Chapter 3

15.7K 475 17
                                    

Sabtu pagi di kediaman Pramudya Casandra di bandung. Dhika terlihat tengah mengotak atik mesin mobil sport favoritnya. Tak lama thalita berjalan mendekati dhika dengan membawa nampan berisi minuman dan makanan, thalita terlihat memakai blouse panjang berwarna kuning tua, rambut panjangnya dia ikat kuda.

"masih belum selesai, sayang?" Tanya lita saat sudah berdiri di samping dhika. mendengar panggilan dari istri tercintanya membuat dhika menengok dan tersenyum kearah lita.

"sebentar lagi, sayang. aku lupa kemarin belum sempat di service, remnya sedikit longgar" jawab dhika

"ini minumlah dulu orange jusnya biar segar" ujar lita

"kamu kenapa buatkan ini untukku? Aku kan sudah bilang jangan melakukan kegiatan apa-apa" ujar dhika dengan tatapan khawatir.

"ini di buat sama mama kok sayang, aku hanya mengantarnya saja" ujar lita membuat dhika mengambil gelas berisi orange jus itu lalu meneguknya,, dan kembali menyimpannya diatas nampan.

Thalita menyimpan nampan di meja yang ada di teras rumahnya. Thalita kembali berjalan mendekati dhika yang terlihat kembali sibuk dengan mesin mobilnya. Thalita mengusap bulir-bulir keringat dari pelipis dhika dengan tissue di tangannya membuat dhika menengok dan berdiri tegak.

"wajah kamu cemong-cemong" ujar lita sambil sesekali mengusap wajah dhika yang kotor dengan sebelah tangannya yang tidak memegang tissue.

Dhika merasa kejadian ini pernah terjadi sebelumnya. 'apa ini khayalan lagi?' batin dhika

Cup

"kenapa menciumku?" Tanya lita mematung seketika mendapat kecupan singkat yang tiba-tiba dari dhika

"tidak apa-apa, bibir kamu melambai-lambai minta dicium" ujar dhika tersenyum membuat lita terkekeh.

"modus kamu" jawab lita membuat dhika terkekeh.

"duduklah di teras, disini panas. Sayang" ujar dhika dan lita berjalan ke arah teras, duduk manis disana sambil menatap dhika.

Dhika dan lita memang sedang berkunjung kerumah orangtua thalita di bandung. Usia kandungan lita sudah memasuki bulan ke 9 dan chacha bulan ke 6. Dhika semakin ketat menjaga thalita, bahkan thalita sudah tidak diperbolehkan bekerja dan hanya duduk manis diruangan dhika untuk menemani dhika.

"jangan melamun, pamali" tegur seseorang membuat lita menengok kearah seseorang itu

"kakak" ujar lita tersenyum kearah natasya yang baru saja duduk di kursi dekat thalita.

"kapan prediksi kelahiran anak-anakmu?" Tanya natasya

"chacha bilang sih, dua minggu lagi kak"ujar lita membuat natasya mengangguk.

"ya mudah-mudahan gak ada hambatan dan semuanya lancar" ujar natasya

"amin, kak" jawab lita. "kemana dino dan dela?" Tanya lita

"mereka lagi main sama papanya" jawab natasya hingga dhika berjalan mendekati mereka.

"udah selesai?" Tanya lita dan dhika mengangguk

"aku mandi dulu yah" jawab dhika dan thalita kini yang mengangguk.

"kamu terlihat sangat bahagia hidup dengan dhika" ujar natasya membuat thalita mengangguk.

"sangat kak, aku sangat bahagia. Dia selalu membuatku bahagia dan selalu menghujaniku dengan cintanya. Aku merasa sangat dicintai" ujar lita antusias membuat natasya terkekeh.

"dia laki-laki yang sangat baik, dulu saat kami satu sekola. Dia selalu baik dan ramah sama semua orang, dia itu adalah ketua osis yang sangat di kagumi siswi satu SMA, bukan hanya kebaikan dan keramahannya saja yang diidolakan semua siswi di sekola tapi juga prestasinya yang selalu membanggakan nama sekola" ujar natasya

Mr. PsycoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang