Chapter 8: Frieska Anastasia Laksani

1.2K 38 0
                                    

Aku Frieska kelas 2-B. Aku sepupunya Melody kelas A. Terkadang, aku ingin ada di posisi Melody. Melo selalu terlihat bersinar, pintar, memukau seluruh sekolah. Sedangkan aku? Hanya sepupunya yang sama sekali tidak berbakat.

Aku sebenernya menyukai salah satu MG (MG=Melo's Guy, artinya lelaki yg naksir Melo), dia itu keren abis. Cuma gosipnya, semoga cuma gosip sih, dia suka sama Melody. Hufftt...

Dan aku malah digosipin suka sama Soky. Padahal si Soky yg ngejer-ngejer aku dan ngotot aku harus jadi pacarnya, ngeselin banget kan?

"Hai Frieska! Temenin aku ke perpustakaan yuk?" kata Melo.

"Oh, oke Mel!" balasku.

Seperti biasa, harus desak-desakan karena para 'fans Melo' sudah menunggu dimana-mana. Aku heran Melo bisa jadi artis begitu. Memang anak-anak SMA48 ini agak 'lebay'.

Tiba-tiba mataku melihat sesosok yg kukagumi. Dia itu Adrian. Dia juga lumayan banyak penggemar loh. Jadi terkadang penggemar Melo dan Rian kerjaannya berantem kayak demo. Pusing deh liatnya.

Adrian ngeliatin kita. Bisa dipastikan dia kayak senyam senyum sendiri gitu. Jangan-jangan karena liat Melo? Hufft...

Aku mulai memperhatikan Melo. Dia itu rambutnya urai ombak. Gayanya juga keren tapi manis. Hmm...

Besoknya, aku coba ombakin rambut aku! Saat kesekolah, banyak juga yg memuji penampilanku. Aku berharap seenggaknya diliaaat aja sama Adrian. Tapi, dia malah masang muka kesel ke aku. Kenapa ya?

Aku liat hari ini Melo pake jepitan warna merah muda. Hari ini dia tampil manis gitu. Besoknya pun aku ikuti penampilan dia.

Begitu selanjutnya setiap hari, apa yang dipakai Melo akan dipakaiku di hari esoknya. Aku ingin mendapat perhatian dari si Adrian. Setiap hari aku ditawari pertanyaan begini

"Kamu ngikutin Melo ya?"

"Eh kok belakangan ini kamu mirip Melo sih?"

"Kamu pengen punya FG ya?"

Aku berusaha menghiraukan pertanyaan itu. Bahkan si Soky pun nanya begitu. Sampai suatu hari Melo sendiri yang bertanya hal itu kepadaku.

"Frieska, aku denger dari banyak temen, katanya, kamu suka meniru apa yang kupakai ya?"

"Gak kok"

"Tapi sepertinya kemarin aku menguncir 2 rambutku dan sekarang rambutmu dikuncir dua"

"Emang gaboleh? Hak kita kan mau menguncir rambut seperti apa?"

"Tapi Frieska, sepertinya itu membuatmu..." aku sudah bisa menerka perkataan sepupuku itu.

"Kenapa Mel? Kamu takut popularitasmu direbut? Tenang aja kok! Aku gak akan rebut fans kamu! Tapi plis, jangan rebut satu hal dari aku! Kamu mungkin gak tau, aku merasa terhina Mel! Sekarang kamu masih sempet iri sama aku? Yang ada aku yang harusnya iri sama kamu!" langsung aja aku pergi. Aku benci Melo!

"...membuatmu jadi seperti bukan dirimu..."

Aku kesal. Marah. Benci. Sebal. Semuanya.

Memang salah kalau aku setidaknya sebaik Melo.

Apa aku memang tidak bisa apa-apa?

Esoknya, aku berpenampilan seperti biasa. Meski dengan wajah yang terlihat muram, aku berusaha menyembunyikannya dengan senyumanku yang katanya manis dilihat orang.

"Hai Frieska! Hari ini kamu lebih cantik dari biasanya" puji si Soky.

"Iya, makasih" balasku seadanya.

Hari ini aku harus mengungkapkan semuanya. Harus! Supaya semuanya jelas dan aku gak usah seperti dibelenggu begini.

"Adrian, pulang sekolah, aku mau ngomong. Terserah mau datang atau gak, yang jelas kutunggu sampai jam 1 siang" kataku.

Ternyata dia mau menemuiku. Sedikit kebahagiaan bagiku.

"Frieska, kamu lebih bersinar kalau kamu tampil seperti dirimu" katanya.

"Adrian, kamu suka Melody ya?" tanyaku.

"Tidak" katanya singkat.

"Jangan bohong" kataku.

"Aku tidak bohong" katanya.

"Lalu kenapa kamu marah saat aku meniru Melody?"

"Karena kamu jadi kehilangan dirimu yang asli"

"Apa pedulimu? Kau kan suka Melody"

"Sudah kubilang tidak kan?"

"Aku akan membantumu. Tenanglah" kataku sambil berusaha tersenyum.

1 detik...

2 detik...

3 detik...

"Aku tidak suka Melody. Aku menyukaimu, Frieska kelas B" katanya.

Aku berusaha tidak gembira dulu. Pasti hanya akal-akalannya, seperti waktu Hans ngerjain Beby.

"Jangan bercanda. Aku tak mudah dibohongi"

"Aku tak bohong. Kau saja sebagai perempuan yang tak peka"

"Jangan memutarbalikan fakta deh" kataku kesal.

Tiba-tiba dia memelukku begitu saja. Rasanya aku ingin meledak! Apakah ini mimpi?

"Aku tidak bohong! Aku memang menyukaimu. Namun banyak yang salah anggap aku malah menyukai sepupumu"

"Sebenarnya aku meniru Melody demi mendapat perhatianmu" kataku jujur sambil melepas pelukannya mengingat ini masih disekolah dan kami masih berstatus siswa-siswi.

"Jangan begitu. Percaya saja pada dirimu sendiri. Seperti sekarang ini" katanya sambil tersenyum.

THE END

________________________________________

Selesai! Pendek ya? Gomen!

Next nya Gaby  ya. Dijamin karakternya manis deh!

Review ya, pasti chapter ini banyak kekurangan. Maaf karena cuma itu idenya. Maaf ya... Gabynya ditunggu aja ya! :D

JKT48 Love BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang