Special chapter II : Stay by my side

1.8K 144 15
                                    

Jeonghan masih berada didapur menyiapkan sarapan pagi, dengan apron biru serta rambut yang ia ikat cukup tinggi menunjukan leher jenjangnya membuatnya terlihat begitu cantik.

Sepasang lengan berada di pinggang Jeonghan, ia juga merasakan sebuah kecupan dileher serta bahunya. Tanpa melihat sekalipun, ia tahu siapa namja itu.

"Pagi sayang. Saranghae" bisiknya dengan lembut.

"Pagi cheol ah, nado saranghae"

"Oppa ini masih pagi, jadi jangan menodai mata suciku" ucap Hyosun.

"Hyosun, jangan seperti itu. Kau harusnya memaklumi pasangan pengantin baru kita" ucap umma Seungcheol.

Kalian tidak salah membacanya. Jeonghan dan Seungcheol memang sudah menikah, 1 bulan setelah meninggalnya appa seungcheol. Kini keduanya sudah menikah selama 3 bulan lebih, seungcheol kembali ke seoul untuk melanjutkan bisnis Athenna group, Jeonghan masih sibuk mengembangkan bisnisnya namun sekarang dia membagi seluruh cafe miliknya untuk semua karyawan istimewanya. Dia sudah tidak membutuhkan hal itu, karena seungcheol sudah mampu menghidupinya meski begitu cafe utama tetaplah miliknya dan juga tempat dimana mereka bertiga belas selalu berkumpul.

Cafe itu yang menyatukan mereka, begitu banyak cerita serta kenangan didalamnya dan jeonghan tidak mau kehilangan itu.

"Oppa, apa kau sudah hamil? Aku ingin memiliki keponakan" ucap Hyosun.

"Apa yang kau bicarakan?" Tanya Seungcheol.

"Oppa tahu apa yang aku maksud. Ayolah, jihoon oppa saja sudah hamil. Ini pasti karena seungcheol oppa terlalu sering bekerja"

"Tuhan hanya belum memberikannya Hyosun ah. Cepat selesaikan sarapanmu, kau ini ceo macam apa yang datang terlambat" ujar umma seungcheol.

"Ada do yoon yang mengatasinya"

.
.
.
.

Jeonghan masuk kedalam cafe, badannya entah mengapa terasa tidak enak.

"Wae hyung? Wajahmu mengerikan" sapa wonwoo.

"Entahlah, perutku mual. Bisa buatkan aku sesuatu yang manis?"

"Aku akan menyuruh Mingyu membuatkan milkshake untukmu"

"Gomawo..."

Jeonghan mengambil ponselnya dan menghubungi seungcheol, dia merindukan suami tampannya itu.

"Ne Hannie ya. Kau sudah di cafe?"

"Ne. Cheol ah, nanti kau makan siang di cafe kan?"

"Jika tidak ada rapat aku akan kesana. Wae?"

"Bogoshippo"

"Aigoo uri Hannie neomu kyeopta. Baiklah aku akan kesana nanti"

"Cheol ah, bisa belikan aku boneka teddy yang besar warna putih"

"Arasseo, akan aku belikan. Sampai nanti sayang"

"Annyeong cheol ah"

Jeonghan meletakkan kepalanya di meja sambil menunggu milkshakenya, tubuhnya benar-benar sakit semua.

"Ini hyung, strawberry milkshake untukmu" ucap wonwoo.

"Kau yakin baik-baik saja? Wajahmu pucat hyung" tanya wonwoo sambil memeriksa suhu tubuh jeonghan.

"Gwenchana, tapi entah mengapa tubuhku sakit semua"

"Apa seungcheol hyung habis 'menghajarmu' semalam?"

"Aniy, kami tidak melakukannya semalam"

"Hyungie annyeong" seru Seungkwan.

"Annyeong kwanie...hansolie..."

Winter 17Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang