5 - Mana Hari Liburku?

536 28 4
                                    

Aku baru bangun jam 8 pagi karena kemarin aku diantar Karel hampir tengah malam. Badanku remuk dan tumitku nyueri terlalu lama memakai high heels. Suatu barang yang paling kubenci. Lekaslah aku mencuci wajahku agar lebih segar.

Aku berganti pakaian dengan memakai hotpans dan t-shirt. Rencanaku sih akan bersantai-santai dirumah. Karena adikku Kayla begitu pengerti. Sebelum berangkat kerja kelompok dia sudah membereskan rumah dan tugasku tinggal memasak untuk makan siang karena pancake dengan susu full cream sudah tersaji di atas meja makan.

Baru saja aku menyalahkan televisi suara klakson mobil datang menganggu acara santaiku.

Aku bangun dan ku sikapi gorden, yang kulihat adalah mobil Karel dengan klakson yang super-berisik itu mengusik ku!

Duh masa iya ga ada hari libur?

Aku langsung bangun dan membuka pintu dan keluar untuk membuka gerbang. Mobil Karel masuk kerumahku dengan mulus terpakir rapih dekat kolam ikan. Cih, pagi-pagi sudah didatangi?

"Apa tidak ada hari libur?" tanya ku ketika dia menutup pintu mobil.

Dia langsung diam.

Apa salah dengan pertanyaanku?

Bibirnya entah mengapa tersenyum, tersenyum miring.

"Lo tuh ya! Bos dateng tuh disambut, diajak masuk, disuguhi minuman, bukan langsung ditanya kek gitu." cerocos Karel.

"Yaudah silakan masuk."

"Telat! Gua udah gak mood!" dia bersikap dada dan menatapku acuh.

"Aku gatau harus gimana, tapi aku bingung kok kamu kesini?" pertanyaanku kali ini masih terkait dengan yang sebelumnya.

"Gini lho. Jadi waktu kita ke salon itu ada salah satu wartawan dari channel NVE ngeshoot kita dan gue dikabarin sama manager gue kalo lo dan gua ditawarin jadi brand couple baju sama jam tangan. Lo tau Wijaya grup ga?"

"Aku tau"

"Nah, si Dirga itu CEO-nya,"

Hah? Apa aku tidak salah?..

Diarga Naufan Wijaya
Ceo-muda dari Wijaya's grup?
Arga.. Sekarang dikenal Dirga?..

Aku tersenyum tipis.

"Oh gitu ya. Aku ga bisa rel."

Mata Karel terbelalak. Mimik wajahnya tak terima dan langsung menyentakku.

"HAH? Gak bisa? Lo gak inget perjanjian kita?! Pokoknya lo harus ikut! Pemotretannya besok. Dan lo harus ready!"

Aku ingin menolak tapi tak berani.

Aku tidak ingin melihat Dirga. Rasanya ketika melihatnya sama saja seperti menyayat lenganku. Apa lagi melihat dia dengan statusnya sekarang.

Menyesal? Tidak.
Hanya saja

Aku ingin melupakannya.

°°°

Karel duduk disofa merah maroon dan mengarah ke televisi. Ruangan ini lumayan besar. Sebenarnya ada sedikit rasa janggal saat tadi Rayya menolak untuk pemotretan padahal dulu-dulu mau di apakan saja dia mau.

Melihat tatapan kosong  Rayya sesaat setelah Karel mengatakan Dirga. Membuat dia dalam penasaran. Rasanya seperti ada kisah masa lalu yang disembunyikan Rayya dari dirinya.

Tapi,

Siapa dia?

Toh ini sekedar hubungan kontrak. Untuk apa Karel peduli urusan Rayya?

"Rel, diminum.." Rayya meletakan cangkir berisi sirup lemon dihadapan Karel.

Karel tersentak dan langsung meminumnya. Dia melihat gelagat Rayya yang risih karena mungkin dia malu hanya mengunakan kaos oblong dan celana sepaha.

"Kalo mau ganti baju, ganti aja. Gue ga bakal napsu liat lo kek gitu." celetuk Karel membuat Rayya tersenyum kikuk.

"Bentar rel"

Rayya berlari masuk ke kamarnya dan menutup pintu dengan sekali hempasan.

'Duh gila. Itu anak sexy juga ya? Pantes aja ada yang nawarin dia jadi patner model gue, gak salah milih dia.. ' batin Karel

Entah bagaimana Karel bisa berpikiran senapsu itu, melihat wanita lain begitu mungkin hal biasa bahkan bisa dikatakan makanan sehari-hari. Tapi kali ini, Rayya. Pacar.. Kontraknya dan rasanya gadis itu lain dari pada yang lain.

"Istigfar rel, nyebut-nyebut.."

Karel mengusap dadanya membuat pikiran sempit itu jauh-jauh. Rayya datang dengan tampilan yang lebih sopan memakai celana panjang walau masih dengan kaos oblongnya. Sedangkan Karel? Rapih dengan kemeja.

Ini yang disuka Karel dari sosok Rayya..

Selain cerianya, Rayya selalu berpakaian sopan dan manis.

Apa bisa dia jatuh hati pada gadis  sepolos ini?

°°°

Karel pamit pada Kayla dan Rayya sebelum pulang dan diantar sampai gerbang. Karel mengusap rambut Rayya dan tersenyum manis.

"Jangan lupa besok pemotretan gue jemput jam 8!" ucap Karel sebelum masuk kedalam mobil.

Rayya manggut-manggut. Dan Kayla mulai berdehem tanda menegur.

Karel memutari mobil dan menghidupkan mesinnya. Sebelum benar-benar hilang dari pandangan Rayya. Sekilas ini melihat motor ninja hitam berhenti persis didepan gerbangnya setelah mobil Karel keluar. Si pengendara membuka kaca helm, dan tersenyum miring.

Rasanya seperti kenal..

Pacar Kontrak {Oh Sehun}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang