Especially For You. (Menginginkanmu, Selalu)
Aku tersentak dari tidur-ayam disiang hari ketika mendengar ponsel berbunyi. Aku mengangkatnya tanpa melihat siapa yang menelponku.
“Halo..”
“Still remembering me, Syrena?”
DEG!
Aku terdiam. Refleks menjauhkan ponsel dan melirik layar yang masih berkedip. Tak ada nama. Keningku berkerut heran. “Ini siapa?”
“Kau melupakanku ternyata, manis.” Suara berat itu terdengar sedih. Cepat aku menggelengkan kepala. Membuang rasa sedih sialan dihati. Tidak! Tidak! Aku tak boleh kasihan dengannya! dia tak pantas mendapatkan secuil rasa kasihanku. “Kau memang pantas untuk dilupakan, kak Khair.” Tanpa mendengar dia menjawab apa, aku langsung menekan tombol merah dan melempar ponsel ke arah karpet berbulu. Tak peduli kalau itu membuatnya rusak.
Kantukku hilang. Yang ada aku menelungkupkan wajah di antara lutut dan memeluknya dengan kedua tangan melingkar dikaki. Rambut panjang menutupi wajah. Mendengar suara kak Khair, cowok – yang sialnya masih ku cintai hingga saat ini, membuat pertahanan yang kubuat selama 1 tahun hancur berantakan.
Aku menengadahkan kepala, menatap langit – langit untuk mencegah kedua air mata – yang sialnya sekarang menetes ini. Teringat masa – masa manis saat kami bersama tanpa ada kata pacaran, semua itu hancur seketika ketika aku melihatnya di cafee berciuman dengan cewek lain! yang ku ingat saat itu hanyalah berlari keluar tanpa tau apakah dia melihatku datang atau tidak. Aku tak peduli. Yang kupedulikan saat itu adalah hatiku yang berdenyut sangat, sangat sakit.
“kak Khair..” Aku mengucapkan namanya dengan lambat. Nama yang membuat sisi hatiku berdenyut sakit hebat.
“Kenapa kamu muncul lagi? Aku ingin lupa sama kamu.”
1 tahun yang lalu...
Kamulah pandangan pertama yang membuat hatiku berbunga. Dan menjadi yang pertama ku lupakan. Ketika kau menyakitiku.
“Dia siapa?” Tanyaku pada Regina, teman kuliahku ketika cowok ganteng itu lewat didepan kami, melirik sekilas lalu berbalik kearah lain. Entahlah, tatapan tajamnya tadi saat menatap kami membuatku seketika salah tingkah, senyum manis ketika aku menoleh ke arah dia yang tersenyum ketika temannya menyapa, gesture tubuhnya yang tegap dan berkulit putih, wajahnya yang tampan dan berahang tegas, tanda dia tipe keras kepala dan berpendirian kuat, serta suaranya yang enak didengar. Membuatku betah menoleh ke belakang.
Aku tak sadar kalau Regina mengikuti arah tatapanku dan terkikik. cepat – cepat aku berbalik dan menatapnya garang. Menyuruh diam. “Lo gak tau siapa dia, Ren?”
“Kalau ada ngapain coba gue nanya, Gin?” Tanyaku balik.
“Dia itu...” Dengan somplak Regina malah menunjuk cowok itu. Buru – buru ku turunkan tangannya agar tak ada yang melihat bahwa kami baru saja mengobrolkan orang lain yang jaraknya hanya beberapa meter. “Khair. Kaka tingkat kita tuh. Penyiar radio, Syrena.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen.
RomanceBerisi cerita iseng - iseng yang mengandung 50% fiksi, sisanya curhatan terselubung penulisnya yang sering galau. :)