"Bulan & Bintang bersatu, lalu hancur, berkeping-keping"
★★★
"tapi sat..."
"gak ada tapi-tapian, kalo kamu pengen aku maafin kamu, lepas anting tengkorak ditelingamu, dan cincin dibibirmu sekarang" satria melipat kedua tangannya, dan mengalihkan pandangan matanya ke arah lain.
"tapi gini lo sat, ekhhmm, anu..." Bintang berusaha mengelak dari satria. Bintang mencintai benda yang tertempel ditelinga kanannya, dan juga cincin dibibirnya. Karena itu semakin membuat Bintang tampak semakin manis, dan ganteng. Buktinya saja banyak sekali kaum hawa yang menempel-nempel padanya di sekolah, bahkan juga menggerayangi Bintang ketika dia sedang melamun.
Sungguh wajah bintang saat melamun itu akan membuat jantung setiap orang kebat-kebit tidak karuan. Matanya akan membelalak dengan lucu, bibir bagian bawahnya dia gigit dengan perlahan, dia akan tampak sepuluh kali lagi lebih sensual dari biasanya.
"kamu itu cowok bintang, gak perlu pakek kayak gituan, kamu akan terlihat lebih sempurna kalau kamu melepas semua itu dan menjadi dirimu sendiri... percaya sama aku"
Bintang bersiap kabur dari satria, dia memang benar-benar keukeuh ingin mempertahankan benda-benda itu. Benda itu sudah membantunya menggaet banyak sekali perempuan cantik. Jangan kaget ya, pacar bintang disekolah itu sebanyak bintang yang ada di angkasa. Banyak sekali. Bintang melakukannya tanpa cinta, tapi hanya untuk kesenangan semu yang tidak memiliki arti.
Satria mengetahui niat Bintang untuk kabur. Dia mencekal tangan Bintang sebelum itu terjadi. Membuat Bintang mendesah kecewa setelahnya. Bintang pasrah saat satria melepaskan anting tengkorak dari telinga bintang dan juga cincin di bibir pria manis itu dengan cepat tapi hati-hati. Satria tersenyum puas. Dia mengantongi benda itu, dan berjanji akan memusnahkannya segera.
"nah kan betul apa kata aku, kamu jadi semakin ganteng, aku aja jadi suka sama kamu, hahahaha..." candaan satria membuat Bintang semakin memanyunkan bibirnya.
"Najisss aku... kembaliin benda itu...itu penting buat aku" bintang berusaha merampas benda itu dari kantong satria, akan tetapi satria lebih cepat. Dia berhasil menangkis tangan Bintang.
"emang buat apa? PHP-in cewek-cewek lagi? Kamu sadar enggak kalo kamu salah? Apa kamu gak mikirin perasaan mereka ketika kamu memberikan mereka harapan palsu? Coba kalo aku yang jadi ceweknya, udah aku bunuh kamu pakek bom nya penjajah jepang waktu perang dulu..."
Bintang cukup tahu kalau dia salah. Tapi itu adalah salah satu hiburan bagi dirinya. Dia melakukan itu, untuk melupakan gadis cantik yang ada di mimpinya waktu kecil. Bintang lelah menunggu. Dia sudah tak bisa menahan kekosongan hatinya. Luka dihatinya tak kunjung sembuh, tapi semakin menganga dengan lebarnya.
"ibu kamu akan bersedih di sana ketika melihat putra semata wayangnya sangat suka menyakiti hati wanita, kalau kamu lupa ibu kamu juga adalah seorang wanita"
Bintang benar-benar tersentil dengan perkataan satria. dia semakin sedih dengan perkataan satria yang mengingatkan dirinya pada ibu. Ibu Bintang sudah berpulang ke rumah-Nya. Ibunya bunuh diri karena setres dengan keadaannya. Ayah Bintang yang telah merubah kehidupan Bintang sepenuhnya, membuatnya hancur dan berantakan.
"Sat... aku udah mencoba melupakan ibu dan mengiklaskannya, tapi... tapi kamu mengingatkan aku lagi padanya..." mata Bintang berkedut-kedut hendak mengeluarkan cairan bening itu lagi.
Satria terkesiap dan menyesal akan apa yang baru saja ia ucapkan. Satria benar-benar tidak bermaksud membuat Bintang mengingat kembali masa lalunya yang kelam. Dia tahu Bintang akan menangis setelah ini.
"Bintang, aku gak bermaksud..." Bintang mundur kebelakang secara perlahan, lalu berbalik dan lari secepat-cepatnya.
Sedangkan sahabatnya itu mengejarnya, satria tahu kalau dia baru saja memberikan rasa sakit pada hati sahabatnya. Karena bagaimanapun masa lalu kelam itu adalah hal yang sangat sensitif bagi Bintang. Akan tetapi Bintang tidak marah pada Satria, dia sangat tahu, bahwa Satria tidak bermaksud membuat dirinya mengingat-ingat kembali kejadian enam tahun yang lalu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Komponents
Teen FictionMasihkah bintang itu berkelap-kelip di kala malam, Diantara ribuan lapis langit dan semesta? Bukankah bintang di langit masih berpijar dengan terangnya menghilangkan kegelapan pada malam yang gulita? Wahai langit, sampaikan pada bintang, bahwa dia d...