Ini pukul lima pagi, dan Harris sudah bangun. Ayahnya sedang membuat kopi, sedangkan Harris hanya berbaring di sofa.
"Tumben, kamu nggak siap-siap jogging?" tanya Ayahnya.
Harris menggeleng. "Lagi nggak pengen,"
"Kenapa?" tanya beliau lagi, sambil membuka koran. "Kamu kok dari kemaren lesu terus? Ngaca gih, muka kamu udah kayak zombie."
Harris terdiam, tidak menjawab pertanyaan Ayahnya. Perkataan Ayahnya memang benar. Karena kepikiran Aika terus, Harris jadi susah tidur–menyebabkan lingkar hitam di bawah matanya terlihat, dan ia juga jadi tidak bersemangat mengerjakan apapun. Lalu, jadilah Harris si zombie.
"Hih, serem banget ini, Har. Masa anak perempuan ada yang diculik pas lagi main," ucap sang Ayah ketika membuka halaman kedua dari koran tersebut.
Harris langsung bangun, terkejut mendengar kalimat Ayahnya tadi. Aduh, jadi kepikiran Aika lagi. Kalo ternyata dia yang diculik gimana? Astaga, jangan sampe, ya Tuhan. Harris memutuskan untuk mengambil air putih yang terletak di meja makan. Setelah sudah, ia kembali duduk di sofa.
"Kamu ini daritadi Ayah ajak omong malah diem terus. Kayak Aika dong," Ayah Harris menyeruput kopinya yang masih panas. "Omong-omong, Aika kok belom bangun ya?"
Harris langsung panik jika sudah ditanyakan tentang Aika, ia tidak tau kebohongan apa lagi yang akan ia jadikan alasan. Harris menghela nafasnya, oke, gue nggak bisa nyembunyiin terus. Walaupun gue bakal dimarah-marahin nantinya, pasti Ayah lebih tau gimana cara nemuin Aika. Akhirnya Harris mengeluarkan suaranya, "Maaf, aku baru bilang ini. Dari lusa kemaren sebenernya Aika–"
Tok! Tok! Tok!
Harris tidak tau harus bersyukur atau tidak karena pernyataannya harus diinterupsi oleh ketukan pintu. Masih jam setengah enam gini siapa dah yang dateng? Ayahnya menyuruhnya untuk membukakan pintu, Harris pun menurut–padahal biasanya Harris akan menolak lalu kabur ke kamarnya.
"Charlotte?" Harris mengerutkan keningnya bingung ketika melihat Charlotte-lah yang datang ke rumahnya sepagi ini. Kenapa dia kesini pagi-pagi gini? Dan lebih pentingnya, darimana dia tau rumah gue?
"Eh, Harris 'kan? Hai," sapa Charlotte kikuk. Terlihat dari wajahnya kalau Charlotte terkejut melihat Harris seperti ini. Dia kira gue bakal makan otaknya kali ya? "Maaf kalo gue ganggu."
"Nggak ganggu kok," balas Harris sambil tersenyum. "Kenapa?"
"Um, tapi lo nggak marah 'kan?" tanya Charlotte ragu.
"Tergantung lah," jawab Harris, lalu terkekeh. "Bercanda deng. Gue nggak bakal marah kok, mana bisa gue."
"Oke, hm, gimana ya. Gini, kemaren pas pulang, gue ngobrol sama Adek gue, terus pas gue keatas ada temennya Adek gue dan dia perempuan," Charlotte menghela nafasnya. "Oke, gue ngomong terlalu banyak. Intinya, Aika kemaren ada di rumah gue. Please jangan marah!"
Saking tidak percayanya, Harris malah menaikkan kedua alisnya. "Bisa tolong ulangin tadi intinya apa nggak? Gue agak nggak ngerti soalnya."
"Jadi, kemaren princess nginep di rumah kak Charlotte!" seru Aika yang tiba-tiba muncul di hadapan Harris.
"Sumpah? Aika?" Harris mengedipkan matanya tidak percaya. Setelah beberapa detik hanya menatap Aika, akhirnya dengan cepat Harris langsung menarik Aika ke pelukannya. Sambil mengelus kepala Aika, Harris mengatakan, "Bagus, lo nggak gembos. Artinya ini bukan cuma halusinasi gue."
![](https://img.wattpad.com/cover/78116297-288-k311240.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Morning Routine | ✓
KurzgeschichtenSudah menjadi rutinitas di pagi hari kalau Charlotte akan bertemu Harris, begitu pula sebaliknya. Sudah menjadi rutinitas juga kalau mereka hanya akan saling melihat, namun tak pernah menyapa. Copyright © 2016 by flyingyellowthing