Setelah bernegosiasi dengan Karel tadi sore, aku langsung pulang. Aku tidak sabar memberi kabar baik ini untuk adikku Kayla. Dia pasti senang sekali tahu aku dapat pekerjaan. Kulihat ongkosku sisa sedikit, aku memutuskan untuk naik ojek online yang lagi promo.
15 menit kemudian ojek oline yang aku pesan sudah ada dihadapanku, Abang Ojek menyapaku dengan ramah sekaligus memberi helm untuk melindungi kepalaku. Aku tersenyum manis kearahnya. Kuyakin dia adalah Abang Ojek yang ramah. Benar saja, sepanjang perjalanan dia bercerita tentang pekerjaan awalnya yang cuma seorang kuli bangunan dan istrinya yang adalah tukang cuci, aku menyimak ceritanya dengan baik. Dia bercerita bahwa untuk menjadi Driver terbaik diperusahaan adalah persaingan yang sulit. Makanya, pelan-pelan dia menjadi seramah mungkin pada setiap orang yang memesannya. Termasuk aku. Sampai tidak terasa ceritanya berakhir didepan rumahku.
"Terima kasih." aku memberikan helm yang tadi kugunakan padanya. Dia tersenyun manis.
"Berapa totalnya?" tanyaku.
Dia mengecek ponselnya, "15 ribu neng." Aku hanya mengangguk dan mengambil dua lembar uang tunai dari dompet biru kesayanganku. "Ini. Ambil aja kembaliannya." Ku berikan dua lembar uang tunai padanya, dia tersenyum senang. "Bener nih neng? Makasih ya." katanya.
Aku mengangguk. "Kalo gitu saya pamit ya neng, kalo senang dengan ojek saya jangan lupa bintangnya." ucapnya. Aku terkekeh, "Sip bang."
Dia tersenyum kearahku. Memutar motornya dan berjalan meninggalkan ku didepan pintu gerbang. Rasanya lelah sekali seharian berjalan kaki kesana-kemari, jadi ini sulitnya mencari pekerjaan. Aku rasa aku harus mandi air hangat untuk menghilangkan rasa pegal dan keram dikakiku. Syukur-syukur adikku belum tidur, jadi aku bisa minta tolongnya untuk memijitku.
"Adek, Kakak pulang." seruku. Sambil membuka pintu, kulihat dia duduk bersila dan menonton acara televisi. Aku langsung membanting tubuhku duduk disebelahnya, aku menghela napas. Dia melirik kearahku.
"Kakak mau teh hangat atau coklat panas?" tawarnya. Aku berbinar, "Coklat panas!" seruku. Dia mengangguk, berjalan melangkah ke dapur, dan kembali membawa secangkir coklat panas yang diletakan dimeja sofa. Aku tersenyum kearahnya. "Terima kasih dek." aku membenarkan posisi dudukku dan menyesap coklat panas itu pelan-pelan.
"Gimana kak? Udah dapet kerja?" tanyanya. Aku menyudahi sesapanku pada coklat panas ini, dan menatap kearahnya. "Syukurnya dapet dek."
Dia langsung memposisikan dirinya menatap kearahku dan tidak lagi terfokus pada televisi. "Oh ya? Kerja apa?" Aku terdiam. Bagaimana ini? Apa menjadi Pacar Kontrak adalah pekerjaan yang pantas untuk disebutkan? Sedang aku baru tahu bahwa didunia ini ada yang namanya pacar kontrak. Sebaiknya aku berbohong untuk kebaikan, agar Kayla tidak kecewa padaku.
"Pelayan cafe oliver." ujarku. Kayla berbinar, "Oh ya? Cafe yang mahal itu? Wah kakak hebat?" aku terkejut saat tahu dia memujiku. Apa menjadi seorang pelayan di cafe berkelas adalah hal yang hebat? Yang pantas dipuji? Kurasa tidak. Tetapi aku hanya mengangguk dan tersenyum-senyum. "Lain waktu ajak-ajak aku ya kak. Kata temanku pekerja dikafe oliver akan dapet voucher gratis makan dan minum disana. Aku sangat menginginkan itu untuk diposting ke akun sosmed ku." ucapnya. Aku mengangguk kikuk, anggap saja pura-pura setuju. Padahal dalam hatiku aku panik, kalau dia menagih permintaanya, aku bisa apa?
"Kalo gitu kakak mandi dulu ya," pamitku. Melepaskan tas ransel yang ku gemblok sejak tadi ke sofa. Berjalan ke kamar mandi tidak jauh dari kamarku, dan Kayla.
Kalian harus tau, rumahku bisa disebut terbesar diblok komplek ini. Rumah ini memilik 5 kamar yang tersisa, dan dua sisanya adalah kamarku dan Kayla. Sudah lama aku berpikir untuk membuka kost-san untuk para mahasiswa. Karena jarak rumahku dengan kampus terkenal dijakarta cukup dekat. Tapi aku belum berani, toh membuka rumah untuk orang baru pasti ada rasa curiga dan takut. Apalagi semenjak ada kasus Ibu Kost dibunuh cuma karena menagih setiap hari uang bulanan yang nunggak. Aku jadi ngeri kalo hal itu bakal menimpa padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Kontrak {Oh Sehun}
FanficSelebriti yang dikejar beribu pertanyaan tentang 'Pacar' dan membantah berita miring mengenai dirinya sebagai Gay, menawarkan Yuri sebuah pekerjaan dengan menjadi Pacar 'Kontrak'. Tugasnya mudah dan syarat wajibnya adalah Tidak ada cinta didalamny...