6. Dia cantik juga kalo lagi senyum

112 8 0
                                    


Author POV

"Var, kita ke rumah sakit sekarang." Raka mengepalkan tangannya dengan kuat.

"Iya,"

"Kalo lo sampe duluan tungguin gue, gue masih di parkiran lantai 4" kata Raka tanpa melepaskan pandangannya dari kedua orang yang berjalan menuju mobil didepannya.

"Kasih tau Eric sama Steven juga. Gue lagi males ngomong."

"Sip, Ra"

***

Empat mobil mewah memasuki lapangan parkir rumah sakit. Bunyi knalpot yang besar membuat semua orang memperhatikan mereka. Pandangan memuja memancar dari tiap sudut rumah sakit mulai dari mereka turun mobil sampai mereka berada di lantai 2, sekarang.

"Kalian tunggu di luar aja, gue masuk sendiri," Kata Raka, yang dijawab anggukan oleh ketiga temannya. Raka membuka pintu kaca dan bau obat menyeruak ke dalam indra penciumannya.

"Bukannya, biasanya Raka paling nggak mau terapi?" Seteven menautkan alisnya.

"Kayaknya dia ada masalah deh," kata Eric yang ikut bingung.

Varo hanya diam, tidak menanggapi mereka. Diantara mereka bertiga Varo yang lebih lama berteman dengan Raka, Varo sudah berteman dengan Raka sejak kecil. Karena itu, Varo yang paling mengerti keadaan Raka.

***

Setelah menunggu selama beberapa jam, akhirnya Raka keluar dari ruangan tersebut. Varo yang masih menunggu di rumah sakit langsung menemui Raka. Sedangkan, Eric dan Steven sudah kembali ke rumah mereka masing-masing, dengan alasan yang sama yaitu, "dicari mak gue,".

"Arghh... Kondisi gue parah Var," Raka mengacak rambutnya.

"Apa kata dokternya?"

"Dia belum tahu kapan gue bisa berhenti terapi-" Raka menggantungkan kata-katanya. "Dan gue nggak bisa sering-sering pergi bareng kalian lagi, gue disuruh istirahat di rumah."

"Kebiasaan mingguan kita?" Varo menaikkan sebelah alisnya.

"Bisalah..." Kata Raka tersenyum dipaksakan. "Mungkin" tambah Raka dalam hatinya.

Ketiga teman Raka memang sudah tahu keadaan Raka. Mereka tahu persis kejadian yang pernah terjadi pada Raka.

***

Raka POV

"Raka pulang ma..." Aku berteriak saat memasuki ruang keluarga rumahku.

"Besok jangan lupa ke rumah sakit ya, Ka." Kata mama yang baru keluar dari kamarnya, sambil menguncit rambutnya.

"Tadi udah ke rumah sakit ma," aku menghempaskan tubuhku di sofa.

"Terus gimana?" Kata mama duduk di sebelahku.

"Nggak gimana-gimana." Aku menghidupkan tv.

"Kapan terapinya selesai?"

"Nggak tau kapan." Aku mematikan tv dan naik ke kamarku.

Aku meletakkan jaketku di atas meja belajar. Meja belajarku menghadap ke kaca yang menampilkan halaman belakang rumah. Aku melamun memandang halaman belakang rumah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dhira?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang