Aku hanya diam dan tertunduk menahan malu. “Tadi Reuben, sekarang Mikha. Udah ini siapa? Mada? Atau Jeremy?” Ucapku dalam hati. “Kamu kenapa diem aja? Kamu marah sama aku?” Ucap Mikha yang tatapannya masih tetap fokus ke jalan. “Nggak kok, cuma…” Ucapanku terputus aku sedikit ragu untuk jujur kepada Mikha. “Cuma apa?” Ucap Mikha penasaran. “Mau jawaban jujur atau bohong?” Ucapku menjahili Mikha. “Jujur.” Jawab Mikha singkat. “Aku itu melting kamu cium tangan aku di tambah kamu cubit pipi aku pas lagi blushing.” Ucapku jujur dan tertunduk menahan malu lagi. “Aku kira kamu marah. Oke, kalau gitu aku bakal sering buat kamu blushing terus, lucu liat kamu kayak gitu.” Ucap Mikha sambil menatapku dan di iringi suara tawanya. Aku hanya memukul pelan tangan Mikha. Tak lama kemudian handphoneku berdering. Pertanda ada telepon masuk, tapi nomornya tidak aku kenal. Aku angkat saja telepon tersebut.
“Hallo, ini siapa?”
“Hallo, ini Reuben. Kamu dimana? Gabrielle sama Olive nyariin kamu. Btw, kamu liat Mikha nggak?”
“Aku sama Mikha lagi di jalan, Reu.”
“Di jalan? Kalian mau kemana?”
Sebelum aku menjawab pertanyaan dari Reuben, Mikha merebut handphoneku. Menyebalkan. “Hallo, Ben. Gue sama Coraline mau makan siang di luar. Sekali doang kok, Ben. Jangan bilangin Mada yaa, bisa-bisa gue di cekek. Nah gitu dong, Ben. Love you, Ben hahaha.” Setelah itu Mikha mengembalikan handphoneku. “Mik, kok kamu sama Reuben so sweet banget yaa? Envy deh.” Ucapku di iringi tawa yang cukup keras. “Kamu mau di kayak gituin sama aku? Nanti aku kayak gituin kamu deh.” Ucap Mikha yang kembali menatap fokus ke arah jalan. Setelah itu kami samapi di sebuah cafe. Kami memesan makanan dan minuman. “Jangan dulu makan, kita foto dulu!” Ucap Mikha sambil mengeluarkan iPhone dari saku celananya. Lalu Mikha mengabil gambar makanan dan minuman yang kita pesan. Setelah itu Mikha menyuruhku untuk mem-foto dirinya. Ia melihat hasil gambar yang telah aku ambil. Dia hanya tersnyum. “Nah sekarang giliran kamu yang difoto, gaya dong!” Aku bingung dan aku hanya bisa tersenyum kearah kamera. “Say Chesee!” Ucap Mikha. Lalu terdengar suara ckrek. Mikha terlihat serius menatap layar iPhonenya. “Nih, liat foto yang tadi. Kamunya cantik, akunya ganteng.” Ucap Mikha sambil memberikan iPhonenya kepadaku. Aku mengambilnya dan tersenyum melihat hasil foto tersebut. Kami memakan habis pesanan yang tadi di pesan. Setelah itu, Mikha mengantarku pulang kerumah. “Makasih udah mau nemenin aku, Coraline. Soal yang tadi di kantin aku minta maaf yaa.” Ucap Mikha sembari menatapku. “Sama-sama, makasih juga udah mau neraktir aku. Udah lupain aja.” Ucapku lalu tersenyum kepadanya. Tak lama kemudian mobil Mikha menghilang dari pandanganku. Aku masuk ke dalam rumah. Dan merebahkan diriku di sofa. “Where you from, who was he?” Tanya Mamah yang sedaritadi duduk di ruang tengah. “Campus, he was a new friend. His name is Mikha Angelo. He moved from Indonesia.” Jawabku santai. “Quickly change your clothes! Then we had lunch.” Ucap Mamah. “Sorry mom, I’ve had lunch with Mikha. I want to work on the task.” Ucapku seraya meninggalkan Mamah di ruang tengah. Setelah itu aku mengganti baju, dan merebahkan diri di kasur. Aku mengingat kejadian tadi saat di Kampus. Baru kali ini aku mendapat perlakuan dari laki-laki seperti Reuben dan Mikha. Aku pun segara tersadar dari lamunanku, dan mengerjakan beberapa tugas. Tiba-tiba handphoneku berdering, pertanda ada telepon masuk. Lagi-lagi dari nomor yang tidak dikenal.