Forgiveness

961 104 14
                                    

2018

Hujan kembali mengguyur kota seoul, cafe sedang dalam keadaan sepi. Jeonghan hanya duduk di meja panjang mereka, menikmati teh dan memainkan ponselnya.

"Hyung, apa tidak sebaiknya kau menyuruh Seungcheol hyung masuk? Hujan sedang deras hyung" ucap Ming.

"Dia yang memutuskan untuk menunggu diluar, jadi terserah dia. Aku tidak peduli" jawab jeonghan.

Seungcheol memang sedang berdiri diluar cafe sejak 2 jam yang lalu, lalu 1 jam lalu ia diguyur hujan. Jeonghan tidak terlalu perduli sebenarnya, rasa bencinya begitu besar saat ini jadi ia tidak ingin memperlihatkan kepeduliannya pada Seungcheol.

Jeonghan hanya bekerja seperti biasa, bersikap seolah-olah namja yang ada diluar itu tidak ada. Hujan tak kunjung reda bahkan sampai pukul 10 malam, Jeonghan sedang didapur membantu Mingyu ketika Seungkwan berteriak.

"Wae seungkwan ah?" Tanya Jeonghan.

"Hyung...seungcheol hyung, dia benar-benar pucat. Hyung, suruh dia masuk"

"Aku tidak peduli seungkwan ah"

"Hyung jebal..."

Jeonghan akhirnya keluar dari dapur, ia bisa melihat Seungcheol yang masih berdiri didepan cafenya dibawah guyuran air hujan. Dia sudah menggigil kedinginan, bahkan sekarang wajahnya sudah pucat pasi.

"Berhenti bersikap kekanakan. Masuklah" ucapnya dingin dari depan pintu cafe.

"Maafkan aku Yoon Jeonghan"

"2 tahun. 2 tahun kau pergi tanpa penjelasan apapun, lalu kau bertunangan dan sekarang kau kembali untuk meminta maaf. Apa kau fikir akan secepat itu aku memaafkanmu? Apa dengan berdiri dibawah hujan seperti ini akan membuatmu mendapatkan maaf dariku? Tidak seungcheol ah, tidak semudah itu"

Seungcheol berjalan mendekat kearah Jeonghan dan menghapus air mata di pipinya,"Aku sudah berbuat sebuah kesalahan besar. Maaf, tapi cintaku padamu tidak pernah berubah sedikitpun"

"Aku mencintaimu tapi membencimu di waktu bersamaan"

"Maaf. Berikan aku waktu, untuk menjelaskan semuanya. Aku memiliki alasan untuk semuanya, aku sangat mencintaimu Hannie ya" ucap seungcheol sebelum akhirnya jatuh pingsan dipelukan Jeonghan.

"Seungcheol ah....choi seungcheol...Cheol ah!!"

"Kita bawa dia masuk" ucap Jisoo bersama Mingyu dan hansol.

Mereka membawa Seungcheol kelantai atas, disana ada sofa panjang. Jisoo dan Mingyu lalu menggantikan baju seungcheol, sedangkan Jeonghan menyiapkan minuman hangat untuknya.

"Jeonghan ah, kau jaga dia disini lalu yang lain segera kembali bekerja"

Jeonghan duduk disamping Seungcheol, ia mampu melihat bagaimana pucatnya wajah Seungcheol.

"Kau tahu betapa bodohnya dirimu Cheol-ah? Kini aku tidak tahu harus bersikap seperti apa padamu"

Seoul 2017

Hyosun memasuki winter 17, ia ingin segera menemui Jeonghan setelah pertemuan yang ia rencanakan 2 hari yang lalu. Jeonghan yang ia temui secara langsung ternyata jauh lebih cantik dibandingkan foto-foto yang ada di ponsel Seungcheol, dia juga sangat baik dan ramah. Sekarang ia tahu apa yang membuat oppanya itu sangat mencintai Jeonghan, seorang Seungcheol yang hanya memperdulikan pekerjaan dan tidak tertarik untuk menjalin hubungan serta jatuh cinta kini justru bertekuk lutut pada pesona Yoon Jeonghan.

"Selamat datang. Untuk berapa orang?" Tanya seorang namja menggemaskan dengan aksen yang berbeda pada Hyosun.

"Mmmn, apa Jeonghanie oppa ada?"

Winter 17Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang