[NUIT XIV] - Mind Reader

1.5K 239 29
                                    

Tadi siang aku mendapat kabar dari Hiken. Ia memintaku dan yang lainnya berkumpul hari ini di rumahnya karena ia punya informasi baru yang sangat penting.

Jadi aku membawa Courtney bersamaku atau aku akan mendengar bualan bualan Lucien yang konyol dan tak masuk akal. Mencoba menggodaku rupanya. Aku tak akan terjebak.

Ia pikir berapa lama aku mengenalnya? Satu hari?

Harusnya aku benar benar mematahkan tulangnya kemarin.

"Ibu, apa Athena dan yang lainnya akan datang?" tanya Courtney.

"Mungkin saja."

Ketika kami sampai, sudah banyak yang datang. Semuanya kecuali Chailyn.

"Tumben sekali Putri tepat waktu itu tak datang." sindirku.

"Ia akan datang tapi sedikit terlambat. Ku dengar ia akan membawa Athena karena Athena akan kesepian jika ia di kerajaan sendiri." jelas Katya.

"Memangnya kemana Pangeran Arthello?" tanya Varsha bingung.

"Kakakku itu sedang mengawasi keadaan Scorpius. Hanya berjaga jaga siapa tahu ada Manusia yang menyusup kesana." Katya mengangkat bahunya. "Itu sangat berbahaya apalagi untuk anak anak mengingat mereka punya senjata beracun."

"Benar sekali."

Tak lama setelah perbincangan soal Chailyn, ia pun datang dengan Athena, putri kecilnya.

"Maafkan keterlambatanku. Aku tak bisa meninggalkan Athena sendirian."

"Tak apa, aku juga membawa Canes karena Harry sedang sibuk." ujar Thylane.

Harry Crawford adalah seorang Elf biasa. Tapi ia dan Thylane saling mencintai. Tak bisa di salahkan, ia memang tampan.

Dan aku tak bermaksud selingkuh dari Lucien dengan memujinya.

"Kalau begitu bisakah kita membiarkan anak anak bermain sedikit jauh dan mendengarkan apa yang Hiken temukan?" Muse menaikkan sebelah alisnya.

"Tentu. Aku akan membawa mereka. Dan memanggil Hiken." Khasvain pergi bersama anak anak karena ia sendiri pasti sudah tahu soal ini.

Setelah Khasvain menghilang, Hiken datang tak lama kemudian.

"Apa semua orang sudah datang?"

"Jika orang yang kau maksudkan adalah kami bertujuh, maka ya. Kami sudah datang." sarkas Muse.

Hiken tersenyum. "Baguslah. Kalau begitu aku bisa mulai menceritakan apa yang aku dapatkan."

"Jadi aku telah menemukan markas mereka. Kebetulan tempatnya tak jauh dari Orion. Memang masuk ke dalam Dixie Forest tapi tidak begitu jauh."

"Aku berhasil meretas data komputer mereka. Jadi bisa di pastikan, besok adalah hari yang tepat untuk menyerang mereka."

"Kenapa harus besok?" tanyaku terkejut.

"Karena besok mereka akan meninggalkan markas untuk kembali ke Dunia Manusia. Saat itulah, kau bisa mengambil pedang itu tapi tetap waspada. Ia pasti menempatkan beberapa penjaga."

Aku mengangguk. "Baiklah. Aku akan memikirkan cara untuk kabur dari Lucien besok."

"Tenang saja. Besok mereka akan sangat sibuk. Aku juga akan di panggil ke pusat besok. Ku dengar ada masalah internal yang sangat penting. Tapi tenang saja, aku akan tetap mengawasi keadaan di sekitarmu asal kau terus melapor padaku." Hiken tersenyum.

"Terima kasih."

"Untuk sementara ini aku akan memantau pergerakkan mereka. Dan untuk kalian, tolong berhati hatilah." ujar Hiken. "Jika perlu besok tetaplah di kerajaan bersama anak anak. Karena jika ada masalah, akan berbahaya bagi anak anak."

"Tentu saja. Dan ku harap kau juga memberi tahu kami soal apa yang terjadi." ujar Chailyn.

Hiken mengangguk.

"Lalu apa kau akan pergi sendirian besok?" tanya Katya padaku.

Aku mengangguk. "Tentu saja. Lagi pula aku bisa apa?"

"Aku akan ikut." ujar Varsha tiba tiba.

"Kau mau ikut?"

"Ya. Kau kan mantan pacarnya suamiku. Jadi aku harus membantumu."

Alasan itu lagi??

•••

Ketika malam tiba, Lucien memanggilku ke ruang baca. Dan ku rasa ini akan jadi buruk jika ia memanggilku ke sana. Karena di sana kami biasanya saling bertukar pikiran.

Tapi aku tidak bisa sekarang atau seluruh rencana akan jadi berantakkan.

"Lily kemarilah."

Aku mengangguk dan duduk di sofa. Lucien menarik kursi bulat dan duduk di atasnya. Ia menggenggam tanganku.

"Kenapa tanganmu dingin? Apa kau sakit?"

"Tidak. Itu.. aku hanya kedinginan saja." dustaku.

"Benarkah? Tapi kau berkeringat." Lucien ingin menyentuh pipiku tapi aku menepis tangannya.

"Ada apa?" tanyanya bingung. "Kau tampak ketakutan. Apa ada sesuatu?"

"Tidak. Tidak ada apapun."

"Jadi kenapa kau menepis tanganku? Apa kau tidak ingin aku membaca pikiranmu?"

"Bukan begitu tapi aku hanya lelah." alasanku.

Lucien menaikkan sebelah alisnya. "Ku rasa itu bukan alasan. Katakan saja ada apa?"

"Jika tidak ku katakan apa kau akan memaksaku?"

Lucien mengangguk.

Aku mendesah dan meletakkan tangannya di pipiku. "Tak ada apapun."

Lucien hanya menatapku yang sedang memejamkan mataku. "Pasti ada sesuatu dan kau tidak ingin aku tahu. Tapi jika kau memang tidak ingin aku tahu, aku tak akan membacanya."

Ketika Lucien beranjak aku langsung menarik tangannya. "Tidak. Baca saja. Aku tidak berusaha menutupi apapun darimu."

Setidaknya sedikit.

Semoga kemampuan membentengi pikiran yang telah Katya ajarkan bisa mengelabui Lucien. Setidaknya sekali ini saja.

Lucien duduk kembali. "Aku tak akan membaca pikiranmu jika kau tidak ingin, Lily."

"Tidak apa. Kau selalu melakukannya. Dan aku tak sedang menutupi apapun."

"Baiklah."

Lucien meletakkan tangannya di pipiku dan aku mencengkram erat gaunku. Sedangkan tanganku yang lain memegang tangannya.

Aku dan Lucien menyatukan dahi kami dan menutup mata.

"Apa kau dapat sesuatu?" tanyaku ketika ia menjauhkan dahinya dariku.

"Ya."

"Tentang apa?" tanyaku was-was.

"Apa kau merusak rumah Hiken?"

Bagaimana ini?

•••

"Aku hanya tak sengaja memencet tombol itu dan tiba-tiba saja bomnya meledak." jelasku.

Lucien menaikkan sebelah alisnya. "Kau memang sangat ceroboh. Jika itu berbahaya, jangan sentuh benda itu. Mengerti?"

Aku mengangguk.

"Lalu apa lagi?" tanyaku.

Lucien menggeleng. "Aku hanya membaca bahwa kau telah berbuat onar. Sebaiknya aku menghubungi Hiken dan mengganti rugi atas apa yang kau lakukan."

Aku meringis. "Tidak begitu buruk. Sungguh. Kau belum melihatnya saja."

"Dan jika aku melihatnya, aku akan tahu bahwa itu sangat buruk."

•••

210117

MIRROR: Treacherous ChainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang