Chapter 6 : Devi Kinal Putri

1.7K 41 1
                                    

Hai, aku Kinal, lengkapnya Devi Kinal Putri. Di sekolah aku menjabat sebagai wakil ketua OSIS. Menurut teman-temanku, itu pas banget buatku, karena aku orangnya bisa dibilang galak, tegas, dan disiplin. Meskipun aku gak mendapat 3 besar sih, tapi yah lumayanlah...

"Kinal, tuh fans mu yang setia" kata Frieska, temanku.

Sejak kecil aku selalu dibuntuti seorang laki-laki, namanya Bobby. Dari namanya aja udah gak banget kan? Dia tuh gak macho! Masa dia ngejer cewek, harusnya cewek yang ngejer dia. Dia kelas 2-B, sama seperti aku dan Frieska.

"Udah lah bersyukur aja Kin, aku aja mau loh punya fans, tapi selalu Melody sepupuku yang banyak fans" kata Frieska lagi.

"Tapi kan punya fans itu gak banget, mana fans nya kayak gitu lagi" kataku sebal.

"Kamu denger gak cerita si Delima, yang anggota OSIS kelas D ituloh, diakan dapet si Joseph juga awalnya karena si Joseph jadi penggemar rahasianya dia... Pada akhirnya mereka pacaran loh!" kata Frieska.

"Lah itu masih mending si Joseph orangnya pinter jago merangkai kata, lah ini?" kataku.

"Ha-ha-ha-hai Kinal..." kata si Bobby.

"Hai" balasku.

"Ihh kok pendek banget sih, Nal?"

"Suka-suka donk"

Bel pun berbunyi.

Saat istirahat, aku dan Frieska menuju ke kantin.

"Melody beruntung ya, dia cantik dan populer, punya banyak fans"kata Frieska.

"Udah lah, kamu juga cantik kok, kan kamu sepupunya" kataku menghibur Frieska.

"Hai Kinal! Aku tau kamu biasa makan di kantin, makanan kesukaanmu adalah kue Blueberry tapi hari ini bu Mijah lagi gak bikin kuenya, jadi aku bawain kue Blueberry dari bekal aku nih" kata Bobby. Emang bener sih aku suka kue itu, tapi...

"Sok perhatian" kataku.

"Ihh Kinal aku tuh beneran suka sama kamu jadi aku gak akan nyerah" katanya lagi.

Duh apa-apaan sih dia? Lebay jadi orang.

"Aku gak butuh kue dari kamu! Pergi sana!" usirku. Si Bobby nurut aja dan pergi.

"Ihh Kinal kasihan tau si Bobby kamu terlalu galak menurutku" kata si Frieska.

"Biarin aja, gak penting anak kayak dia" kataku.

Pulang ke rumah, pasti si Bobby selalu SMS aku. Entah darimana dia dapet nomor aku. Tiap aku online dia selalu chat aku, mention aku, e-mail aku macem-macem cuma nanyain "lagi ngapain?" "udah makan belum?" memuakkan banget ih.

Dari pas MOS dia udah nge fans gitu sama aku. Sampai sekarang! Gak bosen-bosennya ya. Masa dia tetep kekeh menyukaiku padahal aku gak respon sedikitpun?

Ada untungnya juga sih, dia sering ngingetin aku kerjain pr, kasihtau segala informasi yang dia tau, ingetin aku ada acara yang kusukai di TV, entah darimana dia tau semua tentang aku.

Gak kerasa udah ujian, emang udah bulan September sih. Pas ujian pun sempet-sempetnya dia SMS aku walau cuma 1-2 SMS. Kelihatannya dia gak enak badan pas ujian. Kenapa ya? Aku jadi penasaran.

Selesai ujian, tinggal harap-harap cemas raport aku menurun atau gak, karena aku OSIS jadi gak boleh turun banyak-banyak. Terus si Bobby gimana? Dia kan gak enak badan? Nilainya bagus atau gak ya?

Pas selesai ujian, si Bobby gak masuk sekolah. Biasanya ada yang buntutin aku, sekarang gak ada. Ah, kenapa aku jadi merasa kehilangan gini sih? Si Bobby kemana sih?

3 hari gak ada komunikasi apapun dari dia. Sampai sekali aku kelewatan acara TV gara-gara gak diingetin sama dia. Kok dia menghilang gini ya?

Aku pun memberanikan diri tanya ke teman-temannya. Namun, gak ada yang tau.

"Nyari Bobby ya?" tanya Frieska.

"Yaaa, mungkin iya..." kataku agak gengsi.

"Kamu gak tau? Bobby kena leukimia. Untung masih stadium 1. Rencananya sore ini dia berangkat ke Singapura buat pengobatan. Kalau dia berhasil, kira-kira 1 bulan dia bisa pulang. Lagian, kamu seneng kan gak ada yang gangguin kamu?" kata Frieska.

Aku gak ngerti. Aku harusnya seneng, kan selama ini Bobby ku anggep pengganggu. Tapi, kok airmataku mengalir ya? Kenapa Bobby gak cerita kalau dia kena penyakit separah itu? Dia selalu mengerti aku tapi aku gak pernah mau peduli tentang dia. Aku merasa berdosa banget.

Pulang sekolah aku langsung nanya ke semua orang dimana rumah Bobby. Gengsi udah gak kuhiraukan. Demi orang yang selalu tulus menyukaiku, buat apa gengsi dipertahankan? Akhirnya aku dapet alamatnya dan langsung ke rumahnya.

"Bobby!" teriakku di depan rumahnya. Bobby keluar dengan muka pucat banget. Bajunya juga jelas menandakan bahwa dia sakit. Aku langsung menghampirinya, memeluknya erat, gak peduli apa-apa lagi.

"Kenapa Kinal? Kamu kesel aku gak SMS kamu ya? Maaf ya kamu jadi ketinggalan acara TV yang gak ada re-run nya itu" kata Bobby.

"BODOH! Kenapa gak bilang kalau kamu mau pergi?" kataku sambil menangis, masih dalam pelukannya.

"Kupikir kamu akan senang kalau aku pergi"

"Bobby, meski kamu jauh disana buat pengobatan, akan aku tunggu sampai kamu kembali ke sini..."

"Kinal... Aku seneng banget akhirnya kamu bisa bales perasaan aku..."

"Kenapa sih kamu selalu setia sama aku Bob?"

"Karena aku tulus menyukai kamu Kinal... Mau kamu seperti apapun aku terima kamu apa adanya"

"Bobby..." kataku menangis.

"Udah jangan nangis donk" katanya.

Akhirnya aku ikut nganterin dia ke bandara. Aku pun menyaksikan pesawat yang membawanya pergi jauh. Kami jadi akrab dan sering mengobrol, entah di skype, telepon, atau apapun. Dia memberitahu bahwa operasinya lancar dan tinggal menunggu pemulihan. Meski tak melewati proses tembak menembak seperti pasangan pada umumnya, bisa dikatakan kami sudah resmi berpacaran. Terima kasih Bobby, kamu dapat melunakkan hatiku dengan cintamu yang tanpa batas...

THE END

________________________________________

Yeayy selesai~ Alurnya agak pendek ya? Maaf ya...

Maaf kemarin gak post soalnya lagi sakit #curcol :P

Review ya! Vote + comment yaa..

Next = Diasta!

JKT48 Love BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang