Jinhee membuka amplop tersebut, dan mengeluarkan sepucuk surat sederhana yang berada disana. Hanya secarik kertas dengan tulisan yang sangat rapi.
Bodohnya, Jinhee sempat mengira itu pemberian Jinwoo. Tapi, yang benar saja. Bahkan tulisan tangannya benar-benar berbeda.
Untuk : Han Jinhee
Bisakah kau datang ke kolam renang belakang sekolah hari ini? Aku sangat mengharapkan kedatanganmu. Ku tunggu.
Hanya itu isinya. Namun Jinhee tahu benar ada seseorang yang menunggunya di sana. Tapi ia juga ragu. Siapa?
Ini tidak mungkin surat dari Sora ataupun Dahee. Selain mereka, ia dekat dengan siapa lagi? Apakah ia harus menerima tawaran bertemu dari seseorang yang tidak terlalu ia kenal?
Jinhee menghabiskan waktu di kursi panjang menghadap ke lapangan sendirian. Ia masih ragu apakah harus datang atau tidak. Ia akan canggung jika berhadapan dengan orang asing. Tapi bagaimanapun, orang tersebut menunggunya.
Setelah 20 menit, Jinhee menuju gedung olahraga yang menghubungkan berbagai macam sarana untuk berolahraga termasuk kolam renang. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri mencoba mencari sosok yang ingin bertemu dengannya.
Ternyata dugaannya salah. Ia mengira akan bertemu dengan 'seseorang' namun nyatanya ia bertemu dengan Raeun beserta tiga perempuan yang belum pernah ia lihat sebelumnya.
"Aku pikir ratu sempurna dari Busan tidak bisa telat," sinis Raeun.
Jinhee terdiam sejenak, mencoba mengartikan situasi ini. Ia memperhatikan tiga perempuan yang lain, dua diantaranya adalah murid paling senior yang berbeda satu tahun darinya. Terlihat dari pin yang mereka kenakan. Sementara, perempuan yang seangkatan dengannya menatap dirinya kesal sembari membetulkan letak topinya.
Oke, kini ia berhasil mengartikan situasi menyebalkan nan menghabiskan waktu ini.
"Kau pikir kau pantas menjadi primadona baru di sekolah ini? Kau pikir, kau bisa?" gertak sang senior yang memiliki mata sipit.
"Aku tidak ingin dan tidak berniat menjadi primadona," jawab Jinhee. Ia menyesali keputusannya untuk datang ke sini.
"Jangan sombong kau!" seru perempuan bertopi.
"Kau pikir cantik saja cukup untuk jadi primadona? Kau pikir kau mampu menarik perhatian para lelaki terutama Space-in-W? Kau pikir kau hebat?" tanya senior dengan rambut dikepang sarkastik.
"Hentikan lelucon kalian, karena semua ini tidak lucu," Jinhee memutar kedua bola matanya. "Dan soal Space-in-W aku hanya tahu Hyunshik saja."
"Sombongnya! Kau tidak tahu bahwa anggota band tersebut juga ikut membicarakan dirimu? Memangnya kau siapa?" Raeun berkacak pinggang.
Jinhee mendengus. Anggota band tersebut yang membicarakan dirinya dan ia yang disalahkan? Tidak adil.
"Aku sudah muak dengan hubunganmu bersama Hyunshik di kelas. Kau menggodanya kan sampai dia bisa bersikap ramah padamu? Kau pikir karena kau cantik kau bisa melakukan segalanya?" kini Raeun nampak geram dan menghentak-hentakan sebelah kakinya.
"Aku tidak berpikir begitu," jawab Jinhee tegas.
Perempuan bertopi mendorong bahu Jinhee kencang. Hal tersebut membuat Jinhee sedikit terperangah. Mereka akan main kekerasan?
"Aku tidak bisa membiarkan orang sombong sepertimu ada di sekolah ini!" seru senior berkepang ingin mendorong Jinhee, namun dengan cepatnya Jinhee menangkap lengan sang senior dan memutarnya kencang.
Seketika perempuan lain membantu sang senior dan nampak semakin kesal pada Jinhee.
"Berani-beraninya kau!" seru senior berkepang kemudian meringis kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
All That Matters To Me
Teen FictionSemua perempuan ingin cantik dan serba bisa seperti dirinya, namun Han Jinhee tidak menyukai hal tersebut. Memiliki paras yang menawan benar-benar membuatnya kerepotan. Ia susah mendapatkan teman yang benar-benar tulus tanpa melihat materi. Belum la...