Aku menyukai kak revan dan aku sampai tau apa saja yang disukai dan gak disukai kak revan. Diam-diam aku memberikan bekal makanan, cemilan dan terkadang juga barang yang memang ingin di belinya.
Aku gak bisa memberikannya secara langsung karna ada teman cewek di kelasnya yang sangat protektif terhadap kak revan. Namanya clarissa, banyak cewek yang memberikan kado ke kak revan tapi malah cewek itu yang membuangnya. Dia adalah cewek satu-satunya sahabat kak revan. Makanya dia merasa diatas awan, banyak yang memanggilnya mak lampir. Karna cerewet dan galaknya melebihi penjaga rumah.
"Revan ke kantin yuk, aku pengen makan yang pedes-pedes nih?" ajak clarissa dengan manja.
"Kamu aja deh, ini ada yang ngasih makanan enak banget. Dia tau kesukaanku, rasanya kayak buatan ibuku dulu." jawab revan dengan menghela nafas dan memandangi kotak makan yang sisca berikan.
Clarissa merebut kotak makan itu dan berteriak
"Sini.. Ini tuh pasti udah diguna-guna sama fans gak jelas kamu. Bahaya tau, atau gak malah dikasih racun. Biar aku buang aja, mending kita makan dikantin yang udah jelas siapa yang bikin."Kak revan merebut kotak makan itu dan menyuruh clarissa untuk pergi. Kak revan hanya tinggal berdua dengan ayahnya karna ibunya sudah meninggal setahun yang lalu. Sejak saat itu kak revan sangat kangen sekali dengan masakan ibunya.
Masakan sisca yang sama persis dengan masakan ibunya membuat kak revan luluh dan mencari-cari siapa yang memberikan kotak makan itu. Tapi gak pernah ketemu bahkan membuat cewek-cewek lain berebut untuk mengakuinya. Tapi karna sisca yang takut dan gak pede, dia hanya bisa diam dan terus memberikan makanan itu diam-diam.
Maafkan aku yang gak bisa jujur. Aku sudah cukup bahagia melihatmu tersenyum dari sini. Aku akan terus menjadi bayanganmu. Hanya ini yang bisa kulakukan untuk menunjukkan perasaanku. Kamu bagaikan bintang di langit yang hanya bisa kulihat dan tak bisa kusentuh.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
You Don't Know Me
Teen FictionMungkin aku memang tak tahu apa itu cinta. Selama ini aku bersamamu, ku masih memperhatikanmu. Namun kau tak mengenaliku. Akankah kau mengerti keberadaanku? Haruskah ku menunggu lebih lama lagi??