Chapter 7 : Diasta Priswarini

1.1K 33 0
                                    

Aku Diasta. Aku sekolah di SMA 48 kelas 2-C. Banyak yang mengucilkanku karena aku cuma anak pembantu. Majikan ibuku yang membiayai aku sekolah di sini, karena katanya aku cocok masuk sekolah ini. Majikanku tentunya juga punya anak, anaknya sekelas denganku dan satu sekolah juga, namanya Jacky. Di sekolah dia selalu nyuruh nyuruh aku karena merasa aku cuma pembantu. Makanya, aku gak punya temen deh :D

"Hey Diasta, lagi apa?" tanya Rena, dia cukup baik sama aku. Aki dan Achan juga cukup baik, namun untuk sahabat, aku gak punya.

"Lagi baca buku aja nih" kataku.

"Hey Diasta, si Jakcy cerita-cerita kalau kemarin kamu nyuciin mobil dia. Gila tuh anak, lebay banget" kata Ryo, pacar Akicha.

"Apa-apaan tuh si Jacky! Mentang-mentang orang kaya" kata Akicha sebal.

"Udah lah gak apa-apa" kataku.

"Diasta, sebenernya kamu tuh cantik, pasti nanti kamu dapat kehidupan yang lebih baik" kata Achan.

"Aku gak merasa begitu, Chan... Udah lah, lagian aku tulus kok ngelakuinnya" kataku tersenyum.

Ya, aku memang tulus, karena sebenernya aku menyukai Jacky... Tidak mungkin kan? Ya, aku merasa bodoh menyukai anak majikan ibuku sendiri.

Esoknya, tersiar kabar kalau Jacky udah resmi pacaran sama Tamara. Tamara adalah anak kelas 2-A, anak yang bisa dibilang sombong. Melody saja tidak sombong sepertinya. Cemburu? Haha tidak pantas sekali. Tapi, di lubuk hati paling dalam, rasanya ingin nangis.

*backsound lagu Temodemo no Namida - JKT48*

"Jacky! Apa kamu pacaran sama anak sombong itu?" tanya papanya saat kami pulang sekolah.

"Kenapa sih? Ngatur-ngatur aja" kata Jacky.

"Papa gak suka! Lebih baik kamu pacaran sama Diasta daripada sama anak sombong itu! Tidak ada gadis lain yang lebih baik darinya?!"

"Amit-amit Pa sama si Diasta! Udah anak pembantu, kampung, kuper lagi!" katanya marah. Dia langsung melempar tasnya tepat ke tanganku dan berjalan pergi ke kamarnya.

Seperti biasa, papanya langsung minta maaf ke aku, dan aku membawa tas kami ke ruang perpustakaan.

Aku tidak akan nangis hehe. Aku sudah biasa diperlakukan seperti itu, jadi aku sudah tegar setegar-tegarnya.

Semenjak itu tiap pulang ke sekolah, terjadi pertengkaran papa dengan anaknya. Terkadang mamanya melerai. Aku dan ibu hanya bisa menonton pertunjukkan menyedihkan itu. Kenapa kamu harus seperti itu, Jack?

Besoknya, aku masuk sekolah disambut Rena, Achan dan Akicha.

"Hay Diasta!" kata Rena senang. Dia memang periang.

"Hallo teman-teman" kataku.

"Denger-denger tiap hari Jacky berantem sama papanya? Karena papanya gk setuju hubungan Jacky sama Tamara?" kata Akicha sambil kita berjalan ke kelas.

"Emang harus gitu! Si Tamara kan gk bener nanti Jacky makin gk bener!" sambung Achan.

"Tp cocok tau! Hancur sama hancur!" kata Rena. Mereka bertiga pun tertawa.

"Udah-udah gak baik tau" kataku pada mereka.

"Gk usah sok baik deh" kata orang di belakang kami. Ternyata Jacky!

"Apaan sih, masih mending Diasta belain. Huu dasar!" bentak Rena.

"Iya, gak tau terimakasih" kata Achan.

"Emang cewek kerjaannya gosip melulu! Harusnya kalian contoh si Tamara! Gak pernah bergosip" kata Jacky.

"Itu karna dia gak punya teman untuk gosip!" kata Akicha. Seketika mereka bertiga tertawa lagi.

Jacky pun berlalu pergi.

"Kalian harusnya gak boleh gitu" kataku.

"Biarin ajah" kata mereka bareng.

Pulangnya, Jacky ingin membawa Tamara ke rumahnya. Sudah dilarang pak supir, tapi dia tetap bersikeras.

Di perjalanan, Tamara duduk di sebelahku, karena Jacky duduk di kursi depan.

"Hey Diasta, kamu pasti suka sama Jacky ya? Karena apa? Uangnya ya?" kata Tamara. Aku langsung marah saat dia bilang "uangnya" itu.

"Jangan samain aku sama perempuan rendah!" kataku pelan.

"Hahahaha... Emang kamu rendah" kata Tamara. Memang dia ternyata jahat. Yang dibilang Rena, Achan sama Akicha itu benar sebenar-benarnya.

Pulangnya, papa Jacky langsung mengamuk melihat Jacky membawa Tamara ke rumahnya. Terjadi pertengkaran paling keras antara papa dengan anaknya.

"JACKY! KAMU BENAR-BENAR!" teriak papanya.

"UDAH LAH PA! JACKY PERGI AJA!" teriak Jacky balik.

Jacky berlari pergi keluar rumah. Spontan kukejar. Kulihat Tamara hanya duduk santai di dalam rumah.

"Udah lah anak pembantu! Gak usah kejar aku!" katanya.

"Gak bisa! Kasihan papa kamu!" balasku.

Kami kejar-kejaran cukup jauh. Rasanya nafasku habis. Aku berhenti sebentar sedangkan Jacky asyik berlari di jalanan. Lalu kulihat ada mobil melaju cukup kencang! Spontan aku menyelamatkannya dengan mendorongnya ke bahu jalan, dan akhirnya aku yang tertabrak.

.

.

.

"Di-dimana ini?" kataku sehabis bangun dari pingsan.

"Di rumah sakit" kata Jacky.

"Diasta!" teriak ibuku sambil menangis.

"Sudahlah bu, Diasta gak apa-apa" kataku menenangkan ibuku.

"Semua ini ulahmu Jacky! Saya minta maaf atas ulah anak saya ini" kata papanya Jacky ke aku dan ibuku.

"Tuan, nyonya, tuan muda, lapar? Saya belikan makanan ya" kata ibuku lalu pergi.

"Papa dan mama akan urus administrasi dulu. Kamu jaga Diasta!" kata papa Jacky dengan nada yang masih marah.

Tinggalah kami berdua di ruangan. Ternyata luka yang kudapat cukup parah juga. Mungkin beberapa hari tidak masuk sekolah.

"Aku sudah putus dengan Tamara" katanya membuka pembicaraan.

"Ohhh... Baguslah, berarti tuan besar tak perlu marah lagi, kan?" kataku.

"Maafkan aku" katanya lagi.

"Tidak apa-apa. Tugasku sebagai pembantumu kan?" kataku.

"Jangan berbicara begitu. Membuatku semakin merasa bersalah" katanya.

"Sudahlah aku tulus kok" kataku.

"Kenapa? Karena kau menyukaiku? Aku tau semua dari Tamara" katanya lagi.

Bagaimana ini? Jacky bisa membenciku!

"E-eh, i-i-ituu"

"Sudahlah. Mulai sekarang aku yang melindungimu ya" katanya tersenyum.

Benarkah ini? Apa aku bermimpi? Jika ya ini mimpi terindah dalam hidupku.

"Jangan kaget begitu donk. Jelek tau" meski dia meledek tapi kami tertawa bersama. Aku senang sekali. Semoga selamanya akan seperti ini...

*backsound Karena Kusuka Dirimu - JKT48*

THE END

________________________________________

Fic nya selesaiiiiii~

Next,Frieska!

Review ya! Jaa~

NB: maaf kalau ceritanya sinetron banget dan biasa banget. Baru kali ini juga nambahin lagu-lagu di fic. Maaf kalau lagunya gak nyambung, baru pertama kali pake lagu sih. Hehe~

JKT48 Love BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang