Lagi-lagi dia terbangun di tengah malam. Mimpi yang sama selalu membuatnya terjaga setiap harinya. Ketika dia sudah bangun seperti ini, sulit rasanya untuk kembali tidur. Dan hal yang biasanya dilakukan adalah menenangkan diri dengan duduk di sofa, sembari menatap cahaya rembulan dari balik jendela.
Tidak jarang dalam situasi seperti ini mampu membuat Naruto berkeringat dingin, pikiran tidak karuan, dan rasa kegelisahan yang teramat besar.
Mimpi itu bukanlah tentang pembunuhan, darah atau hal mengerikan lainnya. Mimpi itu cukup sederhana, hanya seorang perempuan yang tidak bisa dilihat wajahnya. Namun mimpi itu terasa begitu nyata baginya.
Berulang kali Naruto mencoba mengingat wajah perempuan asing di mimpinya, namun sama sekali tidak mendapatkan petunjuk apa pun. Mimpi yang selalu sama di setiap malam berhasil menghantui dirinya.
Entah apa yang salah darinya, mimpi itu datang begitu saja setelah dia kembali dari Amerika. Hampir satu tahun di setiap malam selalu seperti ini. Bagaimanapun ini membuatnya jenuh dan tidak bisa fokus, dan terakhir berujung frustrasi.
"Kau menghubungiku di jam segini?" Kakashi datang dengan wajah lesu di sana. Terlihat jelas kalau pria itu baru terbangun dari tidurnya. Namun dia tidak bisa menolak, ketika lelaki itu memanggil dirinya.
"Maafkan aku," kata Naruto. Dia menyandarakan punggungnya pada sofa, menatap teduh ke arah lantai. "Aku benar-benar tidak tahan lagi."
Kakashi tersentak, sepertinya pria itu mulai sadar sepenuhnya. Ia bahkan mengambil duduk di samping Naruto. "Apa kau mimpi itu lagi?" tidak ada jawaban, namun dia bisa menebak kalau apa yang dikatakan olehnya adalah benar.
"Apa kau pernah memiliki hubungan yang buruk dengan seorang perempuan? Bisa jadi kau melakukan kesalahan padanya, sehingga dia datang menghantuimu."
"Apa maksudmu aku ini membunuh seseorang? Kau berkata seolah-olah aku melakukan kesalahan fatal."
"Eh?" Kakashi mengedar pandangan sekitar. Merasa bersalah dengan apa yang diucapkannya barusan. Padahal itu hanya pendapatnya saja dan dia juga hanya menebak. Lagi pula, orang lain akan berpikiran hal yang sama seperti dirinya untuk saat ini.
Sebagai seorang bawahan keluarga Namikaze-Uzumaki. Kakashi tidak terlalu mengenal baik sosok Naruto seperti apa, selain pekerja keras dan gila kerja. Hanya itu penilaian darinya. Mengenai seorang wanita, selama Kakashi berada di sisinya, tidak pernah sekalipun dia mendengar kabar mengenai kencan atau hal semacamnya.
Bahkan selalu berpikir; apakah dia lelaki normal? Bagaimanapun mereka sama-sama seorang laki-laki dan tentu membutuhkan sesuatu dari seorang wanita ̶ ̶ seperti menghibur diri misalnya.
Pernah terlintas di dalam pikirannya untuk menanyakan hal semacam itu. Atau mungkin bisa jadi, ada sesuatu masa lalu yang buruk pernah terjadi, sehingga membuat Naruto takut memiliki hubungan dengan seorang perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blurry Memories
FanfictionNaruto selalu terbangun di setiap malam. Mimpi yang membuatnya begitu frustrasi dan terasa begitu nyata. Mimpi yang sama selalu menghantuinya di sepanjang malam. Sosok perempuan di dalam mimpi itu tidak terlihat jelas. Kakashi menyimpulkan kalau mi...