[ a n g l o c i t a ]
Emanuella Angel: Kak lou kak ges makasi ya hari ini wkw
Emanuella Angel: Sabar ya yg barusan jomblo :ppGrace Sam: Dasar nggak tau diri
Louhea Tabitha N: Yaelah jomblo anyaran kok suka baper
Emanuella Angel: Dasar pho!
Emanuella Angel: Ituloh. blajar dr jomblo yg udah lama.Grace Sam: Njirr😒😒😒 biasa aja yaa sorry. wakakakak. Jomblo senior.
Louhea Tabitha N: Senioran enjel loh btw
Menghabiskan waktu dengan dua makhluk berjenis kelamin perempuan ini sudah cukup membuatku terhibur. Aku pulang ke rumah dengan badan lelah setelah menyetir jauh dari Sawojajar-rumah Louhea-sampai Bandulan.
Pasca kejadian di rumah Agung waktu itu, aku memutuskan untuk menutup pintu hati sementara. Tak ada yang boleh masuk dan tak ada yang bisa masuk, meskipun sudah mengetuk berulang kali. Aku sudah menyiapkan gembok ganda untuk hatiku. HAHAHA.
Menikmati kesendirian dengan memanjakan diri sepertinya lebih baik daripada harus jatuh ke hati yang salah. Terlebih, aku punya sahabat-sahabat yang otaknya agak miring. Aku bisa bersenang-senang dengan mereka, shopping, atau melakukan apa yang bisa kulakukan. Sendirian tanpa disetir makhluk berlabel 'pacar'.
Aku ingin dikejar, bukan mengejar. Aku lelah bertahan. Aku mau istirahat sebentar saja. Aku mau bernapas sendirian.
•••
"Mario Sandy," gumamku. Tanpa komando, jempolku meng-klik profil instagram lelaki itu.
Memang sudah jadi kebiasaan kalau sedang menganggur begini, melihat siapa saja likers di foto instagramku. Tapi, kali ini bukan fotoku yang kulihat. Foto Debby, adikku. Well, bukan adik kandung.
Aku adalah keponakan tanteku, dan Debby adalah keponakan omku. Om dan tanteku pasangan suami istri. Paham? Tidak, ya? Ya sudah. Anggap saja aku dan Debby adalah kakak beradik.
Setelah aku follow instagram lelaki bernama Mario Sandy itu, aku mengirimkan direct message untuk minta follow back.
Tak kuduga, ia meminta id LINE atau pin BBM-ku. Apa salahnya membuka diri untuk berteman? Toh, aku juga sudah janji pada diriku sendiri untuk tidak membuka pintu hati, 'kan? Tidak ada yang salah kok.
Jangan pakai hati lagi ya, Ges. Aku memperingatkan diriku sendiri.
•••
Tak kenal maka tak sayang.
Sepertinya pepatah itu cukup membuatku kelimpungan. Masalahnya chat yang masuk-mulai dari LINE, whatsapp, dan bbm-lumayan banyak. Bukannya aku sombong, tapi, memang tak sedikit orang yang ingin mengenalku.
Aku gadis biasa dengan wajah bundar dan mata lebar. Hei, bayangkan aku seorang gadis, ya. Bukan kodok. Sungguh, aku ini gadis biasa. Postur tubuhku yang mini-bahasa halus dari pendek-membuat orang berpikir kalau aku masih anak SMA. Mungkin memang wajahku cukup imut untuk dikategorikan anak SMA. Karena itu pula, pacar terakhirku adalah adik kelasku di kampus. Dia bukan berondong, ya. Dia lebih tua dariku.
KAMU SEDANG MEMBACA
UPAKYANA #1
Proză scurtăKumpulan cerita pendek tentang cerita panjang. Berisi cerita dengan genre fiksi, non fiksi, dan semacamnya. Copyright © 2016 by calladaiva