ㅡ # s e v e n

72 12 11
                                    

Tidak ada yang lebih menyenangkan dari mendapatkan teman yang kini telah kembali ke sisinya.

Jinhee kini tertawa lebar. Ia tengah berbincang-bincang dengan Dahee dan Sora. Tak peduli bagaimana reaksi Raeun, mereka tetap bersama.

"Maafkan kami," ucap Dahee sepulangnya dari mengantarkan Jinwoo yang muntah kemarin malam.

"Kami pantas kau benci, tapi kami ingin menjadi temanmu lagi," tambah Sora.

Dan ucapan dari keduanya tentu saja membuat Jinhee senang bukan kepalang. Tak peduli akan sakit hati yang sebelumnya ia rasakan karena merasa telah diabaikan, yang penting kini ia bisa tertawa bersama mereka.

"Hyunshik," panggil Jinhee.

"Hm?" jawab Hyunshik sekenanya, tidak menghentikan aktivitas menulisnya.

"Memang kau sibuk apa sih kemarin malam?" tanya Jinhee. "Aku minta bantuanmu tapi kau abaikan."

"Hm, biasalah. Seorang model memang sibuk daripada pelajar biasa," jawab Hyunshik tersenyum kecil.

"Sombongnya," desah Jinhee geleng-geleng kepala.

"Bagaimana keadaan Jinwoo?" tanya Hyunshik sekedar berbasa-basi, memang dia khawatir akan keadaan temannya itu, namun dibanding khawatir ia lebih merasa ingin marah. Walaupun aneh, tapi melihat Jinhee bersama Jinwoo membuatnya ingin marah.

"Baik kurasa," jawab Jinhee. "Dia tidak menghubungiku sih."

"Kau menunggunya menghubungimu?" tanya Hyunshik berhenti menulis dan menatap Jinhee dengan dahi berkerut.

"Ya, hanya untuk memastikan dia baik-baik saja. Keadaannya kemarin benar-benar menyedihkan."

"Dia muntah kan?" tanya Hyunshik. "Menjijikan."

Kini dahi Jinhee yang berkerut, "Darimana kau tahu dia muntah?"

Hyunshik terdiam.

"Aku tidak pernah mengungkit hal itu pada siapapun. Jadi, darimana kau tahu?"

"Hm, itu," jawabnya terbata-bata, merutuki betapa bodohnya ia. "Aku tahu dari Wonshik Hyung."

Alasan yang bodoh, namun Jinhee hanya mengangguk-angguk.

Padahal akhir-akhir ini ia dan Wonshik jarang berbicara. Ia selalu menjauhkan diri dari kakak semata wayangnya itu.

"Hyunshik, aku ingin berterimakasih," ucap Jinhee.

"Kenapa?"

"Setelah aku pikir-pikir, selama aku dikucilkan atau terkena masalah, kau selalu ada di sisiku," jawab Jinhee tersenyum canggung.

"Tidak juga, Jinwoo dan Wonshik Hyung juga ada di sisimu," elak Hyunshik.

"Tapi kurasa kau lebih sering," timpal Jinhee.

"Jadi, peranku lebih penting daripada mereka?" tanya Hyunshik berusaha tidak terlihat terlalu berharap.

"Aku tidak bilang begitu," jawab Jinhee mendengus. "Pokoknya terimakasih."

"Daripada sekedar ucapan, mengapa tidak dengan tindakan?" tanya Hyunshik.

"Maksudnya?"

"Kau bisa mengajakku ke bioskop, mentraktirku di restoran, atau sekedar jalan-jalan di taman."

"Apa-apaan," keluh Jinhee. "Eh tunggu, barusan kau mengajakku kencan?"

"Wah ada apa ini?!" seru Sora heboh yang sedaritadi menguping.

"Hyunshik-ssi hebat!" puji Dahee.

"Bukan seperti itu," elak Jinhee cepat.

"Jangan terlalu percaya diri," desah Hyunshik. "Aku tidak mengajakmu kencan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 18, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

All That Matters To MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang