4. The third dare

67 9 0
                                    

"Kalo gitu liat aja nanti," kata Varo dengan senyum misteriusnya.

***

Raka berdiri dari tempat duduknya. Ia melangkahkan kaki ke arah pintu keluar, dan berdiri di dekat pot pohon cemara kecil yang sengaja di letakkan di kedua sisi pintu. Raka berdiri disana. Tak perlu menunggu lama, seorang ibu-ibu berjalan mendekat.

Raka POV

Orang pertama yang harus gue tabrak. Ibu-ibu gendut yang sedang membawa sebuah paperbag berwarna hitam dengan tulisan B&O berwarna putih ditengahnya. Yaa... Ibu-ibu itu baru saja memesan makanan dan minuman yang akan dibawanya pulang.

Duh kasian banget ibu itu kalo makanan sama minumannya sampe tumpah. Ntar gue disuruh ganti lagi. Tekor nih gue kalo gini.

Gimana pun itu, nggak ada yang boleh protes kalo dikasih tantangan. Tantangan apa pun itu. Raka meyakinkan diri sambil mengepalkan tangannya.

Author POV

Ibu-ibu itu sudah berada di depan Raka. Raka harus menabraknya sekarang juga, atau hukuman yang lebih sulit dari ini menunggunya.

Dari kejauhan teman-temannya tertawa puas melihat ibu-ibu gendut yang akan menjadi target pertama Raka.

Raka melangkah ke depan. Mendekati ibu-ibu itu. Dan-

BRAKKK

Tumpahan hot chocolate menumpahi lengan baju tangan kanan Raka.

Raka POV

GILA. GILA. GILA. Panas banget tangan gue.

Gue segera berlari ke wc tanpa mendengarkan teriakan dari ibu-ibu itu yang meminta ganti rugi.

***

Gue memutar keran wastafel dan segera membersihkan tangan kanan gue dari tumpahan hot chocolate.

Yahh... Jaket favorite gue kotor.

Gue melepas jaket gue dan membiarkan lengan kanan jaket gue tersiram air dari kera-

"SEENAKNYA AJA KAMU MAU SEMBUNYI DI KAMAR MANDI! JANGAN KIRA SAYA TAKUT YA MASUK KE KAMAR MANDI LAKI-LAKI!!" Suara teriakan itu terdengar semakin kuat.

Gue membulatkan mata gue. Ibu-ibu itu nyusul gue dan mau minta ganti rugi. Kalo gini jadinya, gue nggak bakal ikut nongkrong hari ini.

BRAKKK

Bunyi pintu dibuka dengan keras.

"DIMANA KAMU! KAMU HARUS MENGGANTI PESANAN SAYA!" Teriak ibu itu semakin dekat ditelinga gue.

Tiba-tiba telinga kanan gue terasa sakittttt banget. Gue menoleh ke samping kanan gue. Ibu-ibu itu lagi ngejewer telinga gue dengan sangat kuat sambil melihat kearah pintu. Dengan muka yang kayak lagi ngambek-ngambek gitu.

"Saya minta maaf tante, karena kesalahan saya makanan dan minuman tante tumpah. Saya janji akan mengganti pesanan tante yang sudah saya tumpahkan. Sekali lagi saya minta maaf tante." Kata gue dengan sopan. Yaa... Gini-gini gue bisa sopan kalik kalo sama orang yang lebih tua.

Dhira?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang