Raka berdiri dari tempat duduknya. Tantangan yang harus Raka lakukan kali ini adalah menyapa seluruh orang yang ada di cafe ini dan semuanya harus membalas sapaan dari Raka.
Tantangan yang sangat mudah bagi Raka jika dilakukan di minggu sebelum-sebelumnya. Tetapi tidak untuk minggu ini, perempuan di sudut cafe yang mengenakan hoodie hitam itu penyebabnya. Dhira namanya. Ya, dia masih tetap fokus dengan laptopnya seperti tidak ada siapa-siapa disini. Bagaimana pun peraturan tetaplah peraturan. Tidak ada yang boleh protes jika diberi tantangan. Tantangan apa pun itu.
Raka memulai tantangan keduanya. Bagaimana pun ia harus mencoba. Tidak ada kata menyerah dalam kamus hidupnya.
Ia melangkahkan kaki ke arah pintu keluar. Memulai dari meja bernomor 13, ada dua orang disana. Remaja perempuan yang sangat mudah ditaklukan oleh Raka, itu pun jika ia mau. Benar saja, mereka langsung melihat ke arah Raka saat Raka mendekati meja mereka. Seperti berharap akan kehadiran Raka di meja mereka. Ya, mungkin hari ini hari keberuntungan mereka. Raka sedang melaksanakan tantangan keduanya.
Mata berbinar-binar dari keduanya menyambut kehadiran Raka. Raka bosan melihat tatapan itu. Tatapan yang selalu ia peroleh dari semua wanita yang menatapnya. Kecuali, mamanya dan kedua adik kembarnya. Oh ya bertambah satu orang lagi di daftar kecuali itu, perempuan di pojok cafe yang mengenakan hoodie hitam.
"Hai" sapa Raka kepada kedua remaja perempuan itu.
"Hai" balas mereka dengan cepat, sambil menyodorkan tangan untuk berkenalan.
Raka menyambut tangan kedua perempuan itu bergantian, dengan maksud agar tidak terlihat sombong. Benar, Raka memang tidak menyukai orang yang sombong.
"Raka" ucap Raka sambil tersenyum memperkenalkan diri.
"Maaf ganggu, gue pergi dulu ya" kata Raka sopan.
Kedua perempuan itu hanya mengangguk tanpa melepaskan tatapan mereka dari Raka.
Raka berlanjut ke meja selanjutnya, meja nomor 14. Meja berisi lima orang wanita karir yang masih muda. Respon yang diberikan hampir sama. Memberi tatapan berbinar, tidak melepaskan tatapan mereka dari Raka, dan membalas ucapan Raka dengan cepat.
Raka terus berlanjut ke meja-meja berikutnya. Responnya tidak beda jauh.
Raka sampai pada meja terakhir. Meja nomor 23, Raka tampak malas melihatnya. Kalau cara yang Raka gunakan sama seperti pada meja lainnya, Raka tidak akan mendapatkan balasan dari perempuan ber-hoodie hitam ini.
Raka berjalan ke belakang gadis itu.
Ohh, jadi ini kerjaannya dari tadi. Bagus juga gambarannya.
Ya, gadis bernama Dhira itu suka menggambar manga. Dia sering dibayar untuk menggambar cover buku atau dibayar untuk membantu perusahaan-perusahaan komik saat proses editing.
"Kayaknya pipinya yang sebelah sini terlalu tembem deh ra..." Kata Raka mengomentari gambaran Dhira.
"Enggak, ceritanya dia lagi nyembunyiin permen karet di pipinya yang kanan itu..."
"Yes berhasil, makasih ya Dhira lesbi... Babai!!!" Kata Raka yang sangat senang karena dia bisa menyelesaikan tantangan kedua dari teman-temannya itu.
'Dhira lesbi' hanya satu orang yang mengiranya lesbi. Dhira membulatkan matanya, ia menyadari bahwa ia baru saja berbicara kepada laki-laki aneh sok kenal yang menganggapnya lesbi.
Raka telah menyelesaikan tantangannya dan ia segera kembali ke tempat duduknya.
"Wahh lo udah deket ya sama cewek itu? Sampe nunjuk-nunjuk laptopnya." Kata Eric menatap Raka penasaran.
"Enggaklah, cuma trik supaya di jawab aja. Dia sombong banget sih," jawab Raka santai.
Giliran Varo untuk memberi tantangan kepada Raka. Jangan menganggap orang yang pendiam dan cuek seperti Varo tidak bisa memberi tantangan yang gila. Terkadang ide Varo ini sangat tidak terteba-
"Gue tantang lo buat nambrakin 10 orang pertama yang keluar atau masuk pintu cafe selama lo berdiri deket pintu" kata Varo.
Itu dia salah satu contohnya.
"Untunglah kalo gitu, gue nggak perlu berurusan sama cewek aneh itu. Pasti dia masih lama keluarnya, yakin gue." Kata Raka yakin.
"Kalo gitu liat aja nanti," kata Varo dengan senyum misteriusnya.
Palembang, 17 Juli 2016
Mohon vomments ya yaa ^^
![](https://img.wattpad.com/cover/77913075-288-k408606.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dhira?
Teen FictionDhira. Dia yang berhasil menarik perhatianku. Banyak yang bilang, rasa penasaran dapat tumbuh pada pandangan pertama. Tetapi apakah yang aku rasakan ini hanya rasa penasaran? Ya, aku juga berharap ini hanya rasa "penasaran". Rasa "penasaran" yang...