" Stttttt...!, Della! " Seseorang dari samping pojok kelas sebelah kanan berbisik memanggiku ditengah guru sedang menjelaskan pelajaran bahasa inggris, yang tak lain adalah pacarku, dia bernama Argha,
- Argha Fradygta-, nama lengkapnya. Aku pun menengok kearahnya dan melirik kearah Meta yang duduk tepat disamping sebelah kananku.

" Apa.." Jawabku sangat pelan karena tidak ingin diketahui oleh guru bahasa inggris.

" Nanti pulang main yuk ? " Ajak Argha sambil meletakkan tangan kanannya disamping bibirnya.

" Argha! What are you doing?, listen to me!" Tiba- tiba Miss Lina berteriak. Aku  dan Argha pun langsung kembali memusatkan pandangan ke papan tulis.

Bel pulang telah berbunyi, teman teman sekelasku sudah hampir bubar semua dan menuju ke pintu kelas, sementara aku masih merapihkan buku dan semua alat tulis yang berada diatas meja, kemudian memasukannya kedalam tas. Begitu juga dengan Meta. Argha menghampiriku dan duduk diatas meja menghadapku.

" Dell, gue duluan ya" Ucap Meta sambil menyandangkan tas gendong kepundaknya.

" Ok..." Jawabku tersenyum.

" Dell, kita ke mall yu, aku pengen ngajak kamu makan, sama ke timezone, sekalian kita main disana "

" Gimana ya Gha, aku ga bisa kalau pulang sekolah langsung main, takut mamahku khawatir, soalnya hari ini mamah gak ada jadwal ke kampus, lagian kalau papaku tau aku gak bakal diijinin, apalagi pergi sama cowok, pake seragam lagi! "

" Dell, kita kan jadian udah dua bulan, masa kita belum pernah jalan sama sekali, kita juga belum merayakan hari jadian kita! " Pintanya setengah memelas.

" Aku tau Gha, tapi gak bisa sekarang, kan masih banyak waktu.." Bujukku.

" Kapan Dell? kalo kamu udah dirumah aku susah nemuin kamu, kamu kan gak bisa keluar, aku juga gak tau harus hubungin kamu kemana? kamu kan gak pake handphone."

" Kamu ngertiin aku dong, kamu kan tau posisi aku gimana, aku gak boleh pacaran sama papa aku, makanya aku gak boleh pake handphone.." Jelasku memberi pengertian sambil menatap wajahnya yang tirus.

" Della please, kali ini aja..kamu turutin kemauan aku ya-" Pintanya setengah memaksa sambil memegang tanganku. Aku tak tega melihat wajahnya yang melas, aku pun menuruti kemauannya, untuk pertama kalinya, aku mengabaikan pesan orang tuaku.

*****

Heart Beat Of DellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang