Quarrel

7.6K 279 2
                                    

Matahari mulai keluar dari tempat persembunyiannya, pertanda bahwa sekarang sudah pagi. Cahaya matahari itu menembus ke dalam kamar Skylar. Menyinari wajah gadis yang sedang tertidur pulas itu dan berhasil membuatnya terbangun. Skylar mengerjapkan matanya beberapa kali, menyesuaikan dengan cahaya matahari yang menyilaukan penglihatannya.

Ia memandang sekeliling kamar. Pandangannya mendapati Alicia dan Bella yang masih tertidur pulas di sampingnya. Ia kembali mengalihkan pandangannya ke arah jam dinding yang menggantung di dinding. Terlihat jam menunjukkan pukul delapan lewat sepuluh menit. Beruntung hari ini adalah hari Minggu, hari libur bagi seluruh murid.

Skylar bangkit dari posisi tidurnya, duduk di tepi ranjang. Gadis itu berpikir sebentar, sepertinya jogging pagi bukan ide buruk. Skylar beranjak dari posisi duduknya dan berjalan ke arah lemari pakaian.

Skylar terlihat sedang memilih-milih baju yang akan ia pakai untuk jogging. Gadis itupun memutuskan untuk memakai kaos putih polos dan celana training abu-abu. Setelah itu, ia mengikat satu rambutnya lalu mengambil hapenya dan bersiap-siap keluar kamar.

"Hoam..."

Langkah Skylar terhenti ketika menyadari Bella yang baru bangun.

Bella mengucek-ngucek matanya beberapa kali, lalu mengedarkan pandangannya. Matanya langsung menangkap Skylar yang juga sedang menatapnya. Bella menatap Skylar dari atas sampai bawah.

"Skylar! Lo mau ninggalin gue lagi?! Lo hobi ninggalin orang ya?" sindirnya ketika menyadari Skylar yang sudah siap membuka pintu kamar.

"Lo kan masih tidur tadi," balas Skylar.

"Percuma juga kalo gue ngajak lo, kan lo gak suka keringetan," lanjutnya.

"Ya at least lo nanya dulu kek," cibir Bella.

"Yaudah, lo mau ikut gue jogging gak?"

"Ikut dong... Eh eh, tapi di sana ada Alan gak?"

"Ya mana gue tau. Lo liat aja ntar di taman,"

"Yaudah, gue tunggu di bawah ya. Sekalian bangunin tuh Alicia," ucap Skylar lalu keluar dari kamarnya.

***

Ketiga gadis itu sudah berada di taman kompleks. Mereka sedang berjalan santai di pinggir taman. Rencana Skylar yang ingin jogging tentu saja batal, tidak mungkin dia lari duluan meninggalkan kedua temannya itu, apalagi Bella.

Saat melewati area pinggiran lapangan basket, teriakan heboh Bella berhasil menyita perhatian kedua temannya itu.

"OMAIGAT, SKY! Di lapangan ada Alan! Al, pinjem handuk lo dong. Aduh gue pake keringat segala lagi... Gimana? Rambut gue berantakan gak? Kalian berdua ada yang bawa parfum, gak? Gue kayaknya bau keringat deh, aduh..." Bella heboh sendiri seperti biasanya. Apalagi gadis itu langsung menarik handuk kecil Alicia dari pundak sang pemilik.

"Udah deh, Bel, lo gak usah heboh gitu," ucap Alicia sambil memutar bola matanya malas dan tangan yang sudah bersilang di depan dadanya.

"Lagian belum tentu juga si Alan ngelirik lo. Gavin aja nyuekin lo pas di kantin waktu itu. Jodoh bakal dateng dengan sendirinya, Bel... Cewek itu ditakdirkan untuk dikejar, bukan mengejar. Gak usah jadi kayak cewek-cewek lonte di luar sana yang haus belaian deh, Bel." cibir Alicia panjang lebar. Meskipun ucapan Alicia itu bertujuan baik untuk menyadarkan temannya itu, tapi sepertinya Bella salah tangkap.

"Eh, Al, mulut lo gak udah pedes gitu! Kan gak ada salahnya gue usaha. Mentang-mentang udah jadian sama Dylan, sombong! Inget siapa yang nolong lo waktu lo masih di-bully, gue kan yang nolongin lo! Gue yang bangkitin rasa percaya diri lo! Tapi kenapa sekarang lo malah jatohin gue?! Inget ya, Al, kalo bukan karena gue, lo gak bakal mungkin bisa jadian sama Dylan. Dia gak bakal pernah ngelirik lo kalo bukan gue yang ngenalin lo sama dia. Dia gak bakal mau ngelirik lo kalo gue gak ngerubah penampilan culun lo itu!" balas Bella dengan berapi-api.

Tepat setelah Bella menyelesaikan kalimatnya, ia langsung dihadiahi sebuah tamparan dari Alicia.

"Bel, gue tadi cuma mau nasehatin elo yah! Kenapa lo malah ngerendahin gue?! Sampe bilang kalo bukan karena lo gue sama Dylan gak mungkin jadian, emang sepenting apa lo sampai-sampai bilang kayak gitu?! Inget ya Bel, kalo bukan karena gue yang nahan lo tiap mau genit ke cowok, mungkin mereka udah jauhin lo sekarang. Gue satu-satunya orang yang selalu nasehatin elo supaya gak terlalu genit ke cowok!" balas Alicia.

Melihat situasi yang akan menjadi buruk jika tidak dilerai sekarang, Skylar buru-buru angkat bicara sebelum Bella kembali membalas perkataan Alicia, "Udah cukup! Kalian kenapa sih? Kalian udah temenan dari kelas 10 lho, bahkan sebelum kenal gue. Selama ini kalian gak pernah bertengkar, palingan kalau bertengkar juga gara-gara hal kecil doang, gak sampe kebawa emosi kayak gini. Gue bahkan merasa bersyukur banget bisa kenal sama kalian. Ayolah gais..."


"Terlambat, Sky. Kali ini gue udah gak punya cara untuk baikan sama dia! Gue udah nyerah ngadepin sikap dia yang terlalu kekanak-kanakan!" ucap Alicia lalu pergi menjauh meninggalkan kedua temannya itu.

Skylar hanya memandangi kepergian Alicia, dia tahu betul temannya itu tidak suka diganggu di situasi seperti ini. Tidak ada yang berani menahan Alicia.

Skylar melirik ke sebelah kanannya. Dia dapat melihat Bella yang mulai mengeluarkan air mata tapi langsung dihapus dengan punggung tangannya. Bella lalu berjalan cepat meninggalkan Skylar sendirian tanpa sepatah kata. Gadis itu berjalan ke arah yang berlawanan dari Alicia.

Sekarang Skylar tidak tahu harus berbuat apa untuk memperbaiki hubungan keduanya. Ia terduduk di salah satu bangku taman yang berada tidak jauh dari tempat pertengkaran Alicia dan Bella. Gadis itu merenung sesaat. Ia bertekad untuk membuat hubungan Alicia dan Bella kembali seperti dulu lagi.

***

Ketua OSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang