'Naruto belum pulang?'
Suara Bentang yang tak sengaja terdengar olehku menghentikan langkahku.Samar samar aku mendengar gemuruh petir diatas sana.
Astaga... Aku ingat kamu bilang kamu takut petir. Dan kalau prakiraan cuaca hari ini benar. Maka hujan hari ini akan diakhiri badai guntur yang hebat.
Aku berlari Naru...
Tak mempedulikan anggota Osis yang memanggil manggil namaku.
Tak peduli bahwa tubuhku kini juga sudah basah kuyup
Hanya kamu Naru.
Hanya wajah ketakutanmu yang memenuhi benakku hari itu gelegar itu makin terdengar Naru, ketika aku tiba di bukit kita
Dan kau disana Naru
Menggigil ketakutan
Tubuhmu tumbang detik pertama aku memelukmu
Matamu sembab hidungmu merah menahan tangis
Dan aku melihatnya Naru
Liontin itu
Liontin merah berbentuk ukiran bunga yang kau genggam erat ditengah ketidaksadaranmu
Itu liontin yang kuberikan padanya Naru
Pada Puteri peri kecil yang kujanjikan kunikahiKamukah itu Naru...
Tapi kenapa kamu diam Naru..?.
Kenapa malah memilih lelaki itu.
Kenapa mengabaikanku
Ibumu nyaris pingsan saking cemasnya melihatmu pingsan digendongankuDan aku memahami satu hal
Aku sadar aku tidak mau kehilanganmu Naru.
Aku tidak bisa kehilanganmu Naru
Tidak sekarang
Tidak saat ini
Ketika kali ini tampaknya kebahagian menjadi milikku lagi....
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate You
Fiksi PenggemarBagi silembut Naruto, Sasuke sicowok populer itu seperti kepingan puzzle paling rumit. A fake smile begitu Naruto menyebutnya.. Si Teme mesum dengan senyum paling palsu yang pernah dilihatnya. Datang seperti badai, menghancurkan hari hari tenangnya...