Dear Ai,
Ingat bagaimana cerita kita bermula dulu saat kita sekolah? Kita sama-sama tidak mengerti apa itu cinta. Bedanya, aku juga tidak mengerti perasaanku padamu. Sedangkan kamu mengerti.
Waktu itu aku bingung. Bingung sekali. Aku menikmati setiap obrolan kita. Menikmati perhatian-perhatian kecil yang kamu berikan.
Aku orang yang cepat puas. Dan aku puas dengan kita yang seperti ini. Aku takut jika meminta lebih, kamu akan hilang.
...
Bodohnya aku, aku meminta kita tetap sama. Tidak lebih. Sama. Sama seperti dulu. Aku takut. Benar-benar takut kehilangan kamu. Tapi tetap saja kamu hilang. Kita tidak menjadi kita yang lama dan kamu pun hilang.
Aku kehilanganmu.
Sangat kehilangan kamu.
Kamu ingat aku mencoba berbicara? Meminta kita kembali seperti dulu, tidak lebih, hanya seperti dulu.
Kamu ingat kamu berkata apa? Haha.. Kamu bilang, kamu tidak bisa. Kamu bilang aku tidak bisa egois dan mendapatkan semua yang aku inginkan. Aku tidak bisa memilikimu sebatas teman karena kamu tidak lagi menganggapku sekedar itu. Bagaimana mungkin aku bisa mendapatkan apa yang aku mau, padahal aku tak dapat memberikan yang kamu inginkan.
Ah.. Apa seharusnya kita mencoba menulis cerita bersama ya, saat itu, Ai? Apa dengan begitu kita tidak saling menjauh?
(Ah, lagi-lagi keegoisanku. Maaf, Ai..)
Cinta pertamamu (katamu),
X
KAMU SEDANG MEMBACA
Ai's
RomanceSudah duaribu hari berlalu sejak saat itu. Kini, dua ribu kilometer jarak telah memisahkan kita. Andai begitu pula hatiku padamu, aku tak akan nelangsa begini setiap waktu. ...