(Part 6)

179 4 0
                                    

Ternyata telepon dari Reuben.

“Hallo, Reu. What’s happened?”

“Nothing. I just call you because I really miss you, Coraline Sharon.”

“Really? I miss you too, Reuben Nathaniel.”

“What are you doing now?”

“I was struggling with the questions haha”

“It’s hard? I can help you?”

“No thanks. I can do it.”

“Okay. Udah dulu deh teleponnya, nanti aku malah ganggu kamu. Spirit for you haha. Bye!”

“Thank you, Reu. Bye!”

Keesokan harinya, aku pergi ke kampus bersama Gabrielle dan Olive. “Sebentar deh, rasanya ada yang aneh sama penampilan kamu.” Ucap Gabrielle kepadaku. “Iya bener! Rambut kamu di urai dan kamu pakai pakaian berwarna ke cewe-cewean!” Ucap Olive. Aku hanya tersenyum kepada mereka. Bel pun berbunyi. Tanda pelajaran akan segera di mulai, tapi Mikha belum datang. Aku hanya menatap bangku kosong di sebelahku. Entah mengapa pelajaran terasa lebih lama. Akhirnya bel keluar pun berbunyi. Aku dan kedua sahabatku itu berjalan menuju kantin. “Kalian, sini gabung!” Ucap Jeremy yang sedang duduk bersama Reuben dan Mada. Kami menghampiri mereka dan ikut bergabung. Lalu aku duduk di sebelah Reuben. “Mikha kemana? Kok nggak masuk?” Tanyaku kepada mereka. “Mikha lagi sakit. Jadi dia nggak masuk.” Jawab Mada singkat. Aku hanya terdiam. “Nanti siang ada acara nggak, kita ke mall yuk?” Ajak Jeremy. “Hayu banget.” Jawab Gabrielle dan Olive serempak. “Sorry, aku nggak bisa. Harus nemenin mamah belanja sesuatu.” Ucapku sedih. “Mau beli baju pengantin yaa? Buat kamu sama Mikha nanti.” Ucap Mada di iringi tawa. “Kamu bakalan nikah sama Mikha?” Ucap Gabrielle dan Olive berbarengan lagi, dan sepertinya mereka terkejut. Aku hanya mengangguk kecil. Wajah mereka menjadi gembira. Aku hanya menggeleng melihat tingkah laku mereka. Tiba-tiba ada yang memegang tanganku. Kulihat tangan tersebut dan itu Reuben. Ia memberikan kertas kecil ke tanganku. Ku buka kertas tersebut. Ternyata kertas tersebut bertuliskan “Kamu cantik. Tiap hari rambutnya di urai yaa.” Aku menatap Reuben, dia pun tersenyum. Tangan dia masih memegang tanganku. Aku hanya terdiam dan membiarkannya. “Aku pulang duluan yaa, mamah udah nungguin.” Ucapku berpamitan. “Aku anter yaa?” Ucap Reuben menawarkan. “Udah mau aja, hemat ongkos dan kamu nggak akan kepanasan.” Ucap Jeremy. Aku pun tertawa mendengar perkataannya. Lalu aku pulang di antar oleh Reuben. Selama di perjalan kami hanya berdiam diri. Sampailah kami di depan rumah. “Makasih banyak yaa, Reu.” Ucapku lalu tersenyum kepadanya. Reuben hanya menganggku dan tersenyum. Setelah itu mobilnya menghilang dari pandanganku.

Malam pun tiba. Kali ini aku mengenakan dress tosca dan high heels putih. Rambutku di hiasi oleh jepitan bunga berwarna putih. Aku membawa tas kecil berwarna putih juga. Semua yang aku kenakan, baru saja di beli kan oleh Mamah. Kami pun segera berangkat ke rumah Mikha. Sesampai disana, Tante Vo menyuruhku membangunkan Mikha di dalam kamarnya. Aku pun menurut, dan melangkahkan kakiku ke kamar Mikha. Saat aku memasuki kamar Mikha, aku lihat Mikha sedang tertidur. Aku memegang jidatnya dan ternyata panas. “Bangunin nggak yaa? Nggak enak tapi, dia kan lagi sakit.” Ucapku dalam hati. Tiba-tiba Mikha terbangun.

“Kok kamu ada di sini?”

“Hm… aku di suruh Tante Vo bangunin kamu. Kamu sakit yaa?” Tanyaku.

Mikha hanya mengangguk kecil. “Kamu kok dandan cantik banget? Emang ada acara apa di rumah ini?”

“Mamah sama Papah kesini mau ngomongin tanggal pertunangan kita.”

“Berarti sebentar lagi kamu jadi Istri aku dong?”

Aku hanya tersenyum. “Mik, kebawah yuk? Nggak enak berduaan di kamar.” Mikha hanya tertawa, lalu bangun dari tempat tidurnya. “Mik, cuci muka dulu. Kalau bisa ganti baju. Aku tunggu di luar yaa.” Ucapku sambil berlalu dari kamar Mikha. Aku duduk di ruang tamu bergabung dengan yang lainnya. “Mikha mana?” Tanya Om Lans kepadaku. “Mikha lagi ganti baju dulu, Om.” Ucapku lalu tersenyum kepadanya. Tak lama kemudian Mikha datang, dan duduk di sebelahku. “Oke sekarang semua udah ngumpul. Jadi kita bakal ngadain tunangan 1 bulan lagi. Kalau pernikahan mungkin 3 bulan lagi. Untuk pertunangan kita undang keluarga kita dulu aja…” Dan selesai lah rencana pertunangan. Setelah itu kami makan malam bersama, lalu pulang ke rumah.

I will try to love youWhere stories live. Discover now