Chapter 30

1K 73 2
                                    

Cathrine's POV

"Stella! Gue udah bikin kuenya nih," gue menghampiri Stella yang lagi duduk sendiri. Biasanya ada Ally di dekatnya, walaupun Stella biasanya cuma jadi nyamuknya Ally-Taylor.

"Widih manteb. Udah di kasih bumbu cinta belom?" Stella tersenyum, agak jahil.

Gue menjulurkan lidah, lalu berkata, "Ya enggak lah, kalo gue kasih bumbu cinta, nanti semua yang makan jadi suka sama gue. Termasuk lu."

"Ew," kata Stella.

"Ew juga," gue ngikut.

"Eh Cath, lu inget gak sih, hari ini kan kita ada ekskul," ucap Stella agak berbisik.

"Eh astaga. Lupa, sumpah!"
Sumpah, gue baru inget hari ini ada ekskul. Ekskul bahasa Inggris, Ms. Joy galak banget, heh.

"Bolos aja kali ya, Cath? Kalo kita ikut ekskul dulu, jam 3 baru kelar, kakak gue cuma bisa ngajar sampe jam 5. Dikit banget waktunya."

"Iya dah bolos aja kali ya.. Tapi Ms.Joy galak banget weh," kata gue pelan, berharap gaada yang denger.

"Sekali-sekali langgar aturan boleh lah, Cath. Udah SMA loh.."

Gue mikir, ya bener juga sih. Lagian ekskul kan tambahan doang. Fisika penting buat naik kelas. Gue ga mau gak naik kelas trus gak lulus bareng Cam... Pemikiran yang cukup jauh.

"Oke dah. Cuma kita perlu bilang dulu gak ke Bryant dkk?" gue berkata, sengaja nyebut Bryant buat ngegoda Stella.

"Cam dkk maksud lu? Boleh."

"Bryant dkk kali ah? Ayuk cari mereka," goda gue lagi.

Stella menatap gue agak sinis, lalu kita berdiri segera mencari Cam.

Gue ngeliat ada anak XIA2, jadi gue langsung minta Stella buat tanya dimana kelas mereka.

"Stell, tuh anak XIA2 kan? tanya deh,"

Stella langsung menghampiri cewek itu—gue gatau namanya— dan gue diem gak mengikuti Stella.

Stella berbalik ke arah gue setelah mereka berbicara sedikit.

"Pkn, Cath."

"Yaudah yuk, 7 menitan lagi bel masuk nih."

Gue dan Stella langsung berjalan agak cepat ke arah ruang PKn.

Dari jauh gue bisa liat Cam, Chris, dan Bryant, dan beberapa anak cowok kelasnya, kayaknya akrab banget.

Gue jadi ragu mau mendatangi mereka, takut dikatain atau apa.

"Stell, Stell. Sini dulu deh, itu cowok semua, males gue," gue menahan Stella, dan kita menghentikan langkah kita.

"Et iya, gimana ya?"

"Hmm.." gue berpikir.

"Coba jalan ngelewatin mereka aja deh, kali aja Bryant liat trus kita bisa panggil," gue ngomong ke Stella, lagi-lagi sengaja pake nama Bryant.

"Cam kali. Yaudah yuk,"

Gue dan Stella mencoba berjalan melewati kerumunan cowok-cowok itu.

Dan untung Bryant ngeliat kita, dan langsung mengalihkan pandangan ke kita.

"Jadi kan?" Bryant berkata ke arah kita, ke Stella sih tepatnya.

Gue mengayunkan tangan gue, memanggil Bryant supaya menjauh dari kerumunan cowok itu, dan mengikuti gue dan Stella.

"Napa musti dia sih, Cath?" Stella berkata ke gue

"Namanya juga cinta.." gue menggoda Stella, dan Stella membalas lagi dengan tatapan sinisnya.

"Kenapa?" Bryant meletakan handphonenya di kantong celananya, lalu memfokuskan pandangan pada gue dan Stella.

Gue menatap Stella, menunggu dia menjelaskan, tapi dia diem doang. Yaudah gue yang ngomong deh.

"Gini. Jadi gue hari ini ada ekskul, Stella juga. Ntar keluarnya cepetan ya biar bisa langsung kabur. Nanti gua sama Stella tunggu di depan langsung, pokoknya deket tempat angkot deh," gue menjelaskan, padahal gue sama Stella belum ngerencanain itu, tapi keluar aja di kepala gue.

"Oh gituu. Oke dah. Eh emang mau naik angkot? Gua, Chris, sama Cam hari ini lagi bawa motor padahal, bisa bonceng."

MAU DIBONCENG CAM. MAU DIBONCENG CAM. AAAAA

Gue tersenyum ke arah Stella, Stella juga membalas senyum. Dia pasti tau maksud gue.

"Nanti Stella sama gua yaa, hehehe," Bryant tersenyum menatap Stella, senyum Stella langsung berganti menjadi tatapan sinis.

"Gue sama Chris aja, bisa kan?"

"Chris kan bawa gitar, Stel.. Udah ya sama gue aja."

Stella menatap sinis Bryant, "Yaudah."

"Aih senyum apa," Bryant berkata ke Stella.

Dan gue tiba-tiba berasa nyamuk.

Stella memberi senyum paksa ke Bryant, rasanya pengen gue tampol mukanya.

"Nah gitu dong," Bryant mengambil handphonenya, dengan cekatan memotret muka Stella.

"Cekrik! Nah, cakep." Bryant memasang wajah jahil di mukanya

"Ih Bryant!" Stella merebut hp Bryant.

Lalu melihat layarnya.

Gue melihat sekilas, ada muka Stella disitu. Muka sinis Stella, hahaha..

"Ih Bryant, apus!" Bryant merebut hp nya dari tangan Stella

"Gak ah, mau dijadiin wallpaper," kata Bryant. Kalo gue jadi Stella sih, geli juga.

"Ih apus! Yaudah lu gak boleh ikut belajar nanti!" Stella mengancam, cepet juga mikirnya.

"Dih ngancem. Yaudah, gua apus.."  Bryant menunjukan layar handphonenya ke arah Stella, sembari menghapus foto itu.

Gue berasa nyamuk lagi.

"Nah yaudah. Bagus. Udah ya gue balik. Udah mau bel masuk." Stella berkata, cepet banget, nadanya judes.

"Iya, senyum ya.." seru Bryant.

Gue dan Stella langsung pergi meninggalkan Bryant.

Try - Cameron DallasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang