[MATINE XII] - Bomb and Boom

1.7K 234 25
                                    

"Itu.. kami.. kami tak ingin pergi kemanapun." alasanku.

Lucien menaikkan sebelah alisnya. "Oh." ia mengangguk. "Beberapa hari ini kau selalu pergi. Jadi aku bertanya tanya akan kemana kalian hari ini. Tapi sepertinya kalian punya urusan sendiri di sini."

"Ya. Kami ingin bermain dengan Courtney."

"Baguslah. Kalau begitu aku permisi karena aku harus pergi." kata Lucien. "Dan Khasvain, jangan pikir bahwa aku akan lupa pada perihal pernikahanmu itu. Aku tahu itu alasanmu tak menyapaku tadi."

Khasvain menghela nafas, "Aku lupa."

"Kau masih ingin berbohong padaku?"

"Baiklah baiklah. Maafkan aku, paman."

Akhirnya ada seseorang yang mampu membuat Khasvain tertunduk. Selain Adelaide saat itu.

"Kalau begitu kemarilah." panggilnya.

Khasvain berjalan dengan sangat lambat seolah ia sedang berada di neraka dan berjalan ke ujung jembatan api.

Ketika ia berada di depan Lucien, tiba tiba saja Lucien memeluknya. "Kau benar benar nakal, Khasvain. Aku tak menyukai apa yang kau lakukan dengan cerobohnya itu. Tapi aku tak bisa memungkiri bahwa kau menuruni kecerdasanku."

Aku tak tahan untuk tidak memutar bola mataku.

Pada akhirnya, Lucien kembali menjadi narsis.

Khasvain tersenyum lebar, "Benarkah?"

"Ya. Tapi aku harap tak ada pengulangan akan kejadian ini, Khasvain. Menikahlah dengan Hiken dan bersungguh sungguhlah."

"Tentu saja. Aku akan menikahinya."

Apa Khasvain merubah pikirannya setelah mendengar ceramah singkat dari Lucien?

"Tapi setelah rambutku memutih. Oh, dan aku tahu, rambutku memang tak akan memutih tapi siapa yang tahu apa yang akan terjadi pada lelaki tengik itu nanti?" tanya Khasvain seraya merenyitkan dahinya. "Setidaknya aku tak perlu menikah dua kali jika itu benar benar terjadi."

Aku nyaris menepuk kepalaku ketika mendengar ucapan panjang lebar milik Khasvain.

Lucien menjitak kening Khasvain, "Jangan sembarangan. Siapa tahu jika Hiken adalah lelaki paling panjang umur yang pernah kau temui?"

"Kalau begitu aku akan menikahinya." jawab Khasvain seraya mengulum senyumnya. "Setelah dunia kiamat dan hanya ia yang selamat."

Hiken mendengus.

"Sabarlah." aku menatapnya perihatin.

"Kau pikir siapa yang ingin menikahi perempuan tembok sepertimu? Dingin, keras, datar lagi."

"Apa kau bilang?" Khasvain menyolot seketika.

"Apa kau tidak dengar? Kalau begitu biar aku tambahkan. Perempuan dingin, keras, datar dan tuli."

"HIKEN!!!" pekik Khasvain berapi api.

Aku menutup telingaku.

Lucien langsung membekap mulut Khasvain, "Jangan berteriak. Kau tidak ingin membuat Courtney datang dan bertanya tanya kan? Kenapa bibinya yang satu ini tidak laku?" tanya Lucien seraya menyeringai.

"Paman!"

Lucien tertawa. "Baiklah, dari pada kau dan Hiken menjadi ribut, bagaimana jika kau membantuku?"

"Membantu apa?"

Lucien langsung membisikkan sesuatu pada Khasvain dan seketika firasatku menjadi tak enak....

MIRROR: Treacherous ChainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang