SPOILER #1 - COVER

195 7 0
                                    

"Nih, duduk di sini. Terus makan!" Perintah Gavin sambil menarik tangan Skylar untuk duduk di tribun yang kosong itu karena memang letaknya yang ujung pukul ujung dengan panggung. Tadi sore saat pembukaan banyak yang duduk di sana supaya tidak kepanasan. Tapi sekarang sudah kosong mengingat langit yang sudah gelap dan bintang tamu yang sedang tampil di panggung, membuat semua orang berkumpul di area dekat panggung.

"Tapi kan acaranya belum selesai," protes Skylar.

"Udah ada anak-anak yang nge-handle di sana. Mending lo makan sekarang, gue tungguin." Skylar masih menatap lelaki itu dengan tatapan aneh. "Cepet makan. Ntar abis makan baru lo jaga di sana lagi," lanjut Gavin karena gadis itu tidak kunjung memakan makanan pemberiannya.

"Tapi yang lain aja belum makan, masa gue makan duluan?"

"Iya makanya ntar pas lo selesai makan gantian lo yang jaga."

Skylar menatap Gavin tidak yakin. "Beneran gak papa nih kalo gue makan duluan?"

"Iya ... cepet!"

Skylar pun membuka kotak makan itu meskipun awalnya ragu, tetapi perutnya tidak bisa berbohong. Terakhir dia makan adalah saat makan siang, itupun jam satu. Dari jam satu sampai jam sepuluh ini dia belum makan lagi, hanya minum air tadi. Skylar memakan makanannya dalam hening.

Suara vokalis band terdengar sampai tribun, tidak terasa ini sudah lagu kedua yang mereka nyanyikan.

Jangan minta jatuh cinta ....

Luka lamaku juga belum reda ....

Beri dulu aku waktu untuk ....

Sembuh sendirinya ....

Gavin tertegun mendengar lirik itu. Dia menatap Skylar yang sedang makan di sampingnya. Apa dia harus beri Skylar waktu dulu untuk menyembuhkan luka lama yang sudah dia tinggalkan? Selama ini dia kira kehadirannya di sini sudah cukup sebagai permintaan maafnya karena meninggalkan gadis itu.

Skylar yang merasa diperhatikan pun balik menatap Gavin. "Kenapa lo?" Gavin bergeming. Mereka menatap dalam diam. Sampai suara dari walkie talkie berhasil menginterupsi mereka berdua, membuat keduanya terperanjat.

"Vin, Vin! Gavin! Woe!"

Gavin mengambil walkie talkie-nya sambil berdecak kesal. Gavin mendekatkan walkie talkie itu pada mulutnya. "Apaan!"

"Yang jaga loket udah boleh masuk belom nih? Kita juga mau nikmatin acara penutupan kali."

"Emangnya udah gak ada yang mau beli tiket lagi?"

"Ya udah enggak lah, kan udah penutupan. Udah dari tadi orang beli tiket buat nonton penutupan."

"Makanya lo jangan pacaran mulu. Di tempat gelap lagi pacarannya," tambah salah satu panitia penjaga loket yang berhasil membuat Skylar tersedak makanannya.

"Eh?" Gavin yang melihat Skylar tersedak langsung menyodorkan airnya pada Skylar sambil menepuk-nepuk punggung gadis itu. Skylar menahan tangan Gavin yang sedang menepuk punggungnya. "Bentar dulu, gue mau minum." Gavin pun menarik tangannya kembali.

Walkie talkie lelaki itu kembali mengeluarkan suara. "Woi, Vin! Jadi gimana? Udah boleh masuk belom nih? Malah pacaran lagi nih orang." Mendengar itu Skylar kembali tersedak air yang lagi dia minum.

"Udah masuk buruan lo pada!" seru Gavin yang sudah kesal dengan orang-orang di sana. Lihat saja, habis ini tidak akan dia biarkan lepas orang yang mengganggunya itu.

***

Seperti judul bab ini, scene yang barusan kalian baca adalah salah satu bagian yang akan muncul di versi novel Ketua OSIS😁

Yap, ini adalah salah satu dari sekian banyak scene yang aku tambah di versi novelnya.

Buat yang minat beli versi novelnya harap bersabar ya, karena sebentar lagi Ketua OSIS akan segera terbit🙀🎉

Untuk mempercepat prosesnya, yuk ikut andil dalam pemilihan cover novel Ketua OSIS😊

Untuk mempercepat prosesnya, yuk ikut andil dalam pemilihan cover novel Ketua OSIS😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian lebih suka yang mana nih?

Versi Gavin?

atau

Versi Skylar?

Ketua OSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang