Chapter - 1

28.3K 825 24
                                    

Pagi yang cerah di AMI hospital, dedaunan yang berembun membuat sejuk cuaca pagi ini. Di parkiran khusus para dokter, datanglah sebuah mobil Mazda RX-8 berwarna merah. Mobil itu berhenti di dekat sebuah mobil BMW milik salah seorang dokter.Tak lama keluarlah seorang gadis dengan memakai rok sepan berwarna hitam di padu dengan kemeja berwarna merah yang bagian lengannya sudah dilipat hingga siku. Wanita dengan perawakan yang terbilang mungil bagi ukuran para wanita biasanya. Rambut panjang pirangnya di ikat kuda sehingga memperlihatkan leher jenjang putihnya. Wanita yang memiliki paras cantik khas Spayol dengan mata biru terangnya menambah kesempurnaan kecantikannya. Wanita itu menyambar tas berwarna merahnya dan di sampirkan ke bahu sebelah kirinya lalu menutup pintu mobil dan beranjak memasuki area rumah sakit.

Langkahnya sangat ringan dan anggun. Rambutnya terombang ambing mengikuti langkahnya. "pagi dokter Claudya" sapa dokter Reza.

Dia adalah Dokter Claudya Ananda Lawrent dari keluarga Lawrent yang berasal dari Negara Spayol. Dia adalah seorang dokter bedah spesialis anestesi kardiovaskuler di tim operasi 1. Claudya merupakan Anestesi terbaik di AMI Hospital.

"pagi dokter Reza, bagaimana persiapan operasi pagi ini?" Tanya Claudya

"sudah siap semuanya, tapi dokter Thalita dan dokter Dhika belum terlihat" jawab Reza.

"baiklah, nanti aku akan kembali memeriksa kondisi pasien" ujar Claudya

"dokter, kamu sudah dengar kalau dokter Chaily sudah kembali" ucap Reza

"dokter Chailly kembali? Serius kamu? wah syukurlah jadi tim satu kembali lagi" ucap Claudya bahagia. 'aku sudah sepet melihat wajah munafik Thalita' batin Claudya

"katanya dia akan menggantikan dokter Thalita untuk sementara waktu saat dia cuti melahirkan" jelas Reza dan Claudya hanya tersenyum puas mendengarnya.

"baiklah, aku akan keruanganku dulu" ucapClaudya dan diangguki oleh dokter Reza.Dokter Claudya melangkahkan kakinya menuju ruangannya.

Claudya memasuki ruangannya dan memakai jas dokter miliknya. Setelahnya, diamembuka sebuah map berwarna hijau di atas mejanya, saat di buka ternyata sebuah undangan jatuh ke lantai. "undangan apa ini" gumamnya seraya memungut undangan berwarna gold itu.

Ternyata itu adalah undangan pesta temannya saat kuliah dulu. Dia mengadakan party di salah satu club malam yang cukup terkenal di Jakarta.Claudya menyimpan undangan itu dan membaca isi map di tangannya yang berisi tentang perkembangan hasil medis salah satu pasien.

Setelah membaca dan memahami isi dari berkas itu, Claudya beranjak dengan membawa stetoschope miliknya menuju ruangan UGD. Claudya memeriksa kondisi pasien seorang wanita lanjut usia yang akan melakukan tranplantasi jantung. Setelah memastikannya, Claudya berjalan menuju ruangan Dhika. Dimana Dhika saat ini memegang posisi Direktur utama pengganti Hans pamannya. Tetapi Dhika masih ikut turun untuk melakukan operasi walau tida sesering biasanya.

Claudya mengetuk pintu besar dan kokoh berwarna coklat itu. Setelah ada sahutan dari dalam, Claudya memasuki ruangan itu dan terlihat sosok dokter tampan yang duduk dengan tegap dan gagahnya di kursi kebesarannya. Claudya sempat terpaku sesaat menatap laki-laki tampan tak jauh di hadapannya.

"bagaimana?" Tanya Dhika membuyarkan lamunan Claudya.

"ini hasil data pasien, dok. Pasien bisa melakukan operasi siang ini" ujar Claudya membuat Dhika mengangguk paham dan masih membacanya dengan seksama. Claudya masih berdiri di hadapannya dengan tatapan yang masih terarah ke Dhika yang terlihat sangat tampan.

"baiklah aku paham, kamu boleh pergi dokter Claudya. Dan siapkan untuk operasi siang ini" ucap Dhika yang di angguki Claudya.

"baiklah dokter, saya permisi" Claudya keluar dari ruangan Dhika dan berjalan menuju ruangannya.

Saat ini Semuanya sudah berada di dalam ruang operasi dengan Thalita yang masih bekerja walau usia kandungannya sudah memasuki 8 bulan. Tak lama Dhika muncul dengan sudah lengkap dengan pakaian operasinya.

"sudah siap semuanya?" Tanya Dhika

"saya sudah menyuntikkan 2ml penthothal dan atracurium" ucap Claudya. "operasi sudah bisa di mulai" tambahnya

"baiklah, ayo kita mulai operasinya" ucap Dhika. "pisau bedah" ucap Dhika dan Meliana menyodorkannya. Dhika mulai menyayat dada pasien dengan Thalita yang sigap mengusap darah yang keluar.

Dhika mulai melakukan pembedahan pada dada pasien, hingga tak lama datang dua orang suster dengan mendorong meja berisi organ jantung yang di bekukan di dalam kotak persegi dari kaca. Setelah lama berkutat disana dengan bantuan Thalita, Dhikapun melakukan trasplantasi jantung pada pasien.

"pedal" ucap Dhika dan Meliana menyerahkannya ke tangan Dhika. "isi 50 joule" ucapnya lagi. "shock"

Deg deg deg

Sekali hentakan, jantungpun langsung berdetak. Dan Dhika mulai melakukan tahap akhir operasi.

Dhika dan Thalita bersama-sama keluar dari ruang operasi. Keduanya berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Dhika bahkan sempat berhenti berjalan dan menyeka keringat di kening Thalita membuat Thalita tersenyum.

"kita langsung makan siang bareng yah" ucap Dhika membuat Thalita mengangguk.

Mr. PsycoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang