Dua insan itu berjalan menyusuri jembatan yang bertengger di atas sungai kecil yang airnya jernih. Sang gadis lebih sering melompat-lompat kegirangan dibandingkan berjalan lamat-lamat seperti sang pemuda. Mereka berdua memakai seragam musim semi mereka dengan motif kotak-kotak yang senada dengan warna kelopak bunga Sakura yang jatuh dengan indahnya di sepanjang jalan.
"Lihat, Sakura-ku lebih indah dari milikmu!" pekik sang gadis yang sudah berada jauh dari sang pemuda. Pemuda itu hanya tersenyum mendengarnya.
"Batangnya lebih besar dari pohonmu!" teriak sang gadis. Lagi-lagi sang pemuda hanya tersenyum.
"Nenek bilang, nanti malam ada pesta minum teh!" teriak sang gadis, lagi. Sang pemuda kembali tersenyum. Jaraknya dengan sang gadis semakin dekat.
"Nanti juga ada hanabi (kembang api) loh!" teriak gadis itu dengan kedua tangan membentuk corong di depan mulutnya.
"Aku tahu, Sakura-chan." jawab sang pemuda sambil menggenggam lengan gadis itu.
Gadis itu memamerkan gigi kelincinya. Kuncir kudanya berkibar ditiup angin. Beberapa kelopak sakura terselip diantara rambut hitam legamnya. Sang pemuda mengambil kelopak-kelopak itu dan mengumpulkannya di telapak tangan sang gadis.
"Kamu datang kan, Haru-kun?" sang gadis meniup kelopak bunga di tangannya ke arah wajah sang pemuda. Sang pemuda hanya tersenyum dan mengangguk.
Sang gadis meraih kedua pergelangan tangan sang pemuda dan menatapnya dengan lembut. "Kamu memang harus datang, Haru-kun! Tahun lalu kamu tidak datang ke pesta nenek!"
Sang pemuda tak lagi tersenyum lembut. Wajahnya tersenyum namun kesedihan tampak berada di sana. Kesedihan yang sama dengan setahun yang lalu. Dengan lembut ditariknya gadis itu ke dalam pelukannya. Namun gagal.
"Maaf ya tahun lalu, aku terlambat datang." jawab sang pemuda yang tubuhnya perlahan menembus tubuh sang gadis. Dia berbalik menghadap gadis yang kini tengah bercucuran air mata. Senyumnya sudah menghilang.
"Kamu jahat, Haru-kun! Jangan lakukan itu lagi! Aku jadi ingin bisa menggenggam tanganmu lagi."
Sang pemuda mengulurkan telapak tangannya yang pucat kedinginan.Sang gadis menerima uluran tangan itu, walaupun dia tahu itu tak akan berhasil. Dia kembali menembusnya.
"Maaf ya, kamu tak bisa menggenggamku lagi. Tapi kamu sudah terlalu lama menggenggam hatiku, Sakura-chan."