09: C h a r l o t t e

51 11 3
                                    

Charlotte menghela nafasnya sambil memasuki rumah dengan lesu. Padahal 'kan Harris yang Adeknya ilang, gue ngapain ikut lesu. Ah, apa jangan-jangan efek cinta? Charlotte menggelengkan kepalanya. Geli sumpah lu, Char. Orang gue cuma kagum. Charlotte yang masih dalam keadaan berjalan itu langsung menegakkan badannya sambil tersenyum. Oke, gue harus tetep b aja. Namun setelah memasuki ruang makan, bahunya menurun lagi. Tapi Harris kasian ka

"Ngapain sih, Kak?" tanya Fistor yang sedang duduk di kursi meja makan, membuyarkan pikiran Charlotte.

"Eh, apaan?" Charlotte menoleh, lalu langsung menunjukkan cengirannya. "Emang Kak Char ngapain tadi?"

"Senam bahu," balas Fistor, sedangkan Charlotte hanya terkekeh. Fistor melanjutkan, "Pura-pura lupa 'kan."

Charlotte bertepuk tangan. "Adikku memaaaang teeer–"

"Ganteng!" sahut Riston semangat, dan dengan cengirannya. Ia baru saja turun dari tangga. "Yo, Riston is in da house!"

Charlotte dan Fistor serempak memandang Riston dengan tatapan aneh. Riston menghiraukan tatapan aneh dari Kakak dan kembarannya–karena ia memang sudah terbiasa–lalu berjalan ke kulkas dengan santai. Setelah mengambil makanan yang diinginkan, ia bergabung dengan Fistor di meja makan.

"Makasih, Ton," ucap Fistor.

Riston mengernyitkan dahinya. "Hah?"

"Tadi," jawab Fistor, "Ngakuin kalo gue ganteng."

"Lah, telat. Lagipula gue bilangnya gue yang ganteng. Bukan lo," balas Riston sambil merebut teh milik Fistor, lalu meminumnya.

"Kita 'kan kembar," Fistor terkekeh. "Lo ganteng, gue ganteng."

"Dan sayangnya kalian berdua jelek." celutuk Charlotte yang tau-tau sudah ikutan duduk, berhadapan dengan mereka berdua.

"Nggak tau untung dia, Tor," ucap Riston pura-pura berbisik pada Fistor. Charlotte masih bisa mendengarnya.

Fistor mengangguk setuju. "Adeknya ganteng gini harusnya bersyukur,"

"Iya, gantengnya ada dua lagi," lanjut Riston, tidak sadar kalau ia secara tak langsung juga memuji Fistor. "Banyak cewek yang ngantri kita nih, ye nggak, Tor?"

"Betul. Beruntung Kak Char,"

"Lo nggak usah ngantri pasti kita duluin, Char," ujar Riston, "Walaupun kayaknya lo nggak bakal ngantri juga. Mungkin lo bakal nyeruduk semua cewek dengan tenaga banteng lo."

"Anjir, apaan dah. Iyain aja gue mah." balas Charlotte akhirnya. Adiknya ini memang kadang berantem, kadang se-kerja sama ini.

"Nah, gitu dong darita–"

"Omong-omong, kok lo ngambil makanannya tiga, Ton?" potong Charlotte melihat tiga snack di hadapan Riston, juga sengaja mengganti topik menyebalkan tadi. "Oh, gue tau. Pasti satu lagi buat gue, ya 'kan? Ih, baiknya kamu sekarang."

"Lah. Apeng jenggot. Orang bukan sih," balas Riston, menyebalkan seperti biasanya.

"Dia masih diatas? Kok ditinggal?" tanya Fistor sambil meminum lagi tehnya.

"Nanya siapa kamu, Tor?" Charlotte menaikkan satu alisnya.

"Iya, tadi gue udah bilang kalo mau ambil makanan dulu." jawab Riston, menghiraukan pertanyaan Charlotte. Fistor mengangguk mengerti.

"Eh, Kakaknya kok dikacangin ya," ucap Charlotte lagi, "Dia siapa?"

"Ceweknya Riston," Fistor menjawab dengan santai. "Makanya tadi dia semangat banget."

Morning Routine | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang