[MATINE IX] - Broken Chain

1.7K 252 14
                                    

Sejak malam itu, Lucien mulai kembali seperti biasanya. Tapi tetap saja ia sangatlah sibuk.

Seperti ia masih mengabaikanku.

Dan aku belum sempat mengatakan soal misi rahasiaku ini.

Aku bukannya tidak sempat. Tapi aku ragu. Apa Lucien akan marah atau ia akan membantuku. Jika ia membantuku, ku pastikan aku tak akan bisa melakukan apa apa. Ia yang akan melakukan semuanya.

Dan yang lebih buruk adalah jika ia marah padaku.

Aku tak bisa membayangkannya.

"Apa Courtney menginap dengan Khasvain lagi?" tanyanya ketika aku masuk ke dalam ruang kerjanya.

"Tidak. Aku.. aku.."

Lucien menaikkan sebelah alisnya, "Kenapa kau jadi gugup di hadapanku?" godanya.

Aku mengigit bibirku ragu, "Aku ingin pergi sebentar dengan Khasvain. Apa sebaiknya aku membawa Courtney?"

Bukan itu yang ingin aku tanyakan tapi... ya sudahlah.

"Tidak perlu. Bersenang senanglah, aku akan menjaga Courtney. Kau pasti akan sibuk membantu persiapan pernikahan Khasvain malam ini."

"Ah, ya. Begitulah. Jadi.. aku pergi sekarang?"

"Pergilah."

Aku berbalik dan pergi dari ruangannya. Sial. Aku tidak jadi mengatakannya.

"Bagaimana?" tanya Khasvain ketika aku keluar dari ruang kerja Lucien.

Aku menggeleng. "Aku tak bisa mengatakannya."

Khasvain mendengus, "Sudah ku duga! Biar aku saja yang bicara pada pamanku!"

"Tidak. Khasvain jangan!" aku menahan tangannya. "Kau ingin membunuhku atau apa? Tampaknya kau punya dendam tersendiri padaku, ya?"

Khasvain memutar bola matanya. "Ya. Karena kau bodoh."

"Dan kau idiot."

"Hei!" Khasvain melotot. "Akan ku adukan kau kepada pamanku nanti!"

"Dan ia suamiku!"

"Tapi ia pamanku sebelum ia jadi suamimu!"

"Apa peduliku?" Aku bersedekap dada.

"Baiklah, kita lihat siapa yang akan ia pilih. Kau atau aku!" Khasvain bergerak menemui Lucien tapi aku segera menariknya.

"Argh! Terserah kau, bocah sialan!" pekikku frustasi.

Kapan aku bisa menang melawannya?

•••

Malam ini ketika pesta pernikahan Khasvain di gelar, aku dan yang lainnya, The Princess maksudku, sedang membantunya menggunakan gaun pernikahannya.

"Akhirnya aku akan menikah."

Aku menggeleng, "Kau tampak idiot, Khasvain."

"Itu karena aku akan menikah." ujarnya dengan seringaian.

Katya menata rambutnya dengan indah. Memberikan flower crown yang cantik. Persis seperti yang di berikan Adelaide ketika ia masih kecil.

"Apa ini pemberian Adelaide?"

"Ya." jawabnya. "Hingga sekarang aku masih menyimpannya. Aku tidak akan pernah melupakan pelajaran darinya. Suka atau tidak, jika kau tidak menyukai hal itu maka kau bisa menghentikannya."

"Aku juga merindukannya." aku menahan air mataku.

"Jangan menangis. Kalian ini seperti gadis bodoh yang cengeng setengah mati." sindir Chailyn. "Aku masih tak bisa melupakan kenangan burukku dengannya."

MIRROR: Treacherous ChainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang