"Selena kembali, Daddy pingsan". Teriakan Justin berhasil membuat langkah kakiku berhenti untuk berlari, astaga apa yang aku lakukan terhadap ayahku sendiri. Aku membalikkan tubuhku lantas berlari kembali menuju rumah Mom. Aku berdiri di ambang pintu bersama Justin, dari sini aku bisa melihat sosok yang selama ini menyayangiku, sosok yang merawatku dari ku bayi sampai di memberikanku kepada orang lain.
"Oh God, DADDY". Aku berlari ke arahnya, ke arah Mom yang sedang menopang kepalanya. "Justin angkat daddy dan bawa ke rumah sakit". Teriakanku dengan sangat panik. Aku menangis sejadi-jadinya di depan ayahku yang tidak sadarkan diri lagi.
Justin dan Dad Jeremy mendekat ke arahku, mereka berdua dengan cepat menggendong ayahku dan membawanya ke mobil. Aku mengikuti Justin dan Dad Jeremy dan di susul oleh ibuku dan Mom pattie.
"Justin kendarai mobil Dad, ini kuncinya, Selena kau ikut bersama Justin, biarkan Mom kalian ikut bersama Dad". Aku dan Justin hanya mengangguk setuju, Justin segera berlari ke Mobil dad Jeremy dan membawanya dengan kecepatan di atas rata-rata karna mobil Justin yang di pakai oleh dad Jeremy juga berjalan dengan sangat kencang.
Kita sampai di rumah sakit, aku dan Justin Segera turun dari mobil dengan tergesa-gesa. Aku melihat para perawat membawa tempat tidur dorong ke arah kami, Justin dan Dad Jeremy langsung membaringkan Ayahku di tempat itu.
"Justin aku takut". Justin memelukku dengan sangat erat, hanya dia sekarang tempat aku bersandar, aku takut dengan Mom, mom pasti sangat marah terhadapku, karna ulahku lah ayahku jadi terbaring seperti saat ini.
"Stt tenanglah, semua akan baik-baik saja". Aku menangis di dada bidang Justin, dia berusaha menenangkanku dengan mengusap rambutku pelan.
"Selena". Mom memanggilku, aku takut sekarang, rasanya darahku berhenti mengalir saat ini. Aku membalikkan badanku ke arah Mom dan melepaskan pelukan Justin .
"Mom aku-
PLAK
Suara tamparan terbunyi nyaring di telingaku, tapi tamparan itu tidak mengenaiku tapi malah mengenai wajah Justin, ternyata sedari tadi Justin memperhatikan tangan Mom yang ingin menamparku' tapi Justin dengan cepat menarikku ke belakangnya sehingga tamparan yang seharusnya untukku malah mengenai Justin.
"Astaga Justin mom minta maaf".
"Mom ku mohon jangan lakukan hal seperti itu kepada Selena, kalau mom marah terhadapnya lampiaskan kemarahan mom untukku mom, tapi ku mohon jangan sakiti Selen". Justin menarikku kembali ke dalam pelukannya. Astaga laki-laki ini selalu membelaku.
"Tapi Justin dia sudah keterlaluan terhadap kami semua, dan terutama denganmu". Mom menatapku sinis, aku tau ini semua salahku, jadi aku pantas mendapatkannya.
"aku tidak apa-apa kok Mom, aku mencintainya mom aku tidak ingin dia di sakiti". Aku melihat mom mendengus dengan kasar, aku tau Mom tidak akan pernah menyakiti Justin, karna baginya Justin adalah yang terbaik di banding denganku. Tapi aku benci dengan Justin walaupun dia selalu ada buatku, dia sudah merebut kasih sayang orang tuaku, dia sekarang memiliki segalanya.
"Mom aku minta maaf". Aku memberanikan diriku untuk membalikan badanku menatap tatapan momku yang sedari tadi menatapku dengan sinis.
"Maafkan dia mom, dia anakmu". Justin bersuara kali ini. Mom tersenyum ke arahku lantas langsung memelukku, aku menangis dalam pelukan mom, "aku sungguh minta maaf mom". Aku membalas pelukannya.
"Mom memaafkanmu, tapi mom mohon jangan ulangi lagi". Aku membalasnya dengan anggukan.
"Maaf dengan keluarga Mr.Gomez?". Seorang dokter keluar dari rungan UGD.
"Saya istrinya dok". Kata Mom mendekat ke arah dokter tersebut.
"Dan saya anaknya". Aku merangkul tubuh mom berusaha menenangkannya.
"Maaf, kami kehilangan beliau". Perkataan itu seolah-olah memutuskan urat nadiku, tubuhku bergetar, darahku seperti berhenti mengalir. Ini tidak mungkin, Dad tidak mungkin meninggalkanku.
"Beliau meninggal karena serangan jantung yang menyerangnya". Oksigen di rumah sakit ini seolah menghilang begitu saja, perkataan dokter berhasil membuat kakiku tidak bisa lagi menahan tubuhku.
Justin menangkap tubuhku sebelum jatuh ke lantai rumah sakit ini. Aku melihat mom yang sudah jatuh pingsan dan di bawa ke dalam ruangan darurat. Aku menangis sejadi-jadinya di dalam dekapan Justin, God kenapa ini terjadi padaku.Pemakaman.
Aku terduduk di depan batu nisan yang bertulis nama ayahku di situ. Ini semua salahku, seandainya aku tidak berucap seperti itu ini semua tidak bakalan terjadi.
"Selena tenangkan dirimu sayang, dad pergi karna serangan jantung, bukan karna dirimu sayang, jangan salahkan dirimu sendiri". Mom menguatkanku dengan perkataanya. Aku berdiri dan memeluk mom ku dengan erat, aku sangat merasa bersalah dengannya.
"Mom pulang dulu, kalau kau masih ingin di sini Justin akan menemanimu". Aku mengangguk dan mom mencium keningku.Aku berbalik dan duduk lagi di hadapan makam orang yang aku cintai ini.
"Dad maafkan selena dad.. Hiks.. Selena mengaku salah dad, Selena sangat minta maaf.. Daddy Selena juga berterimakasih daddy telah merawat Selena dari kecil hingga seperti ini, hingga daddy menjodohkan Selena dengan Justin, dan hingga Justin mengambil Selena dari daddy. Hiks maafkan Selena dad, tak sepantasnya Selena berkata seperti itu kemarin, lihat lah dad lihat karna perlakuan Selena daddy berada dalam sana dad.. Hiks daddy berada dalam kegelapan, daddy tidak bisa melihat Selena lagi dan begitupun sebaliknya dad, Selena minta maaf karna Selena belum bisa membahagiakan daddy, maafkan Selena dad, maafkan Selena hiks". Aku berucap dengan hati yang begitu teriris karna perilaku ku sendiri. Aku memeluk batu nisan daddy dengan air mata yang belum berhenti mengalir.
"Selena tenanglah sayang, daddy tidak akan bahagia di sana jika kau seperti ini". Justin mengusap punggungku dengan pelan, dan perilakunya berhasil membuatku tenang. Aku berdiri dan memeluknya menangis lagi dalam pelukannya.
"Ini semua salahku Just, ini semua salahku hiks". Aku memukul dada bidang Justin dengan pelan dia menerima dengan perilaku ku.
"Selena kita pulang yah, kau harus tenang sayang biarkan dad bahagia di sana yah?". Aku mengangguk membiarkan Justin menuntunku untuk memasuki mobil.
Justin membawa mobil dengan pelan, sekali-kali aku melihat dia melirik ke arahku dengan tatapan khawatir, seolah-olah aku akan kenapa-kenapa. Di dalam perjalanan menuju rumah aku hanya memalingkan wajahku menghadap kaca jendela, melihat orang yang berlalu lalang. Aku merasakan mobil ini perlahan melambat dan akhirnya berhenti di depan rumah kami.
Justin segera turun dari mobil dan membukakan pintu untukku serta merangkul bahuku seolah-olah aku sedang jatuh kedalam jurang yang paling dalam, tapi itu memang benar.
Justin membuka pintu rumah ini, tapi sebelum aku dan Justin masuk . . . . ."Selena?".
Maaf pendek yah. . .
Moga-moga kalian suka.
Love you😘.
Jangan lupa vomment.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Husband- J.b & s.g
RomanceSelena Gomez. Seorang gadis yang masih berumur 18 tahun tidak bisa menolak permintaan orang tunya untuk di jodohkan dengan pria yang tidak ia cintai. Apa yang akan terjadi di pernikahan antara selena gomez dan pria tampan bernama justin drew bieber...