Ibu atau anaknya?
Penyataan itu terngiang di telinga Okta membuatnya terdiam dalam kebimbangan."apa sangat sedikit harapan untuk menyelamatkan keduanya?" Tanya Dhika yang juga merasakan apa yang dirasakan oleh Okta.
"iya pak, harapannya sangatlah kecil. Dokter Clarissa mengalami pendarahan yang cukup hebat" ujar Hesti. Dhika hendak mengajukan pertanyaannya lagi tetapi tertahan saat mendengar suara Okta.
"selamatkan bayinya" ujar Okta dengan tatapan kosong membuat Dhika menengok ke arah Okta tak percaya dengan pilihannya.'aku percaya dengan janjimu, nela. Aku yakin kamu tidak akan pernah meninggalkanku begitu saja, aku yakin kamu tidak akan begitu saja melepaskan kebahagiaan kamu' batin Okta.
"gator, loe serius?" Tanya Dhika yang kaget dengan keputusan Okta.
"gue percaya pada nela kesayangan gue. Dia gak akan begitu saja meninggalkan gue walau gue tidak memilihnya" ujar Okta penuh keyakinan membuat Dhika simpati dan kagum akan keyakinan Okta.
"siapkan operasinya dokter Hesti, dan berikan laporan medisnya kepada saya. Saya akan ikut turun membantu anda" ujar Dhika yakin membuat Okta menatap Dhika dengan berkaca-kaca dan terharu.
"kita harus selamatkan keduanya, dokter Hesti. Kamu fokus ke bayinya, biar dokter Clarissa menjadi fokusku" ujar Dhika semakin membuat Okta terharu.
"gue akan berusaha nyelametin nela loe" ujar Dhika tersenyum seraya menepuk pundak Okta.
"thanks, Dhik" ujar Okta sangat bahagia mendengarnya dan sedikit mengobati keresahan dan ketakutannya.Dhika beranjak bersama Okta sudah sangat gelisah di luar, menunggu operasi istrinya selesai. Okta terus saja mondar mandir dan sesekali mengintip kedalam ruang operasi."tenanglah gator, gue yakin nela akan baik-baik saja" ujar Angga.
"gue gak bisa tenang Angga" ujar Okta kesal.
Cukup lama, operasi dilakukan dan Dhika keluar dari ruang operasi dengan hanya memakai pakaian operasinya. Okta langsung berdiri mendekati Dhika bersama semua sahabatnya."gimana?" Tanya Okta
"anak loe baik-baik saja, dia sedang di bersihkan di dalam" ujar Dhika.
"Alhamdulillah" ujar semuanya lega tetapi tidak dengan Okta
"lalu bini gue?" Tanya okta sudah berkaca-kaca, seketika ekspresi Dhika berubah sedih dan terlihat bingung menjelaskannya."jawab Dhika !!" Tanya okta tak sabar dan tak tenang.
"dia-" Dhika terdiam sesaat dan menarik nafasnya seakan akan mau mengatakan hal yang sangat berat.
"tidak mungkin,,, nelaaaaaaa....hikzzzzz" Okta langsung menangis seketika. Dan mundur hingga punggungnya menabrak dinding di belakangnya.
"kenapa kamu mengingkari janji kamu, nela.. kenapa kamu meninggalkanku dan anak kita secepat ini" Okta bersandar ke dinding di belakangnya dengan wajah yang tertunduk dan menangis.
"kenapa kamu harus pergi secepat ini, nelaa... kamu sudah berjanji padaku" isak Okta membuat semua sahabatnya tertegun
"apa yang loe katakan, gator" ujar Dhika berjalan ke hadapan Okta dan mencengkram kedua lengan Okta membuat Okta menatap kearah Dhika.
"nela gue sudah meninggal, iyakan?" Tanya Okta sendu.
"siapa yang bilang? Nela loe masih hidup" ujar Dhika dan kini Okta yang tertegun kaget.
"lalu kenapa ekspresi loe sedih tadi, seakan akan mau memberi kabar buruk" amuk Okta seraya melepas cengkraman kedua tangan Dhika.
"gue belum selesai menjelaskan,, loe sudah ngambil kesimpulan sendiri. dengar,, nela loe baik-baik saja hanya keadaannya masih dalam masa kritis" ujar Dhika dan Okta langsung memeluk Dhika sambil menangis
"thanks,,loe sudah nyelametin keduanya" ujar Okta
"jangan lebay,, udah hapus air mata loe. Gue ngeri liat loe nangis" ujar Dhika menepuk punggung Okta dan melepas pelukannya.
"gue pengen cium loe" cicit Okta
"ogah gue" ujar Dhika langsung mundur dan yang lain terkekeh
"Okta loe benar-benar lebay" ujar Irene
"dokter Dhika, ini bayi nya" dokter Hesti keluar ruangan dengan menggendong bayi yang sudah di bedong. Dhika mendekati Hesti dan menggendong bayi laki-laki itu, membuat semuanya mengerumuni Dhika.
"anak buaya sudah lahir" kekeh Seno
"mirip banget sama si gator" ujar Angga melihat bayi merah itu.
"awassssss,,, bapaknya yang tampan mau melihat dan mengadzaninya" ujar Okta setelah menghapus air matanya.Alligator kembali seperti biasanya,,,
Okta mengambil alih bayinya dari Dhika dan memperhatikan wajah bayi yang terlelap itu. "loe bisa adzannya kan?" Tanya Daniel ragu
"ya bisa lah,, apa sih yang alligator nggak bisa" ujar Okta bangga membuat yang lain terkikik.
"gini dong, kan lebih terlihat tampan dan unyunya di banding tadi mewek mewek" ujar Dewi membuat Okta terkekeh
"gue juga kan punya hati dan emosi jiwa" ujar Okta membuat yang lain terkekeh.
"ssssttt diam semua,, Oktavio Adelio Mahya akan beradzan" ujar Okta.
"baiklah,, silahkan pak Oktavio" ledek Serli dan Oktapun mengadzani anaknya tepat di telinga anak laki-lakinya itu.
"selamat yah gatorrrrr" ucap semua sahabatnya serempak setelah Okta selesai mengadzani.
Chacha di pindahkan ke ruang ICU, karena kondisinya masih dalam keadaan kritis. Okta dengan setia menunggu Chacha diluar ruangan. Semua sahabatnya kembali pulang kecuali Daniel dan Serli yang menemani Okta.
Sebulan sudah berlalu, tetapi Chacha masih belum sadarkan diri. Okta sudah seperti mayat hidup yang tak mengurus dirinya sendiri, bahkan putranya belum dia kasih nama. Semuanya memanggil anak laki-laki Okta dengan nama son.Son di rawat oleh Serli dan Daniel, dan son mendapatkan asi dari Thalita. Sekarang sudah tak ada lagi Okta yang suka selengekan dan menyebalkan, Okta sungguh berubah 180 derajat dari biasanya. Dia hanya melamun dan melamun kesehariannya.
Tak hanya Okta, tetapi Thalita juga yang semakin menghindar dari Dhika. Thalita melakukan ini agar saat dia meninggalkan Dhikanya. Dhika tak akan pernah merasa sakit hati lagi seperti dulu. Thalita hanya berusaha fokus pada kedua anaknya.
Saat ini Thalita tengah mengganti popok leonard di kamar kedua anaknya yang berdampingan dengan kamarnya. Leonna terlihat sedang anteng mengemut tangannya, yang sudah menjadi kebiasaannya. Tak lama Datanglah sang mama mertua dan papinya Dhika untuk menengok kedua cucu twinsnya.
"kamu gak kerepotan kan, ngurusin mereka berdua sendirian?" Tanya Elga duduk disamping Thalita, sedangkan Surya sedang mengajak main Leonna.
"sejauh ini twin gak rewel mom, mereka sangat anteng. Jadi Lita bisa mengurusi mereka, tadi saja saat memandikannya harus di bantu bibi. Bibi juga ternyata sangat handal mengurusi bayi" jelas Lita
"syukurlah, mulai besok mommy akan datang pagi-pagi kesini untuk memandikan kedua cucu mommy. Kamu masih belum boleh banyak bergerak sayang" ujar Elga penuh perhatian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Psyco
Mystery / ThrillerBaca full di aplikasi dreame. Follow akunnya iin sonaris dan jangan lupa pencet tombol love.