(Part 1)

472 8 0
                                    

Hai, namaku Coraline Sharon. Umurku 15 tahun. Aku sekolah di Universitas International Australia. Kini aku kuliah semester 4. Seharusnya anak seumuran denganku baru menduduki bangku SMA, iya aku melakukan akselerasi. 4 tahun SD, 2 tahun SMP, dan 2 tahun SMA karena Papah yang memintaku untuk segera kuliah. Menurut Papah untuka anak perempuan lulus sekitar umur 18 atau 19 terlalu tua. Entah apa yang Papah pikirkan, aku hanya mengikuti keinginannya saja. Di kampus, aku hanya mempunyai 2 orang sahabat, tapi aku mempunyai 2 orang sahabat yang berbeda Universitas dan mereka sahabatku ketika SMA. Umur mereka memang lebih tua dariku, tapi aku sangat nyaman berteman dengan mereka. Menurut orang, aku itu anaknya pendiam, cuek, terlalu serius jika sedang belajar, dana aku bisa di bilang culun atau cupu. Tapi aku tidak pernah peduli dengan penilaian mereka.

“Selamat pagi! Kali ini kalian akan kedatangan teman baru, pindahan dari Indonesia. Silahkan Mikha, perkenalkan diri kepada teman-temanmu.”

“Terimikasih, Bu. Hai, namaku Mikha! Aku pindahan dari Indonesia. Kalian bisa panggil aku Mikha.”

“Silahkan Mikha kamu bisa duduk di bangku yang kosong.”

Setelah itu dia berjalan dan duduk di bangku kosong sebelah kananku. “Hai namaku Mikha!” Ucapnya sambil menjulurkan tangan. “Udah tau, aku tadi denger kok.” Jawabku cuek. “Nama kamu siapa?” Tanyanya. “Coraline Sharon.” Jawabku sambil memberikan senyum kecilku kepadanya. “Senang bisa berkenalan dengan mu, Coraline.” Aku hanya diam dan fokus menatap dosen yang sedang menjelaskan. Lalu ada yang menepuk punggungku. “Dia ngomong apa sama kamu?” Tanya Gabrielle. “Cuma ngenalin ulang namanya kok.” Jawabku sedikit menoleh. “Dia ganteng yaa, matanya itu loh bening banget.” Puji Gabrielle. “Dia nggak ganteng, tapi dia itu berkharisma.” Ucap Olive yang mungkin sedaritadi menderngarkan obrolanku dengan Gabrielle. Aku hanya mengangkat kedua bahuku, lalu kembali fokus kepada dosen yang sedang menerangkan.

Bel berbunyi. Pertanda kelas Matematika telah selesai. Seketika pun anak perempuan berdatangan menghampiri bangku Mikha. “Dasar, liat cowo bening dikit langsung pada ganjen.” Ucapku dalam hati. Setelah itu aku membereskan buku, dan pergi meninggalkan kelas bersama Gabrielle dan Olive. “Sharon, tunggu aku!” Teriak seseorang. Dan sepertinya itu Mikha. Aku menoleh ke belakang. Lalu Mikha berlali kecil menghampiriku. “Kamu mau kemana?” Tanyanya yang masih mengatur nafas karena mungkin dia kekurangan oksigen akibat dikerumuni oleh perempuan sebanyak itu. “Kantin, kamu mau ikut, Mik?” Jawab Gabrielle. “Oh iya kenalin namaku Gabrielle, dan ini Olive.” Kata Gabrielle memperkenalkan diri. “Oh iya, salam kenal. Aku ikut dan gabung sama kalian boleh kan?” Lalu ia menatapku dan tersenyum. “Jelas boleh dong, bener kan Liv, Lin?” Jawab Gabrielle seakan mengiyakan. Aku hanya tersenyum kecil. Setelah itu kami berjalan menuju ke Kantin. Gabrielle berjalan bersama Olive sedangkan aku berjalan dengan Mikha. “Kenapa bukan Gabrielle aja sih yang jalan sama Mikha?” Tanyaku dalam hati.

I will try to love youWhere stories live. Discover now