"Al!" pekik seorang pemuda tampan, putih dan memiliki wajah keturunan arab.
Ia sibuk menggedor pintu kamar mandi menyerukan nama sahabat baiknya. Sebagai mahasiswa kesehatan mereka tinggal bersama di asrama.
"Apa sih Li, sabar dulu napa? Gue baru mau gosok gigi," sahut Al dari dalam kamar mandi.
"Gue udah nggak tahan lagi Bro, perut gue mules. Lo kan bias gosok gigi di luar," bujuk Ali yang sudah sedari tadi menahan ingin buang air besar.
Al mendengus kasar lalu melilitkan handuk pada pinggang rampingnya. Ia membuka pintu, belum juga ia keluar Ali sudah lebih dulu masuk dan buru-buru mendorong Al keluar.
"Sorry, udah nggak tahan," sergah Ali lalu menutup pintunya rapat.
"Huh! Dasar onta Arab," gerutu Al lalu pergi mencari keran di luar dan menggosok giginya.
***
Suasana kantin di kampus terlihat ramai, seorang gadis cantik menghampiri Ali, Al dan Yogi yang sedang menikmati makan siangnya. Tanpa basa-basi ia langsung duduk di samping Al dan menyomot sebutir baksonya.
"Eh, buset dah nih anak. Lo laper apa doyan?" tegur Al berniat bergurau.
"Gue udah sangat dan amat kelaparan, lihat bakso lo menggiyurkan," ujar Yani teman dekat Al dan Ali.
Ali dan Yogi terkekeh saat melihat bibir Al mengkerucut tak suka jika makanannya diambil oleh Yani begitu saja. Belum juga suasana hati Al kembali membaik, seorang gadis memeluknya dari belakang dan mencium pipinya mesra.
"Hay, Sayang," sapanya mesra kepada Al dan memeluk leher Al dari arah belakang.
"Ya," jawab Al datar tanpa ekspresi.
"Ada apa sih, kenapa nggak bersemangat gitu?" Tanya Lisa kekasih Al.
"Nggak papa," ujar Al malas dan semakin tak bergairah untuk melakukan aktivitasnya hari ini. Kedatangan Lisa semakin membuat suasana hatinya buruk.
"Eh iya Li, gimana? Prilly sudah bias lo hubungi?" kata Yani mengalihkan pembicaraan.
"Udah kok kemarin," sahut Ali seraya menguyah makanannya.
"Terus apa katanya?" Tanya Yani menunggu jawaban Ali.
"Boleh, dia izinin kita pergi ke air terjun dua warna kok," ujur Ali yang memang sudah memiliki rencana ingin pergi bersama Yani, Al dan Lisa .
Prilly adalah saudara sepupu Yani, selama ini Ali dan Prilly menjalin hubungan jarak jauh karena pendidikan yang mereka jalankan berbeda. Ali adalah tipe pria yang setia dan tak pernah neko-neko.
"Okey deh, kapan kita berangkat," sahut Lisa sangat bersemangat.
"Besok aja deh kita berangkatnya," balas Yani disetujui oleh Ali.
Al hanya diam dan mengikuti rencana mereka. Yogi yang memiliki acara lain tak dapat ikut berwisata bersama mereka. Saat mereka sedang bercengkrama, mengobrol dan berdiskusi tiba-tiba suara handphone Ali berbunyi. Senyum mengembang dari bibir merahnya, sudah dapat ditebak pasti itu adalah Prilly. Ali sedikit menjauh dari teman-temannya dan menerima telepon dari pujaan hatinya tersebut. Al selalu memperhatikan Ali, cara dia bicara dengan Prilly ada rasa iri di dalam hatinya.
"Kenapa hubungan gue nggak seharmonis dulu ya? Gue ngerasa jenuh lama-lama sama Lisa. Hubungan gue dan dia monoton, nggak berkembang, begini-gini aja," batin Al lalu menghela napas dalam dan menepis pikiran tersebut.
Jika hati sudah merasa jenuh dengan pasangannya, hal apapun yang akan dilakukannya tak akan seindah dan senyaman dulu. Semua terasa hambar dan ingin rasanya ia melepaskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY ABOUT LIFE
AlteleKumpulan hasil karya anggota Keluarga Besar Rex. Hidup adalah serangkaian cerita. Ini adalah cerita hidup yang tak kan pernah ada habisnya.