1 - Magic Box

67 8 11
                                    

"Magic box"


Author p.o.v

"Pa! Ma! Aku tidak mau pindah dari rumah ini! aku tetap ingin disini! " Pekik seorang gadis berumur sekitar 17 tahun itu dengan raut wajah yang penuh emosi. Setiap kata-kata nya penuh dengan penekanan.

"Rumah ini telah disita Bank sayang, kini kita telah terbelit hutang. Papa kamu sekarang telah bangkrut, dan terpaksa kita harus pindah dari rumah ini dan mencari rumah yang lebih murah." Ucap mama nya menjelas kan.

Gadis itu menatap tak percaya kedua orang tua nya. Matanya berkaca-berkaca, wajah nya memerah, terlukis kemarahan di wajah nya.

"Tidak ma! Aku masih ingin tinggal disini, aku masih mau hidup mewah, aku tak ingin jatuh miskin!" Ucap gadis itu menatap kedua orang tua nya yang sudah lelah membujuk nya sedari tadi.


Namun ..., akhir nya dia menerima semuanya, walaupun dengan berat hati.


***


"Ma, apakah ini rumah kita yang baru? ini sungguh mimpi terburuk ku harus tinggal di rumah yang seperti rumah hantu ma!!" Ucap Hanna yang telah berdiri di depan rumah barunya yang berada di pelosok desa.

Cat putih yang sudah usang dan luntur termakan usia. Pagar kayu yang sudah lapuk dimakan rayap, dan rumah yang tampak begitu menyeramkan.

Rumah baru Hanna sungguh berbeda 360 derajat dari rumah lama nya yang begitu mewah dan menakjubkan.

Hanna dan keluarganya memasuki rumah yang bagi Hanna sangat jelek.

"Ma lihat lah rumah ini begitu menjijikkan! aku takkan sanggup tinggal dirumah seperti ini!" Ucap nya sambil membersihkan sarang laba-laba yang menempel dirambutnya.

"Hanna, jika dibersihkan pasti akan terlihat bagus. Lagian rumah ini juga rumah yang paling murah sayang, mama sama papa tidak punya banyak uang untuk membeli rumah yang lebih bagus, kita sudah jatuh miskin sayang." Mama nya Hanna mencoba menjelaskan kepada anak semata wayang nya itu.

"Ya jelas saja rumah ini murah! Kan rumah nya jelek dan bau lagi! Kalau dijual mahal kan mana ada yang mau beli!" Ucap Hanna dengan gaya sombongnya. Keangkuhan diri nya membuat dia lupa bahwa hidup itu bak roda yang selalu berputar.

"Hanna kamu harus terbiasa hidup seperti ini nak. Bukan kah hidup bagaikan roda yang berputar? Kadang kita berada diatas dan terkadang kita harus berada dibawah, dan kamu harus menerimanya." Papa nya membuka mulut memberi nasehat dengan nada lembut namun tegas.

"Ya baik lah," Hanna hanya memanyun kan bibirnya sebal.

"Ayo sekarang kita bersih-bersih. Dan mama mohon kamu jangan mengeluh terus sayang." Ucap Mama nya yang tersenyum lembut kearah Hanna.

Mereka pun membersihkan rumah yang berdebu ini.

Terlihat Hanna dan orang tua nya sedang bergotong royong membersihkan semua isi rumah yang kotor dan berdebu ini.

Terkadang Hanna berlari-larian, tikus yang tak pernah ia jumpai kini menjadi momok bagi diri nya. Tak mau kalah, makhluk kecil bersayap yang dinamai kecoak itu naik ke badan nya, Hanna hanya bisa berteriak berlari sana-sini, itu membuat Mama dan Papa Hanna tertawa geli melihat anak nya yang manja itu.


***


"Selesai...!" Teriak Hanna semangat.

Dan sekarang rumah nya terlihat begitu bersih dan tak begitu buruk.

Hanna menyempatkan diri berkeliling melihat-lihat halaman rumah, rumah ini mempunyai halaman yang tak begitu luas, lagi-lagi sangat berbeda dengan halaman rumah nya yang lama, jika dirumah yang lama halaman nya tertata rapi penuh dengan bunga-bunga yang indah, berbanding terbalik dengan rumah nya yang sekarang, rerumputan liar tumbuh subur di halaman ini, sangat terlihat sekali jika rumah ini sudah lama tak dihuni dan begitu tak ter-urus.

Hanna tersenyum kagum ketika melihat pemandangan padang rumput di belakang rumah nya, yang dibatasi oleh pagar pembatas antara rumah nya dan padang rumput tersebut. Banyak terlihat sapi-sapi perah yang sedang makan dengan lahap nya, pemandangan ini seperti nya sangat mencuri perhatian Hanna, karna ini baru kali pertama dia merasakan suasana pedesaan, ya karena dia besar di daerah perkotaan yang super duper padat dan tak pernah sepi dan terlalu berisik.

***

Malam pun telah menjelang, matahari kini sudah pulang keperaduan nya.

"Ma, Pa aku ingin tidur, aku telah lelah bekerja membersihkan rumah seharian ini..." ucap Hanna

Jam telah menunjukkan pukul 21:00 malam.

"Baik lah sayang... Selamat tidur dan selamat mencoba kamar baru" ucap Mama nya.

Sesampai nya dikamar Hanna hanya terdiam dikasur kamar nya yang tak begitu empuk.

Hanna mengingat dimana masa kejayaan diri nya dulu, disaat menghamburkan uang adalah hal yang biasa, tinggal di tempat yang terbilang sangat jauh sekali dari kata ketidak nyamanan. Hidup nya yang begitu sempurna, yang terkadang masih tidak dia syukuri. Tak terasa kini hilang, hal yang tak pernah ia bayang kan pun kini terpaksa ia rasakan secara nyata.

Hanna membaringkan tubuh nya dikasur. Wajah nya merengut sebal, tak ada lagi kasur empuk yang biasa nya selalu membuat dia nyaman tiduran di kasur. Tidak ada lagi boneka-boneka lucu yang selalu menemani dia tidur, tidak ada lagi selimut berbulu lembut yang senantiasa menghangatkan nya dikala dingin. Kini hanya ada kain biasa yang ia gunakan untuk menghangatkan tubuh mungil nya.

Ketika ia ingin memejamkan matanya, tiba-tiba terdengar suara yang begitu berisik. Itu membuat Hanna mengurungkan niat nya untuk tidur.

"Suara apa itu??" ucap nya bingung, tergambar raut wajah kekhawatiran sekaligus takut.

Dia pun beranjak dari kasur nya dan mencari sumber suara itu. Takut bercampur penasaran, Hanna pun tetap melanjutkan mencari dari mana asal suara itu.

Dan ternyata suara berisik itu berasal dari loteng kamar Hanna.

Antara takut dan penasaran Hanna mencoba menggapai tangga yang telah ada untuk menuju loteng itu. Hanna pun membuka penutup di atap kamar nya, setelah dibuka dengan perlahan dia sampai di atas. Terlihat begitu banyak tumpukkan barang yang sepertinya milik sang penghuni rumah ini yang lama.

Hanna pun masih mencari asal suara yang mengganggu nya, ia sudah siap dengan pentungan kayu yang sudah berada ditangan kanan nya semenit yang lalu, yang ia dapat kan dari tumpukkan barang-barang disekitar nya. Yang ada dipikiran Hanna, suara itu adalah suara kegaduhan tikus-tikus nakal yang sedang ingin beraksi mencari makan. Hanna pun makin bersemangat, karna ia sangat ingin membalas kan dendam nya, karena seharian ini dia sudah cukup lelah dikejar oleh tikus kecil nakal itu.

Mata Hanna pun kini tertuju pada sesuatu di pojok ruangan. Sebuah box yang berbentuk seperti peti harta karun, terlihat bergoyang-goyang seperti ada sesuatu yang mendesak ingin keluar.

Hanna pun makin penasaran, dan ingin segera membuka box itu, namun tampak keraguan di wajah nya. Yang dia yakini ada begitu banyak tikus yang berada di dalam sana, Hanna mulai tak yakin dengan rencana awal nya ingin balas dendam kepada tikus nakal itu, kini berubah menjadi takut plus geli.

"Dibuka atau tidak ya? " Hanna masih terdiam ragu di depan box itu.

Akhir nya dengan segala keberanian yang ada, Hanna pun mencoba membuka penutup box itu. Ketika ia membuka box itu, dengan perasaan takut Hanna menutup mata nya, ia seakan takut dengan apa yang akan dia lihat nanti. Akhir nya box itu telah dibuka, Hanna terdiam dan masih menutup matanya, ia menunggu-nunggu dan menerima kemungkinan apapun yang akan terjadi. Namun 3 menit berlalu, tak ada yang aneh. Hanna pun memberanikan membuka matanya. Hanna berdecak kagum dengan apa yang ia lihat sekarang.

"Wow cahaya dari mana ini?" ucap Hanna kagum ketika melihat box itu telah terbuka.

 Hanna pun memberanikan melihat kedalam box itu, sesekali ia mengerjab kan matanya karena silau akan cahaya yang keluar dari box itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hanna pun memberanikan melihat kedalam box itu, sesekali ia mengerjab kan matanya karena silau akan cahaya yang keluar dari box itu.

Tiba-tiba Hanna tertarik masuk kedalam kotak itu.

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaa tolong aku!"


-----------------------------------------------------------

Maaf kalo lama post nya ^^
menurut kalian gimana?
ini adalah pertama kalinya aku nulis cerita fantasi :D

komen dan vote dong kalo mau dilanjut, biar semangat dan ada alasan untuk aku post kelanjutan nya ^^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Mistery Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang