Inikah Akhirnya?

153 2 5
                                    

Semenjak kemarin malam, Arya tak lagi bisa dihubungi. Handphonenya mati, facebooknya seperti terbengkalai. Tak ada status terbaru di wall-nya.

Aku panik? Khawatir? Jelas!
Apa yang bisa aku lakukan sekarang? Hanya menunggu kabar darinya yang entah kapan? Otakku terus berpikir mencari jawaban. Jantungku berdebar 2x lebih cepat saat kepanikan melanda.

Berkali-kali aku mencoba menghubungi Arya, tapi semua nihil.

Sekali..

Dua kali..
Handphonenya masih non-aktif

Selang 15menit aku menelfonnya lagi. Tersambung!

"Arya kamu baik2 aja kan?? Aku khawatir sama kamu!!"

"Iyaa aku baik2 aja kok. Bisa kita ketemu?"
Aku senang begitu mendengar ajakan Arya. Ini seperti dalam mimpi. Apa Arya memberikanku kejutan? Apa Tuhan telah mengabulkan permintaanku??
Oohh senangnyaaa... Aku menetes terharu.

"Iya bisa! Kapan? Dimana Ar??"

"Nanti aku sms tempat dan waktunya ya. Sekarang aku tutup dulu telfonnya"

Tuut..tutt..

Kenapa Arya jutek sih? Kemana sapaan 'bidadari manisku'?. Mana salam manis yang Arya ucapkan seperti biasanya?
Aahh mungkin dia berubah karena mau memberikan kejutan untukku. Udah lah gak usah dipikirin Bel. Tunggu aja sms dari Arya buat besok ketemuan.

Aku nggak tau nih, bakal bisa tidur apa nggak malem ini. Yang jelas aku ingin cepat-cepat bertemu Arya dalam dunia nyata!

***

"Pagi mama", aku memeluk dan mencium pipi mama dengan penuh cinta.

"Tumben nih anak mama ceria banget. Ada apa hayoo??
Ehh tapi semenjak kamu jarang main facebook, nilai kamu makin naik ya sayang. Mama bangga deh"

"Yaa iyalah maa... Abel gitu loh hihi", dalam hati aku bergumam.. Jelas aja aku jarang maen fb. Ini semua kan berkat Arya. Dia juga penyemangatku, jadi nilaiku bisa naik lagi deh. Oohh senangnyaa. Aku sangat bersyukur.

"Maa Abel pergi dulu yaa.."

"Kemana sayang? Sama Kayla?"

"Keluar bentar ma. Abel sendiri", aku berpamitan pada mama dan papa. Meninggalkan meja makan dan pergi untuk menemui Arya.

Semalam hampir aja aku nggak bisa tidur. Rasa bahagiaku sampai tak bisa ku ucapkan. Setelah 1 tahun lebih berteman dengan Arya melalui media sosial, baru kali ini kami bisa bertemu.

Aku berdandan sesuai style-ku, tak ada yang kubuat-buat. Karena aku yakin, Arya jauh lebih menyukai gayaku yang sederhana.

Aku mencari tempat sesuai pesan yang dikirim Arya. Dengan mengendarai motor matic, aku menyusuri kota Jogja yang istimewa. Aku kaget begitu sampai pada tempat yang di janjikan Arya untuk kami bertemu.

"Kok disini? Kenapa?", aku membuka kembali handphoneku. Memastikan apa Arya tak salah mengirim alamat?
Saat aku tengah melihat pesan terakhir yang Arya kirim, seseorang memanggilku dari kejauhan. Aku celingukan mencari sumber suara. Apa itu Arya? Dadaku berdegub kencang.

"Arya!"
Aneh. Pria yang berada di depanku tak mengatakan sepatah katapun. Ia malah menarikku, mengajaku untuk pergi dari tempat dimana aku berdiri. Aku hanya mengikutinya dengan mulut masih terkunci.

"Ini pasti kejutan dari Arya"

Langkahku terhenti saat seorang pria di depanku juga menghentikan langkahnya. Aku benar-benar bingung. Apa ini adalah tempat yang dianggap romantis oleh Arya? Dasar lelaki itu. Awas aja nanti kalau ketemu. Aku tersenyum dalam hati.

"Lihatlah", kata pertama yang diucapkan pria yang ada di hadapanku. Aku melonggo dengan wajah polos.

"Loh kok Sony?" Ohya aku mungkin lupa belum mengenalkan Sony. Dia adalah pria yang menaksirku di sekolah. Tapi aku tidak menyukainya. Karena sesuatu hal. Sudahlah jangan bahas Sony. Sekarang dimana Arya??

"Iya aku ini saudaranya Arya. Dunia sempit yah Bel", Sony mencoba memamerkan giginya yang di behel. Masih sama, aku tak tertarik.

"Hehe iyaa. Terus Arya dimana? Aku janjian mau ketemu sama dia disini", nadaku datar. Aku sudah tak sabar untuk bertemu dengannya.

Hening.

Semua terdiam. Aku celingukan, takut kalau akan ada surprise dari Arya

"Tuh Arya", akhirnya Sony menjawab pertanyaanku. Tapi dimana? Kok nggak keliatan?

"Mana Son?? Iih buruan deh. Aku udah ga sabar tauukk!"

Sony menggandeng tanganku dan membawaku bersama langkahnya mendekati makam yang masih bertaburan bunga. Seperti makam baru.

"Ini Arya.."

Plakk

Tanganku terbang melayang dan kemudian mendarat mulus di pipi kiri Sony. "Kamu jangan kurang ajar ya!"

"Kalo kamu nggak percaya, kamu bisa lihat nisan yang tertancap ditanah"

Aku menagis dengan kuatnya. Tanganku merusak bunga2 yang ditabur di atas makam Arya.

"Aarryyyaaaa!! Kenapa ini?? Apa maksud kamu ngajak kita ketemu kalau ini akhirnya??"

"Arya meninggal kemarin malem...", Sony mencoba menjelaskan.

"Diam! Aku nggak mau denger. Ini pasti bukan Arya-ku. Dia masih di Bandung kan"

Tangisku semakin menjadi..

"Arya meninggal karena sakit yang di deritanya sejak kecil. Kamu ingat waktu kemarin dia telfon kamu? Dia jatuh pingsan dan langsung dibawa ke rumah sakit. Tapi sayang, Arya udah nggak bisa diselamatkan lagi"

"Huu..hhuuu..
Enggakkk..enggakkk.. Aryaaaa banguunnn.. Aku disini. Kita janji mau ketemu kann? Ini aku Abel. Bidadari manismu.. Aryaaa!!"

"Udah Bel..udah.. Ikhlaskan saja. Ini udah jadi takdir Yang Maha Kuasa
Ohya sebelum Arya meninggal, dia sempet cerita kalo dia abis ngerayain hari jadi pertemanan kalian. Kamu inget waktu dia pergi ke Jogja? Dia itu berencana buat ketemu kamu. Tapi dia nunda. Dia bilang itu bukan waktu yang tepat.
Jadi Arya bawa balik kado2 yang mau dia kasih buat kamu. Inihh", Sony memberikan semua kado yang akan diberikan Arya padaku. Aku menerimanya dan memeluknya dengat erat.

***

Hatiku bagaikan teriris pisau. Perihhh sekali. Sedihpun tak bisa ku ungkapkan dengan kata-kata. Aku menangis seharian. Bahkan sampai detik ini aku masih memikirkan Arya. Bagiku Arya adalah cintaku dalam dunia maya. Aku tak peduli apa kata orang. Karena aku yakin, Arya benar-benar ada. Cinta kami terasa nyata. Mungkin Tuhan berkehendak lain. Tapi yang jelas, aku tidak akan pernah melupakan Arya seumur hidupku

Aku merasakan cinta seperti di dunia nyata~















#cerita ini hanya fiktif belaka.
Kesamaan cerita dan lain-lain hanya kebetulan

Cinta di Dunia Maya, Akankah Jadi Nyata?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang