part 3

381 32 0
                                    

Minyoung berada di halte setelah ia memutuskan tidak mendatangi Jimin di ruang latihan. Lagipula Jimin masih sibuk berlatih dengan temannya itu. Minyoung tak ingin mengganggu mereka.

"Jadi sekarang ... Kau berpacaran dengan Jimin?"

Ah, Minyoung melupakan pria ini. Pria yang sekarang duduk di sebelahnya ini. Ya, Yoongi. Mantan kekasihnya itu.

"Bukan urusanmu," jawabnya ketus. Bisa dilihat kalau Yoongi hanya tersenyum menanggapinya.

"Kau masih marah padaku?" Tanyanya masih tersenyum.

Uh, ini mengesalkan, andai saja bus datang lebih cepat dan membuat Minyoung tak bersama pria ini disini. Ini hari yang cukup sial bagi Minyoung.

Minyoung memilih untuk diam daripada menjawab pertanyaan Yoongi. Untuk apa bertanya kalau ia sudah tahu jawabannya? Bodoh sekali.

"Baiklah, aku tidak akan mengganggumu lagi. Tapi setidaknya, aku boleh mengantarmu pulang. Kau tahu aku tidak tega melihat gadis cantik sepertimu menunggu bus sendirian, apalagi perasaannya sedang kacau karena cemburu pada kekasihnya yang sedang bersama gadis lain."

"Yak! Tutup mulutmu!"

Yoongi nampak tertawa, ia bisa membaca Minyoung dengan sangat mudah. Minyoung terlihat kesal sekali sekarang, batin Yoongi senang.

"Ayolah, sekali saja. Anggap sebagai permintaan maafku...."

Yoongi langsung saja menariknya hingga kembali masuk menuju tempat parkir kendaraan. Minyoung mengikutinya dari belakang tanpa ada penolakan. Mungkin gadis ini bisa memanfaatkan Yoongi karena Jimin tak bisa mengantarnya pulang hari ini.

***

"Apa ibumu ada di rumah? Aku ingin menyapanya," ucap Yoongi ketika mereka sampai di depan rumah Minyoung. Minyoung menatapnya sinis, sebelum melepas helm yang dipakainya.

"Apa pedulimu?"

"Hei, kau masih kesal sekali padaku. Baiklah, maaf, maaf. Harus berapa kali kuucapkan maaf padamu?"

Minyoung diam, seraya memberikan helm itu pada Yoongi. Yoongi dapat melihat raut wajah gadis itu. Raut wajah yang tidak terlihat baik-baik saja. Yoongi tahu, perasaan Minyoung pasti tidak baik-baik saja sekarang. Yah, ia jadi terbiasa untuk tahu seperti apa sifat Minyoung ketika masih berpacaran dengannya.

"Aku bisa membantumu membuatnya cemburu."

Minyoung perlahan mendongak. Apa maksud ucapan Yoongi kali ini?

"Tidakkah kau ingin membalasnya? Jimin, kekasih barumu itu membuatmu dibakar api cemburu. Aku akan membantumu untuk membuatnya cemburu juga."

Minyoung lantas tersenyum, "Jimin tidak akan cemburu sekalipun kau menciumku."

"Woah! Jinjja? Apa kalau lebih dari itu, mungkinkah ia akan diam saja?"

"Kau gila," desisnya pelan. Yoongi nampak tertawa senang.

"Hubungi aku kalau perlu bantuan. Aku siap membantumu. Dan ... Nomorku masih yang lama."

Setelah berkata begitu, Yoongi pun bergegas menyalakan motornya, lalu berlalu dari hadapan Minyoung. Minyoung yang menatap kepergiannya hanya menghela napasnya pelan, lalu masuk ke rumahnya.

***

Keesokan harinya, di sekolah.

"Minyoung, kenapa kau sulit sekali kuajak ke kantin, hmm? Kau tahu aku selalu lapar dan butuh asupan energi!!"

INDIFFERENT Boy X Girl (Park Jimin BTS Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang