3 - Because Of you -

100 19 2
                                    

Stevan Wesley p.o.v

Sebenarnya, aku ingin mengajak Elena untuk keluar rumah, aku ingin agar traumanya itu hilang dan bisa seperti anak remaja yang normal.

Namun aku sedang berpikir bagaimana cara mengajaknya, aku tahu ini tidak gampang, ini sangat sulit, karena Elena pasti menolak dan menolak. Jujur saja aku sedikit lelah untuk mengajaknya.

"Elena?"

"Umm?"

"Please.. untuk kali ini saja, ayolah.. kita jalan-jalan ke taman dengan membawa Jelly menikmati salju bersama"

"Aku ingin stev, Aku mau, tapi kau tidak bisa melihat bagaimana keadaanku tadi?"

"Kau harus mencoba sekali lagi, pasti bisa. Ada aku disini"

"Aku tidak mau"

"Elena.. ayolaah" Dengan muka memohon aku harap ini bisa membuat Elena tersentuh hatinya(?)

"Tidak! " Elena menatapku dengan tatapan seperti membunuh, dia memang tidak mau dipaksa untuk hal yang seperti ini.

"Pleaseee.."

"Tidak!!!!!" Elena membentak, jujur saja aku takut melihat mukanya yang begitu menakutkan ketika marah.

"Kalau kau tidak mau, aku mau pulang" ini tidak berbohong, namun aku sedikit frustasi karena Elena tidak mau untuk keluar rumah, terlalu lelah aku mengajaknya.

"terserah!" Elena menatapku cuek.

Aku pun melangkahkan kaki dan meninggalkan rumah Elena, rasa kecewa, marah, dan sedih. Aku rasakan saat ini. Aku tahu Elena bisa sembuh dari trauma yang berkepanjangan itu.

***

Author p.o.v

Stevan sudah pergi, dia kecewa dengan tindakan Elena yang tetap tidak mau untuk diajak keluar rumah. Sejujurnya Elena, tidak mau menolak, tapi hati kecilnya masih takut, trauma yang terjadi beberapa belas tahun yang lalu selalu terputar bergitu saja ketika ia mencoba untuk membuka pintu rumahnya. Elena sedikit tidak enak terhadap Stevan, dia tahuStevan lelah mengajaknya, namun ia malah menolaknya. Dia harus berbuat apa lagi? Elena pun menggendong Jelly kucing pemberian Stevan kekamarnya.

"Jelly? Bagaimana suasana diluar sana? Menyenangkan kah? Menarik kah? Atau mungkin menakutkan? Atau menyeramkan?" ucap Elena terhadap Jelly, namun Jelly tidak menjawab, dia hanya terus mengeong seperti layaknya kucing biasa.

"Jelly? Aku kesepian.. papa bekerja di Paris, dan Julio juga pergi menyusul kesana, hanya Bibi dan Stevan, dan sekarang bertambah kamu menemaniku" Elena terus mencurahkan isi hatinya pada Jelly, dia sungguh senang Stevan bisa memberikan Jelly untuknya agar tidak merasa kesepian.

***

Stevan Wesley p.o.v

Ya Tuhan? Apakah aku harus terus-terusan membujuk Elena untuk mau pergi keluar? Aku lelah, aku frustasi semua caraku gagal, aku hanya ingin dia senang, dia tertawa lepas dan menikmati dunia luar dengan bebas.

"Dzet..dzett" Seseorang meneleponku.

"Halo?" "Lissa? Hai.. sekarang? Taman?" "Oke baiklah, aku akan menjemputmu."

Aku harus bersiap menuju taman sekarang, aku akan menemui Lissa, dia temanku hanya teman, sebenarnya dia masa laluku, kami berteman sangat dekat ketika di JHS (Junior Hight School) aku berpacaran dengannya, namun karena ada banyak sekali kesalahpahaman hubungan kitapun berakhir.

"Lissa?"

"Stevan. kau datang juga"

"kapan kau tiba dari Jerman?"

"kemarin, aku rindu padamu Stev" Jujur saja, aku tidak merindukannya, dia hanya masa laluku, masa lalu itu memang harus dikenang, namun bukan kembali lagi kesana. Aku hanya tersenyum. Lissa menggenggam tanganku, aku melepaskan dan berjalan kearah danau.

"Stev?"

"Kenapa?"

"Aku rindu saat kita yang lalu, aku masih...."

"Ayolah Liss, aku sudah tidak mempunyai rasa itu lagi, itu sudah terlalu lama, dan itu hanya lah cinta-cintaan anak kecil semata."

"baiklah kalau itu maumu"

"Ya.. aku akan mengajakmu minum kopi dicafe dekat sini, mau?"

"of course" Cafe yang aku maksud itu tepat berada di depan rumah Elena, sering sekali aku memperhatikan nya ketika sedang duduk didekat jendela kamarnya yang tertutup rapat. Sebenarnya aku ingin mengetahui apa sedang ia lakukan sekarang.

***

Elena Gilbert p.o.v

Sore yang indah.. hahaha. Lucu memang, aku mencurahkan isi hatiku ke Jelly sampai tertidur begitu pula dengan Jelly. Aku memang tidak keluar rumah, namun aku tidak terlambat menyaksikan suasana sore untuk melihat terbenamnya matahari dari balik kaca jendelaku yang selalu tertutup rapat. Aku sudah duduk melihat kearah jalanan didepan, melihat lalu-lalang mobil dan motor, orang-orang yang mengunjungi cafe didepan rumahku. Dan itu Stevan? Pria yang memakai kaos putih itu Stevan? Dia tidak datang padaku dan malah duduk minum kopi disana?

Huh>-<. Dan bersama wanita? Stevan.. kau tega! kau bilang kau tidak akan membiarkan aku sendiri, apa karena dia memberikan Jelly padaku agar dia sudah tidak lagi mau berteman denganku? Dia lebih memilih dengan wanita itu? Dia siapa? Stevan.. kau mengkhianati janjimu, kau tidak menepatinya, kau jahat, aku membencimu.

***

Stevan Gilbert p.o.v

Elena? Dia melihatku? Aku tersenyum kearahnya, mukanya berubah menjadi marah, ada apa? Lissa? Pasti dia mengira. AAHHH.. kau bodoh Stevan, kau bodoh!!

"Liss? Aku harus pergi sekarang, ada urusan mendadak, maaf"

"Umm? Ada apa?"

Aku langsung berlari menuju rumah Elena, pembantu rumah Elena langsung mempersilahkan aku masuk, aku langsung menuju kamar Elena.

"Elena! Kau salah paham!!"

"pergi! Kau jahat Stev, kau bilang padaku bahwa kau akan menemaniku dan akan menjadi temanmu. Aku tahu kau memberi Jelly padaku agar kau tidak lagi menemaniku kan? Dan Jelly jadi penggantinya"

"Tidak Elena. Aku terus menemanimu, Jelly sama sekali tidak ada sangkut pautnya!! Elena.. buka pintunya,, kumohon"

"Kau pergi saja!! Aku tidak mau berteman dengamu lagi! Kau jahat! "

"Elena kau salah paham"

"PERGGGI!!"

Tubuhku lemas, aku bodoh, aku pecundang, aku menerima ajakan Lissa sebagai pelampiasan karena aku terlalu frustasi terhadap Elena. Aku berharap besok Elena mau memaafkanku, aku takut Julio akan memarahiku karena membuat Elena marah dan kecewa.

Aku kembali Ke.rumah dengan tubuh yang begitu lemas yang dilapisi kekecewaan, sampai-sampai aku meninggalkan Lissa sendiri di cafe, namun dibiarkan saja, karena dia Elena marah padaku, dan aku juga tahu dia bisa pulang kerumahnya sendiri.

Perasaanku tidak enak, aku tidak bisa tidur. Ini memang masih jam 07:00, Aku pun berniat sekarang ini akan pergi menemui Elena dirumahnya. Jantungku berdebar-debar, aku takut.Elena pasti akan memandang wajahku dengan sangat kecewa.

***

Jangan lupa Voment ya ^^

The Mistery Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang