Dear Ai,.
Kamu ingat sering menemukanku di facebook tiap dini hari? Aku tidak tidur semalaman. Entah itu sedang mengerjakan sesuatu. Entah itu karena aku sedang belajar untuk ujian esoknya atau hanya menunggumu. Iya, menunggu iconmu muncul di daftar chatku dengan lingkaran warna hijau. Menunggu kamu online untuk bisa bercerita macam-macam denganmu. Cerita tentang kuliahku. Tentang kucing di jalan. Tentang cuaca yang dingin. Tentang selimutku yang hangat. Tentang hujan. Tentang artis korea kesukaanku. Tentang film. Tentang lagu. Tentang langit. Tentang semua hal yang terlintas di benakku saat itu (Ah, kenapa semua tentang aku ya?). Atau tentang hal yang aku paksa melintas di benakku. Hahaha.. Lihat? Sampai seperti itu aku menginginkan obrolan kita, Ai.
Kemudian kita berbicara tentang masa lalu. Kemudian tentang masa sekarang. Kemudian tentang masa depan. Kadang aku marah tanpa sebab. Kebodohan yang aku lakukan karena seharusnya saat itu aku sudah tidur, bukannya bangun dan ngobrol denganmu. Kadang aku meracau tidak jelas. Kadang aku menjadi gila. Rasanya tidak ingin aku menyapamu dini hari begitu. Tidak ingin tiba-tiba kebodohanku kumat.
Tapi, kalau tidak dini hari begini, akan lama sekali mendapat balasanmu. Aku tau kamu sibuk. HIdupmu kan bukan hanya di depan handphone. Tapi menunggu balasanmu sepanjang hari itu menyesakkan. Aku terus-terusan brharap dengan cemas apa kamu akan sekedar membaca lalu menganggapnya tidak penting dan melupakannya? Apa kamu akan membalasnya? LIhat? lebih baik dini hari begini. Aku tau kamu ada. Kamu tau aku ada. Kita tau kita ada untuk saling menjawab dan berbicara.
Aku suka perdebatan kita tentang apa saja. Kadang-kadang saat kamu berpendapat bagus tentang sesuatu, aku akan memilih sebaliknya. Dengan begitu, kita akan berbicara lebih lama. Membandingkan apa pun yang bisa kita bandingkan sampai akhirnya, kamu akan mengalah. Atau kita berdua sampai pada titik bahwa hal tersebut memang memiliki sisi baik dan buruk. Terserah saja orang mau memilih yang mana.
Bagaimana dengan kita, ai? Menurutmu cerita ini baik untuk dilanjutkan atau sampai di sini saja?
Yang masih menunggu sapaanmu di dini hari dan setiap waktu,
X
KAMU SEDANG MEMBACA
Ai's
RomanceSudah duaribu hari berlalu sejak saat itu. Kini, dua ribu kilometer jarak telah memisahkan kita. Andai begitu pula hatiku padamu, aku tak akan nelangsa begini setiap waktu. ...