My Miscarriage ?

3.7K 191 18
                                    

Part yang ini khusus di buat untuk NoorRisa

Selena POV

"Aww Justin perutku sakit".

Aku memegang lengan Justin dengan sangat keras, astaga perutku, padahal ku rasa ini baru bulan ke 3 usia kandunganku. Tidak mungkin jika aku mau ngelahirin.

"Kau tenang kita ke rumah sakit sekarang". Justin langsung menggendongku dengan sigap seolah-olah aku ini sangat ringan.

Dia membawaku ke dalam mobil dan mendudukkanku, Justin segera mengemudikan mobilnya dengan kecapatan di atas rata-rata.

"Justin sa..kitt". Aku terus menarik baju Justin dengan kuat.

"Sabar Sel, ini juga udah mau sampai". Justin terus berusaha untuk berkonsentrasi penuh untuk mengemudi. Sedangkan aku terus berteriak kesakitan, aku tidak tau ini apa tapi perutku ini, astaga sakit sekali. Aku merasakan ada yang mengalir di sekitar pahaku.

"Just, a..da darah Justin". Dengan cepat Justin mengarahkan matanya ke kakiku yang tidak terbalut celana, karna pada saat ini aku memakai dress selutut.

"Oh God". Justin terlihat frustasi dengan keadaanku.

"Justin ini sakit, aku udah gak kuat Just".

"Hei kau harus kuat demi anak kita okey?". Suara Justin mulai tidak terdengar jelas di telingaku, pandanganku mulai kabur, tubuhku ku rasa akan hancur seketika. Dan tiba-tiba semuanya Gelap.

---

Aku membuka mataku dengan susah payah, kepalaku terasa begitu berat, dan perutku lumayan baik.

"Kau sudah bangun". Aku melihat Justin yang tersenyum sangat manis.

"Just bayiku?". Aku memegang perutku yang masih sedikit sakit.

"Dia baik-baik saja sayang". Aku membuang nafas lega karna anakku masih sehat di dalam perutku.

Tok tok tok

"Permisi saya ingin memeriksa nyonya Selena". Dokter itu tersenyum ke arahku dan Justin. "Nyonya Selena mulai membaik, kondisi janinnya juga mulai stabil, jadi mulai sekarang tolong kontrol emosi anda nyonya, kalau tidak itu bisa sangat membahayakan kondisi janin anda".

"Jadi tadi saya kenapa dok?".

"Tadi anda mengalami kontraksi yang cukup berat". Dokter itu kemudian menulis resep obat yang harus ku minum lagi-_- dan dia memberikannya kepada Justin. "Kalau begitu saya permisi dulu". Dokter pun keluar, Justin langsung menatapku dengan tatapan sayu.

"Maafkan aku, karna aku kau jadi seperti ini, seandainya aku tidak membala hai-". Dengan cepat aku mengarahkan jari telunjukku ke depan bibir Justin dan dia sedikit kaget dengan kelakuanku.

"Ini bukan salahmu, berhentilah menyalahkan dirimu Just yang terpenting bayi kita selamat". Justin tersenyum mendengar ucapanku, dia pun mengambil tanganku dan melingkarkan tanganku di lehernya.

"Can i?". Aku mengkerutkan keningku, tak butuh waktu lama aku mengerti maksud dari perkataan Justin. Tanpa ragu aku pun mengangguk dan Justin dengan cepat mengarahkan bibirnya ke arah bibirku, dan akhirnya kami berciuman.

Cukup lama dalam keadaan seperti ini Justin mulai terbawa suasana, tangannya tidak main diam tapi sebelum yang dia inginkan itu terjadi aku menahannya dan melepaskan ciuman kami, ada raut kekecewaan di sana.

"Just jangan di sini". Aku mencubit hidungnya pelan, ternyata suamiku ini sangat liar rupanya, aku baru tahu. Hehehe

"Kenapa? Lagi pula tidak ada yang lihat". Justin memajukan wajahnya lagi dengan sangat genit, matanya tidak henti-hentinya melihatku dan bibirnya tersenyum dengan nakalnya.

Perfect Husband- J.b & s.gTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang