Yol Yosot

8K 757 126
                                    

Katanya hari ini Ibu Hyerin—Jieum dan Jisung akan datang menjenguknya. Jadi ia sudah bersiap-siap. Bangun lebih awal dan membersihkan diri yang dibantu oleh perawat.

Sungguh, Hyerin benar-benar merindukan mereka. Terutama Jisung. Apa tinggi badannya sudah bertambah? Apa ia makin tampan?

"Aish Hyerin! Ini bahkan belum setahun berpisah dengan mereka!" Rutuk Hyerin pada dirinya sendiri.

Oh iya, ngomong-ngomong, setelah kemarin dari ruang rawat Taeyong, Hyerin benar-benar tidak bisa tidur. Lelaki itu seakan seperti makhluk halus yang menghatuinya setiap saat. Seluruh pikirannya hanya tentang laki-laki itu. Hyerin tidak habis pikir, apa penyebab hal itu terjadi.

Apalagi kemarin ia terus-terusan menggoda Hyerin. Bukankah itu suatu perubahan besar? Dulu pertama kali gadis itu bertemu dengan Taeyong, lelaki itu super duper cuek, dingin, tidak pedulian, dan hal-hal sejenisnya. Tapi sekarang? Berubah 180 derajat! Bahkan Hyerin tak dapat mempercayainya.

Tapi, bukankah itu bagus? Itu 'kan yang Ahreum inginkan? Dengan ini berarti lebih mudah mengajak lelaki itu belajar bersama supaya nilainya meningkat? Bukankah itu tujuan utama Hyerin ke Seoul?

Kalau lelaki itu ada peningkatan dalam belajar maupun nilai, berarti tugas Hyerin akan cepat selesai dan ia bisa kembali ke Incheon 'kan?

Huh, rasanya Hyerin ingin cepat-cepat mengakhiri semua ini.

Tapi ada yang aneh.

Sesuatu di sudut hatinya terasa mengganjal. Bukan, bukan karena penyakit hati atau apapun. Ia hanya merasa akan terasa berat jika lebih cepat meninggalkan Taeyong.

Taeyong?

"Apa peduliku?!" Ucap Hyerin cepat. "Memangnya aku siapa? Dia siapa?"

Hyerin menghembuskan napas berat. Kalau bisa ia ingin amnesia saja jika yang ia ingat hanya Taeyong, Taeyong, dan Taeyong. Dia lelah. Apa sekuat itu pengaruh lelaki bermarga Lee itu pada Hyerin?

Apa ini yang namanya terbawa perasaan? Apa benar aku merasakan itu? Bagaimana jika memang benar?

"Oke. Aku mulai gila!"

Tok tok tok

Hyerin tersadar dari lamunannya. Ia langsung duduk tegak di atas ranjang dan melihat ke arah pintu, menunggu siapa gerangan yang mengetuk pintu itu masuk.

"Noona!"

"Jisung?!"

Adik Hyerin—Song Jisung langsung berhambur ke pelukan noonanya.

"Aku kangen noona." Ucapnya sambil bersandar di bahu Hyerin.

"Noona juga," Balas Hyerin. "Ibu...?"

"Ibu di belakang. Aku berlari ke ruangan noona." Ucapnya sambil terkekeh sehingga matanya yang sudah sipit itu tenggelam membentuk bulan sabit.

Tanpa ba-bi-bu Hyerin refleks memukul bahu Jisung. "Lain kali jangan meninggalkan Ibu!"

"Ampun noona! Ampun!"

Kegiatan mereka terhenti karena suara ketukan pintu. Pintu terbuka dan memperlihatkan wanita yang sudah berumur hampir mencapai 40 itu diujung pintu.

"Ibu! Kemari!" Pekik Hyerin girang.

"Astaga Hyerin!" Jieum berjalan tergopoh-gopoh menghampiri Hyerin. "Ibu khawatir padamu! Sudah Ibu katakan, jangan sampai telat makan! Lihat akibatnya. Kau di infus." Omel Jieum sambil mencubit perut putrinya.

Troublemaker [NCT's Taeyong Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang