"Taeyong-ssi"
Hyerin perlahan berjalan memasuki kamar Taeyong. Ia mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan lelaki itu. Namun ia tidak menemukan siapa-siapa disana. Sampai saat matanya menangkap sosok laki-laki yang berdiri di balkon kamar dengan pintu kaca sebagai pembatas antara kamar dan balkon.
Hyerin berjalan mendekati Taeyong. Berdiri disamping lelaki itu. Ia memegang besi balkon, dan rasa dingin langsung menjalar ke kulitnya.
"Taeyong." Panggil Hyerin pelan. Namun si empunya nama tidak merespon.
"Aku tahu apa yang kau rasakan." Hyerin mulai membuka pembicaraan.
"Kau tidak tahu apa-apa." Ucap Taeyong dengan nada dingin dan pandangannya tetap ke depan. Rambutnya bergoyang karena diterpa angin malam. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celana.
"Aku memang tidak tahu apa-apa. Tapi aku pernah merasakannya." Hyerin melipat kedua tangannya didada. Ia mulai merasa sedikit dingin.
"Ibuku berkerja disini, aku dan adikku tinggal di Incheon. Ibuku mengunjungi kami hanya dua kali seminggu. Ayahku sudah meninggal karena penyakit jantungnya. Karena ibu bekerja, aku hanya tinggal dengan adikku di rumah, tanpa orangtua." Lanjut Hyerin.
"Setidaknya kau punya saudara. Tapi aku?!" Kata Taeyong mulai meninggikan nada bicaranya.
"Kau punya aku. Kau bisa menganggapku teman, bahkan saudara. Kau juga punya teman gengmu. Kau masih beruntung. Tidak denganku, yang tidak memiliki teman saat di Incheon. Aku hanya punya adikku." Nada bicara Hyerin mulai terdengar lirih. Ia mengingat betul bagaimana ia menjalani sekolahnya tanpa seorang teman. Bukannya Hyerin tidak mau berteman, hanya saja ia tidak pandai bergaul dan selalu menyindiri belajar.
Taeyong terdiam. Ia mencerna apa Hyerin katakan. Merasa sedikit kasihan pada Hyerin. "Tapi tetap saja. Ayah dan ibu meninggalkanku hanya untuk pekerjaan. Apa pekerjaan lebih penting daripada anaknya?!" Pekik Taeyong.
"Taeyong-ssi–"
"Sebaiknya kau pergi. Aku tidak ingin diganggu."
Hyerin bungkam. Ia hanya menunduk dan perlahan berjalan meninggalkan Taeyong. Percuma berbicara padanya, yabg ada hanya jawaban ketus yang akan didapat.
"Hyerin-ssi."
Langkah Hyerin terhenti karena panggilan dari Taeyong. Ia menoleh kebelakang. "Apa?"
"Temani aku."
"Dasar."
•••
Jam sudah menunjukkan pukul 07.17 AM. Hyerin memasuki kelas dengan langkah santainya. Diikuti dengan Taeyong yang berjalan di belakangnya. Tidak ada yang curiga jika mereka tiba hampir samaan. Itu karena kelas sangat ramai dan tidak ada yang peduli siapa saja yang memasukki kelas.
"Hai Yeojun." Sapa Hyerin,
"Eoh? Hai." Balas Yeojun.
"Kau sedang apa?" Tanya Hyerin. Ia bingung karena melihat Yeojun sibuk menulis sesuatu di buku tulisnya. Bahkan menulis dengan gerakan cepat.
"Aku lupa jika ada tugas dari Choi-saem. Dan aku baru mengerjakannya." Ucap Yeojun masih tetap menulis.
"Tugas? Dari Choi-saem? Astaga! Aku baru ingat." Hyerin dengan cepat membuka tasnya dan mengeluarkan buku sejarah miliknya. "Astaga ... Aku belum mengerjakannya sama sekali! Aku ikut Yeojun-ah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker [NCT's Taeyong Fanfiction]
FanfictionLee Taeyong (NCT) ❌ Song Hyerin (OC) Hanya cerita klise. Dimana seorang gadis bernama Song Hyerin harus pindah ke kota Seoul, hanya untuk menjadi pendamping belajar seorang troublemaker bernama Lee Taeyong. Harus serumah dengan lelaki itu, bulan ide...